Diamond Park Chapter 17

3.8K 299 14
                                    

Sekitar pukul delapan malam Chenle sampai di rumahnya. Langsung saja ia mandi karena badannya terlalu lengket akibat berkerja seharian. Tadi ia sudah menebus obatnya di apotek bersama perempuan itu lagi.

Malah mereka adalah tetangga walau terhalang satu rumah besarnya minta ampun. Selesai mandi langsung saja membuat makan malam walau hanya roti tawar dan susu kehamilan baru juga ia beli.

Sekitar 5 menit Chenle makan dan sekarang tengah bebaring di ranjang dan juga sudah memakan vitaminnya. Ia mencoba belajar menjadi ibu yang baik untuk anaknya walau hanya orang tua tunggal saja.

"Semoga saja kau tidak tahu tentang keberadaan anak ini dan aku Ji-ah. Aku takut kau akan mengambilnya dariku," gumam Chenle mengelus perutnya dengan lembut.

Suara riuh dari arah samping membuat ia penasaran. Dengan cepat Chenle berjalan keluar menuju balkon. Di sana ia melihat seseorang dengan tubuh tinggi sedang berbicara dengan wanita tua pemilik gereja di depan rumahnya ini.

Kening Chenle bekerut merasa jika seseorang itu sangatlah ia kenali. Tanpa sadar Chenle malah mengira itu Jisung tapi mana mungkin laki-laki Park itu tahu keberadaannya.

Hawa dingin membuat Chenle langsung kembali masuk kedalam rumahnya. Kantuk pun datang membuat ia langsung saja begegas tidur tetapi belum juga memejamkan matanya. Chenle malah marasa ada seseorang yang membuka pintu kamar rumahnya.

Namun tidak ia ambil pusing. Langsung saja tertidur dengan tenang. Sadar atau tidak pintu kamar Chenle terbuka dengan perlahan memperlihatkan laki-laki tinggi dengan seringai liciknya.

"Hai baby boy," gumamnya pelan langsung saja menuju ranjang Chenle.

Di bukanya selimut tebal itu. Padahal baru beberapa menit Chenle memejamkan matanya tapi ia tidak sadar ada seseorang di dekatnya. Tangan besar dan berurat itu mengelus sekitar paha Chenle dengan pelan.

Mata tajamnya terus menatap orang yang begitu ia rindukan ini. Karena laki-laki itu ia berpisah dengan Chenle padahal mereka sudah pernah bertemu di bangunan haram itu.

Tangannya semakin nakal malah semakin menjalar masuk ke area yang lebih intim. Ia ingin memeriksa sesuatu apa Chenle masih ketat atau tidak.

"Ayo bermain sebentar bukannya kau sudah terlalu lama pergi," bisiknya tanpa aba-aba langsung menarik dalam Chenle.

Tetapi laki-laki manis ini masih belum sampai akhir laki-laki misterius itu berhasil memasukinya tapi Chenle tidak sadar sama sekali.

Aneh tetapi itulah kenyataan.









.
.
.
"Hah!ha...!!"

Nafas Chenle terengah-engah saat terbangun di pukul 3 dini hari. Semuanya terasa sangatlah aneh berada di dalam sangatlah sesak di tambah dengan jendela kamarnya yang tertutup.

Kaki kecilnya turun dari ranjang namun segera ia akan kembali saat mata indah itu. Tidak sengaja melihat tangan keluar dari bawah kolong ranjang tetapi Chenle berpikir itu hanya sebuah halusinasi saja.

Kembali memberanikan diri untuk pergi membuka jendela kamar. Setelah berhasil ia memutuskan untuk turun ke lantai bawah.

Menurut Chenle ataupun tidak seperti ada seseorang yang mengikutinya dari belakang. Namun jika ia toleh ke belakang tidak ada orang sama sekali, Chenle jadi merinding sendiri.

"Ya Tuhan tolong lindungi hambamu ini," gumamnya kembali masuk kedalam kamar untuk mengambil Alkitab miliknya.

Sehabis mengambil Alkitab barulah Chenle kembali turun menuju dapur untuk memakan sesuatu. Rasanya selalu saja ada yang memperhatikan dirinya tapi di rumah ini hanya ada Chenle seorang.

Nafasnya naik turun waktu merasakan benda dingin tepat di bahunya. Karena penasaran Chenle melirik lewat ekor matanya ke arah samping.

"AAAAAAAAAAAA JISUNG TOLONGIN CHENLE...!!!"

Teriak Chenle seketika waktu melihat wanita dengan wajah sangatlah hancur. Di tambah dengan tatapan tajam mengarahkan kepada. Wajar jika Chenle pingsan saat melihat sosok misterius itu.











TBC

Diamond ParkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang