Setelah kejadian kemarin si manis Zhong hanya berdiam diri di dalam kamar karena syok. Dan Jisung juga melarang Chenle untuk melakukan perkerjaan rumah, untuk urusan masak Jisung mempercayai kepada gofood.
Chenle yang mendapat perhatian seperti itu tentu saja senang. Bahkan si dominan rela berkerja dari rumah di banding berkerja di kantor. Sekarang mereka sedang berbaring di atas ranjang keadaan Chenle juga sedikit memburuk.
Karena penyakit flu nya semakin menjadi akibat siang yang cukup panas itu.
"Ingin makan sesuatu?" tanya Jisung tengah mengusap hidung peseng laki-laki mungil tengah sakit ini.
"Tidak," balas Chenle hampir tidak terdengar."nafsu makan tidak ada"
"Pesekku tidak ada nafsu makan ternyata," Jisung sedikit melonggarkan pelukannya."makan lah sedikit setelah itu kau akan minum obat,"seperti anak manis ini sudah masuk tahap demam.
"Ikut~"
"Tunggulah disini aku akan kembali sebentar saja dan jangan begerak lukamu masih basah"
"Ji-ah Chenle ingin ikut"
"Tunggu sayang tunggu"
Sadar atau tidak keduanya sudah sangatlah persis seperti seseorang yang tengah menjalani sebuah hubungan.
Di dapur Jisung langsung saja memasakkan pesanan yang tadi malam pesan. Sambil menunggu makanan panas, tangannya sibuk bermain dengan handphone.
Dokter Kim
Datang ke aprt
Siang nnt||Baik Pak
Setelah menerima balasan ia langsung saja menyampaikan teh hangat dan air mineral. Di taruh di atas nampan berukuran sedang bersama makanan yang ia panaskan.
Setelah selesai Jisung langsung saja kembali ke dalam kamar. Yang ia lihat ada si kecil Zhong tengah sibuk menusuk lukanya sendiri dengan pelan.
"Chenle," tegur Jisung sudah ada di samping Chenle masih berbaring.
"Maaf tapi ini gatal"
"Coba sini"
Tangan Jisung menarik lengan kecil itu setelah menaruh nampan di atas nakas. Terlihat bercak merah akibat ulah si manis si pinggiran luka.
"Nanti ada dokter yang akan memeriksamu"
"Ji-ah nanti juga sembuh kenapa harus mengabari dokter!ishh Chenle tidak sakit Ji Chenle sehat kok husss"
Laki-laki Park itu terkekeh pelan."lalu yang keluar dari sini apa?"
"Nanti juga sembuh"
"Kau sangat mencintai penyakitmu sekarang makan setelah minum obat"
"Janji tidak ada dokter"
"Iya manis"
Dengan cepat Chenle memakan, makanan yang di bawa oleh Jisung. Walau sedikit ogah-ogahan tetapi ia lebih takut dengan jarum suntik.
Sekitar empat sendok saja Chenle sudah tidak sanggup makan lagi. Karena kasihan melihat Chenle seperti akan muntah membuka Jisung tidak tega. Dengan cepat ia mengambil napam itu dan menaruh di atas nakas.
"Ingin muntah?"
"Tid- hoek hoek hoek"
Terlambat Chenle sudah memuntahkan makanan yang ia makan tadi ke atas selimut nyaman milik si Park. Jisung yang melihat itu rasanya ingin marah namun ia tidak bisa melampiaskan pada Chenle.
"Maaf aku tidak bisa menahannya lagi"
"Tidak apa"
Balasnya langsung saja membersihkan sudut bibir Chenle menggunakan tissu basah. "Apa masih pusing?"
"Sudah lumayan membaik setelah muntah tapi badannya masih lemas"
"Tak apa sekarang kita pindah ke raung tengah nanti ada maid dari rumah ke sini"
"Dari rumah eommamu?"
"Kau sakit tapi masih cerewet"
Chenle yang mendengar itu merengut tidak senang. Tiba-tiba saja tubuhnya terangkan pelan dan di bawa keluar dari kamar menuju ruang tengah. Sebelum ikut berbaring disofa Jisung sudah mematikan AC.
.
.
.
Sekitar jam 1 siang dokter dan maid dari rumah Jisung sudah sampai di apartemennya. Chenle sudah di periksa dari 30 menit yang lalu dan sekarang ia hanya duduk diam sambil menatap obat sirup di tangannya.Di sebelahnya ada Jisung yang tengah menonton berita. Dan ia tidak paham apa yang di tonton dengan Jisung yang ada Chenle malah mengantuk.
Keduanya tidak sendiri karena ada maid Jisung yang akan menemani mereka sampai Chenle benar-benar sembuh.
"Ji-ah"
"Hmm"
"Chenle tidak senang ada perempuan itu," gumam Chenle pelaj sayangnya tidak di dengar oleh Jisung karena terlalu pelan hampir tidak terdengar sama sekali.
"Apa?"
"Tuan Jisung tugas yang and perintahkan sudah saya laksanakan," kata perempuan cantik itu sedikit membuat Chenle bungkam karena tingkah anggunnya.
"Baiklah buatkan aku dan Chenle teh hangat dan kopi"
"Ba-baik"
"Aku tidak mau dapurku di sentuh orang lain!!" teriak Chenle kesal membuat Jisung terkegat.
"Manis kenapa, hmm??"
"Aku tidak ingin dapurku di sentuh orang lain!kenapa kau malah menyuruh orang lain membuatkanmu kopi.cih, dengan tangan satu saja aku mampu intinya aku tidak akan pernah memasak lagi karena dapurku yang suci sudah tidak suci lagi"
Perempuan cantik tengah berada di dapur yang mendengar itu sedikit tersindir. Ia juga tidak ingin melakukan hal ini tapi karena gajih yang di berikan sangatlah membuat ia terpuaskan.
"Chenle-ya astaga," Jisung yang melihat Chenle menangis langsung saja menarik ke dalam pelukan tentu saja masih di lihat dengan perempuan cantik itu."baiklah, maafkan aku. Kita akan mencari rumah yang baru setelah kau sembuh dan Ily akan tetap berkerja di sini sampai kau sembuh, paham"
"No! Chenle ingin di saja!tidak mau yang lainnya hiks"
"Lalu kau akan mengerjakan perkerjaan rumah di saat kau sakit seperti ini"
"Hiks hiks jahat!" tangisan Chenle semakin besar bukannya marah Jisung malah gemas dengan cara Chenle menangis seperti anak kecil.
"Baiklah. Ily tidak akan tinggal di sini"
Bukannya berhenti menangis Chenle malah semakin menjadi. Dengan sigap Jisung menggendong tubuh sedikit kurus itu mengelilingi apartemen mereka.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Diamond Park
RomanceDiamond Park kata yang cocok untuk menggambarkan seorang bernama Park Jisung dengan segala kekayaannya. Hanya satu orang saja yang beruntung bisa mendapatkan Park Jisung. . . . Zhong Chenle laki-laki asal tirai bambu yang harus terkurung di dala...