Suasana meja makan sangatlah tegang. Untuk saja tidak ada nyonya muda Park di sana karena Chenle sudah terlelap selepas makan malam lebih awal barusan. Sekarang hanya ada eomma Park, Wonyoung dan Jisung saja.
Sandari tadi eomma Park barusan mendekatkan Jisung dan Wonyoung. Namun perkataannya sama sekali tidak mendapatkan balasan dari sang anak sampai acara makan malam selesai.
Sehabis makan malam Jisung langsung saja pergi untuk menlanjutkan perkerjaan yang sempat tertunda. Sekarang ia ada di ruang kerja miliknya yang ada di sebalah kamar ia dan istri.
Leher Jisung terasa sangatlah berat, seperti ada seseorang yang memeluk namun segara ia tepis. Sekitar membaca 27 (dua puluh tujuh) berkas, Jisung memilih langsung keluar saja.
Ia masuk ke kamarnya ada sang istri yang terbangun karena Verlan terbangun meminta susu. Anaknya tidak menyusu asi, entahlah kenapa sama seperti dulu. Di rebahkan tubuhnya di samping sang anaknya seperti tengah menahan kantuk.
Selesai membuatkan susu, Chenle langsung saja memberikan susu kepada Jisung untuk suaminya pegang saat sang anak menyusu. Sedangkan ia ingin ke kamar mandi sebentar untuk menuntaskan sesuatu.
Setelah mengosongkan kantong kemihnya barulah Chenle keluar. Dapat ia lihat jika laki-laki Park itu malah menjahili anaknya yang sangatlah mengantuk. Di lihatnya jam dinding baru saja menunjukkan angka 10 malam. Sudah cukup larut.
Apa yang di lakukan manusia ular itu.
Batin Chenle yang berniat keluar namun suara berinton mengagetkan dirinya. "Mau kemana?"
"Kedapur sebentar air untuk mengisi botol susu Verlan sudah mau habis"
"Letakkan saja disana nanti kuisikan"
"Ji-ah aku masih bisa...."
"Chenle dengarkan apa kata suamimu"
"Curang"
"Kemarilah tidur bersama disini," tepuk Jisung dan bergeser agar Chenle berbaring di tengah-tengah ia dan anaknya.
Laki-laki manis itu hanya menurut saja dan berbaring di samping sang suami. Tangan besar itu mengelus perutnya seperti kegiatan setiap malam sebelum ia tertidur.
Terasa hangat di bagian leher lantaran Jisung sangat menyukai mengendus area lehernya. Samar-samar Chenle mendengar suara seperti piring jatuh namun ia tidak terlalu memperdulikan hal tersebut.
Tok
Tokk
Tokkk
"Jisung! Ini eomma sayang tolong bukakan pintunya tangan eomma berdarah"
Bukannya menolong sang ibu, Jisung justru memeluk tubuh Chenle dengan erat. Ia tahu jika wanita tua tengah berbohong, rasanya ingin saja Jisung memukul seseorang yang ada di luar sana namun takut dosa.
"Ji-ah jangan seperti ini cepat... tolong eomma di luar sana aku tidak mau dia semakin tidak menyukai"
"Biarkan saja ada anaknya yang akan menolongnya nanti"
"Bukannya kau anaknya?"
"Aku sudah memutuskan hubungan dengan setelah kau pergi ke Islandia"
"Terserah"
Chenle jadi badmood jika mengingat waktu ia di usir oleh gegenya sendiri. Masih ada rasa kesal belum tersampaikan dengan laki-laki monyet itu.
"Good night my honey"
.
.
.
BRAKKK....!!!"VERLAN!!!!"
Suara teriakan dan dentuman yang nyaring membuat seisi rumah kaget. Semuanya berlari ke arah dapur terlihat Chenle yang meringkuk menahan sakit di bagian punggung sambil memeluk anaknya. Di belakang tubuh kecil itu masih terlihat salah satu maid yang tega melemparkan Chenle dengan kardus berisi barang-barang bekas.
"KAU GILA ATAU APA?! JIKA KAU TIDAK TAHAN BERKERJA DI SINI KATAKAN JANGAN SAMPAI MENCELAKAI CHENLE. DIA MASIH MAJIKANMU ASAL KAU TAHU BEDEBAH!" Teriak Jaemin yang memang sudah datang tadi pagi, sekitar jam 6 lewat.
Jisung yang panik takut terjadi kepada anaknya dan istri langsung saja menggendong masuk kedalam kamar. Sedangkan Jeno menelpon dokter pribadi keluarga Jisung.
Suasana semakin menceka, karena mereka tahu jika Park Jisung akan sangatlah sulit mengontrol emosinya terlebih itu menyangkut anaknya dan sang istri.
Emosi Jaemin sama halnya tidak bisa ia tahan. Ia dapat menebak ini rencana dari siapa sebelum Jisung bertindak laki-laki Lee itu sudah menyuruh maid itu pergi sekarang!
"Kau!" Jari telunjuk Jaemin mengarahkan kepada Wonyoung yang diam tanpa kata. "Aku tahu jika itu adalah kelakuannya! Tidak ada yang tidak tahu sebarapa jahat manusia seperti WONYOUNG-SSI BERSYUKUR KAU SUDAH DI TEMPUNG DISINI. DEFINISI SESEORANG YANG DI BERI HATI MASIH MEMINTA JANTUNG ADALAH KAU!"
"Nyonya Jaemin mohon tenang"
Bagimana Jaemin bisa tenang di sela-sela amarahnya saja. Ia masih dapat mendengar suara tangus Verlan dan Chenle dari kamar beruntung dokter pribadi sudah datang.
"Jangan asal mengatakan saja!"
"Ck, yang kukatakan semuanya adalah fakta asal kau tahu saja. Kau dan perempuan bangsat itu sama PARK SOOYOUNG!"
"NA JAEMIN...!!!" Teriakan dari arah belakang menghentikan aksi Jaemin yang ingin menampar eomma Jisung.
"Aku memang tidak menyukai eomma ku sendiri tapi aku tidak terima jika eomma ku di pukul oleh orang lain"
Jaemin menatap Jisung kesal. Padahal ia sudah memimpikan hal ini untuk membalaskan dendamnya pada wanita tua ini.
Merasa mendapatkan pembelaan membuat Wonyoung dan nyonya Park semakin menjadi. Jaemin yang melihat itu semakin di buat kesal dan memutuskan untuk pergi dari sana.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Diamond Park
RomanceDiamond Park kata yang cocok untuk menggambarkan seorang bernama Park Jisung dengan segala kekayaannya. Hanya satu orang saja yang beruntung bisa mendapatkan Park Jisung. . . . Zhong Chenle laki-laki asal tirai bambu yang harus terkurung di dala...