Perlahan tapi pasti Chenle membuka matanya. Hal pertama yang ia lihat adalah ruangan dengan nuansa gelap dan di sampingnya ada boneka beruang putih besar. Tubuhnya sedikit ia renggangkan dengan pelan.
Seperkian detik berikutnya Chenle mencium bau rokok dari arah balkon. Pelan ia turun dari ranjang dan berjalan menuju balkon kamar. Matanya membola takut waktu melihat siapa yang ada disana.
Criss Kim
Laki-laki keturunan Inggris yang pernah ingin melecehkan waktu masih terkurung di bangunan haram itu. Pelan juga ia membalikan badannya dan keluar dari kamar itu untuk saja pintu tidak di kunci.
Dan lebih beruntung pintu keluar terbuka dengan lebarnya. Tanpa basa-basi Chenle langsung saja berlari keluar dari rumah itu, tetapi seseorang yang ia takuti melihat dari balkon kamar.
"Aku akan mendapatkanmu," gumamnya pelan.
Sempat Chenle melihat kebelakang namun langsung saja berlari cepat keluar dari sana. Tanpa alas kaki membuat telapak kaki mulusnya terluka. Chenle tidak peduli sekarang keinginan hanya pergi dari sana.
Tanpa tujuan ia berlari dengan cepat masih dengan derasnya air matanya. "Hiks hiks tolong," gumam Chenle tanpa henti dan terus berlari.
Singkat cerita Chenle melihat mobil berhenti tepat di depannya. Ingin berbalik namun ini masih ada di kawasan perumahan Criss. Pintu mobil terbuka menampakkan seseorang yang begitu Chenle kenalin.
Kakinya melangkah untuk memeluk tubuh tinggi itu sebelum seseorang datang dan memeluk tubuh laki-laki Park itu dengan manja. Jisung pun tidak marah seperti seseorang memeluk tubuhnya.
Air matanya semakin deras namun berusaha ia bendung. "Hai Chenle kita bertemu lagi," sapa laki-laki manis itu dengan tatap menghinanya.
"Gege"
"Lihat sayang dia masih menganggap aku gege nya padahal aku sendiri yang menjualnya para Criss. Menyedihkan sekali hidup mu Zhong Chenle"
Mata Chenle membola kaget mendengar itu. Apa semua yang di lakukan Jisung hanya sandiwara saja agar ia bisa dengan mudah di jual.
"Kenapa?!"tanya Chenle dengan lantang.
"Yahh.... Karena aku membencimu kenapa segala yang aku inginkan selalu kau yang mendapatkannya. Semoga hidupmu akan bahagia menjadi budak sex Chenle"
"Ku mohon jangan," tahan Chenle tanpa malu ia rela saja bersujud di bawah kaki Jisung maupun Renjun kakak kandungnya sendiri."ku mohon jangan cukup sekali saja aku menjadi budak sex seseorang. Kumohon jangan lagi aku tidak sanggup, ku mohon ge. Setelah ini aku akan pergi jauh dari kehidupan kalian aku berjanji asalkan bebaskan aku dari perbudakan ini. Kumohon "
"Bagaimana sayang?" tanya Renjun pada Jisung yang enggan untuk menatap Chenle.
"Terserah"
"Baiklah Zhong! Karena calon suamiku juga menyetujui jika kau pergi dari kehidupan kami. Maka aku akan mengirimkan mu jauh dari aku, Jisung maupun Korea dan Cina tidak lupa Criss sendiri"
"Terimakasih aku akan mengingat semuanya dan segala kenangan bersamamu Park," lanjut Chenle dalam hati mencoba membendung air matanya.
Malam itu adalah malam terakhir Chenle melihat seseorang yang begitu berarti dalam hidup. Cinta pertama dan cinta terakhir dari seorang Zhong Chenle.
.
.
.
Hembuskan lalu tarik kembali lalu hembuskan lagi.Pagi sejuk Chenle sudah di bandara menuju negara paling indah di dunia. Di belakangnya ada Jisung dan Renjun, keduanya akan melakukan acara pernikahan selepas ia pergi.
Tak apa ia harus kuat.
Chenle merogoh saku celananya terdapat foto milik Jisung saat keduanya ada di pasar malam. Keduanya berfoto bersamamu tanpa sadar air matanya kembali terjatuh.
"Jisung Chenle pergi dulu hidup bahagia dengan Renjun ge, " gumam Chenle dan pergi menjauh meninggal Jisung masih mematung di tempatnya.
Tawa sumbang Jisung keluar dan pergi berlalu dari sana bersama dengan Renjun masih memeluk lengannya. Sesampainya di mobil ada asistennya yang akan mengantarkan ia pulang ke rumahnya.
Renjun yang melihat Jisung masih saja diam dari kemarin berdecak kesal. Padahal ia sudah menyingkirkan Chenle tapi apa hasilnya Jisung masih saja mendiamkannya.
"Ck, bisa kau tidak usah memikirkan Chenle lagi!" Jisung tersentap pelan setelah mendengar pengucapan dengan nada tinggi itu."kau tidak berterimakasih denganku sudah melenyapkan benalu dari hidupmu"
"Laki-laki yang kau sebut benalu adalah rembulan dan matahari untuk tuan Park," jawab asisten Jisung yang paham jika tuannya sudah sangatlah lelah.
Renjun yang mendengar itu semakin saja kesal. Sungguh ia tidak bisa menyingkirkan nama Chenle dari kehidupan Jisung.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Diamond Park
RomanceDiamond Park kata yang cocok untuk menggambarkan seorang bernama Park Jisung dengan segala kekayaannya. Hanya satu orang saja yang beruntung bisa mendapatkan Park Jisung. . . . Zhong Chenle laki-laki asal tirai bambu yang harus terkurung di dala...