Elusan dingin mengenai pipi milik Jisung tengah tertidur di ruang tamu. Ia tadi tengah bermain game sambil menunggu Chenle dan Verlan pulang dari festival musim semi di Gangnam. Ia tidak bisa datang karena baru saja pulang dari luar negeri.
Saat ia pulang sudah ada stik note di pintu masuk berisi tulisan Chenle. Yang mengatakan jika keduanya ada di Gangnam, Jisung setelah membaca itu langsung saja menyuruh anak buahnya mengawasi Chenle dan Verlan.
Dug
"Akhh kepala ku." Desis Jisung merasakan sakit di bagian kepalanya.
"Dydy!" Teriak si kecil setelah berhasil memukul kepala daddynya. "Dydy ngan bobo"
"Iya daddy tidak akan tidur, dimana babamu?" Tanya. Mencium seluruh wajah sang anak yang ada di atas perutnya.
"Dada ngeng!"
"Hah??" Jisung menatap anaknya bingung karena tidak mengerti bahasa sang anak. Sampai suara lembut datang dari arah belakang dan sepasang lengan kecil dan putih memeluk lehernya pelan.
"Sayang"
"Hmm"
"Jangan seperti itu nanti bayinya akan terhampit." Mendengar teguran dari kepala keluarga langsung saja ia berpindah untuk duduk di atas perut sang suami.
Laki-laki dominan yang melihat itu hanya tersenyum senang. Mengelus perut buncit sang istri dengan lembut sedang tangan satunya menepuk-nepuk punggung kecil Varlen agar cepat tertidur.
"Ji-ah"
"Ya??"
"Itu... tadi aku bertemu dengan eomma di Gangnam dan beliau meminta agar kita menampung Wonyoung. Sebab perempuan itu tidak memiliki rumah, perkerjaan, keluarga semuanya sudah hilang setelah tindakanmu beberapa tahun yang lalu"
"Hubungannya dengan kita apa???"
"Ji~...." Rengek Chenle tidak suka suaminya tak berperasaan seperti ini. "Kumohon aku ingin menunjukkan sesuatu padamu nanti dia akan datang"
"Oke, fine. Tetapi kau tidak boleh mengambil keputusan tanpa persetujuan dariku ini untuk pertama dan terakhir kalinya, paham"
"Paham daddy"
Sahut Chenle dan ikut berbaring disana. Untuk saja sofa itu cukup dengan ketiga, di detik, menit, jam, hari, bulan dan tahun yang begitu indah bagi keduanya.
Bisa menikmati waktu bersama dengan cara sang buah hati. Demi apapun Jisung tidak bisa berkata apapun selain tersenyum dengan bahagianya namun kebahagiaan terganti dengan senyuman iblisnya.
Jisung tahu rencana Wonyoung dan eomma apalagi sekarang, eomma nya mengerimkan maid baru sekitar 1 orang dengan Wonyoung nanti menjadi 2 orang.
Suara nyanyi Chenle menjadi melodi yang begitu Jisung harapkan. Suasana ruang tamu begitu manisnya masih dapat di lihat dengan seseorang yang menatap kesal.
Jisung tahu, malah ia tahu segala rencana eomma nya itu. Apa mereka mengira Jisung tidak tahu jika maid Karina adalah seorang jalang, siap mengangkang dengan siapa saja.
"Tuan maaf menganggu waktu anda saya ingin meminta pertolongan." Baru saja di bicarakan sudah datang saja.
"Sebentar"
Jisung mengangkat tubuh Chenle dan Verlan untuk pindah ke kamar yang sudah di siapkan di lantai dasar. Selesai dengan kewajibannya, langsung saja Jisung mengikuti Karina dari belakang yang membawanya ke bangunan khusus untuk para maid.
Sesampainya di sana Jisung di suguhi dengan pemandangan maid-maid rumahnya. Tengah berpakaian sexsi entah apa tujuannya, memang senua maid di rumahnya ini pilihan dari eomma nya.
Tidak ada hawa nafsu yang datang malah kejijikan yang datang menghampiri Jisung. Terlebih ia melihat Karina dengan santainya membuka rok maid nya memperlihatkan celana dalam dengan warna hitam. Membungkus sesuatu yang begitu nikmat jika di masuki.
Prok
Prok
Prok
Tiga kali tepuk tangan mengandung semua mata untuk melihat ke arah laki-laki lain di belakang Jisung. "So, apa yang harus kulakukan?"
"Puaskan saja yang mana mau di puaskan denganmu jika kau dan yang lain ingin bisa datang saja"
"C'mone baby"
Siapa yang mengira jika teman Jisung adalah seseorang yang baik. Semuanya salah Jisung dan teman-temannya adalah penggila sex, lihat saja Chenle dengan segala kenikmatan dalam dunia ranjang yang di berikan Jisung selama ini.
.
.
.
"Ji-ah kenapa ada suatu teriakan dari rumah untuk para maid?" Tanya Chenle pada suaminya saat ia tengah masak sedangkan Jisung mengajarkan anaknya untuk berbicara dengan benar dan pasih."Don't know. Mungkin mereka tengah bermain"
Chenle yang tidak paham sama sekali hanya mengangguk pelan saja. Tangannya sibuk berkerja memotong wartel dan kentang untuk di campurkan kedalam bubur anaknya nanti.
"Sayang, tidak usah memasak terlalu banyak aku akan memakan bubur milik Verlan"
"Tumben? Biasanya Ji-ah tidak suka dengan sesuatu yang lembek seperti bubur"
"Mencoba hal baru"
"Ck, baiklah. Mau di tambah dengan daging atau telur rebus saja?"
"Kornet saja jika kau lelah tidak usah aku dan Verlan akan makan seadanya saja"
"Ji~ jika itu keinginanmu dan Verlan aku tidak masalah. Itu memang sudah menjadi tugasku menjadi ibu untuk Verlan dan istri untukmu"
"Very sweet, baby"
Uhuk
Chenle terbatuk tiba-tiba membuat kedua mata disana menatapnya dengan cepat. Tatapan sang anak begitu mendominasi keadaan yang tengah ia rasakan bersama sang daddy.
"Ba why yu....?"
"Not you, sayang," Si laki-laki Zhong yang mendengar itu terkekeh pelan. Ia mencium bau tak sedap.
"Ji-ah apa tadi maid sudah membuang apel busuk dari dalam gudang? Astaga baunya sampai tercium ke sini, ck, jika mereka tidak bisa aku akan menyuruh penjaga Lee saja yang melakukannya. Memang tidak bisa di harapkan"
Semenjak hamil tingkat ke emosian Zhong Chenle semakin meningkat. Yang awalnya 53% - 98%, nasib Jisung harus mendengar semua omelan dari si cantik.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Diamond Park
RomanceDiamond Park kata yang cocok untuk menggambarkan seorang bernama Park Jisung dengan segala kekayaannya. Hanya satu orang saja yang beruntung bisa mendapatkan Park Jisung. . . . Zhong Chenle laki-laki asal tirai bambu yang harus terkurung di dala...