Diamond Park Chapter 30

4.5K 252 11
                                    

"Astaga! Demi Tuhan Chenle!!" Pekik Jaemin kaget. Padahal ia baru saja bangun pagi masih memakai piyama di kagetkan dengan Chenle tengah duduk di sofa ruang tamu bersama dua bayi berjenis kelamin laki-laki.

Tak beda jauh dengan Jeno yang sama kaget dengan apa yang ia lihat. Sedangkan Chenle hanya tersenyum simpul dan menepuk sofa kosong di sebelahnya.

"Kau sudah melahirkan?" tanya Jaemin pelan mengusap pipi Vano dengan halus.

Di antara dua bayi itu hanya Verlio menatap Jaemin dan Jeno sekilas. Dan kembali fokus apa yang di tonton sang daddy dan kakaknya. Tatapan dominan Lee itu menjadi sinis setelah melihat sifat Verlio sangatlah sama seperti Jisung kelak.

Namun sifat hangat Chenle jatuh pada Vano yang dengan baik menyambut tangan besar Jeno. "Anakmu sangatlah tampan sama seperti daddy nya le," Puji Jeno kembali melihat Verlio.

"Terimakasih hyung"

"kenapa kau tidak memberitahu jika kau sudah melahirkan. Aku kan bisa merawat mu dan membantumu merawat kedua bayimu"

"Tak apa hyung. Ada Jisung dan Valen yang membantuku mengurus keduanya"

Ontario Valen Park, anak angkat Jisung yang didik dengan keras. Valen sudah hidup di dunia gelap Jisung sejak umur 7 tahun dan anak laki-laki  itu sudah genap dengan umur 19 tahun dengan begitu banyak profesi yang ia pegang.

Gunanya untuk mengatasi masalah yang terjadi pada anggota daddynya sendiri.

"Ahh, kapan yah terakhir kali aku melihat Valen sudah lama setelah kejadian tabrak lari nenek dulu"

"Tadi malam anak nakal itu sudah berangkat ke Eropa karena perintah konyol dari Jisung"

Yang dibicarakan tidak peduli sama sekali. "Ck, jadi bagaimana kabarmu sekarang apa sudah membaik"

"Sangat apalagi keduanya sudah lahir padahal aku berharap salah satu dari mereka adalah perempuan"

"Hah! Kau tidak paham suamimu saja. Aku yakin anakmu akan di buang atau di bunuh jika itu perempuan"

Jaemin benar! Jisung sangatlah membenci seorang perempuan.

"Hyung nanti temani aku berbelanja ya bersama dengan Haechan, bagaimna"

"Boleh saja. Sudahlah sangat lama kita tak berbelanja bersama"

"Nanti setelah berbelanja kita makan di restoran Cina aku sangat ingin makan sesuatu yang pedas"

Lee Jeno yang terasingkan:)

Jaemin dan Chenle larut dalam obrolan khas keduanya sambil membicarakan Haechan yang tak tahu apa-apa. Tawa keduanya menemanimu Jisung dan Jeno yang asing menonton berita di TV itu.

Verlan dan Veno sudah hampir tertidur sedangkan Verlio sepertinya masih sangat terjaga. Lantaran anak kecil itu fokus pada layar yang menampilkan wartawan di sebuah rumah bekas pembunuh.

Berharap anak tampan ini tidak mengikuti jejak ayahnya.












.
.
.
Malam yang hening menemani Jisung dan keluarga kecilnya yang tengah berbaring di atas ranjang. Tangan besar laki-laki dominan itu dengan perlahan mengelus rambut istrinya yang sedikit memanjang.

Posisinya Chenle di samping Jisung sedangkan ketiga anknya ada di sisi lainnya. Dari tadi hanya ada suara ocehan Vano yang berusaha berbicara dengan kakaknya Verlan. Yang menatap adik pertama dengan binar.

Sedangkan si paling bungsu tengah sibuk dengan donat mainan di tangan. Mata cantik itu tak pernah berpaling dari donat mainan itu bahkan suara berat daddynya tidak ia pedulikan.

Chenle yang melihat itu tentu saja khawatir namun perkataan Jaemin sedikit mengurangi. "Ji-ah nanti Verlio tidak akan mirip dengan sifatmu kan??"

"Tentu saja ti-

"Dada i miss you...!!!" suara teriakan dan pintu kamar yang terbuka mengagetkan Chenle dan memotong perkataan Jisung.

Terlihat anak angkat Jisung, Valen berdiri dengan pakai khas seorang polisi sepertinya anaknya ini melakukan tindakan gila lagi. Chenle yang melihat itu mengubah posisinya menjadi duduk dan meratakan tangannya.

"Anak Dada," gumam Chenle memeluk anaknya dengan erat dan memberikan kecupan ringan di puncak kepala Valen. "Kenapa tiba-tiba balik ke Korea bukannya kemarin malam sudah berangkat ke Eropa"

"Ahh! Aku bosan disana jadi aku memutuskan untuk pulang saja. Mana mungkin Dada bisa mengurus si kembar dan Verlan"

"Pengertian sekali anak Dada satu ini"

"Pasti, ngomong-ngomong daddy kapan membiarkan aku pergi mengurus perusahaan daddy yang ada dunia bawah?"

Seketika pandangan Chenle menajam. Ia kurang suka membahas hal seperti ini di hadapannya. "Iya Da, Valen tidak akan bertanya perihal seperti ini lagi,"lanjutnya lagi dan merangkak untuk berbaring di samping Verlan yang ada di ujung.

Valen sangatlah suka bermain dengan adiknya walau mereka tak sedarah tetap saja mereka adalah saudara dan keluarga baginya.

Bagi Chenle dan Jisung kehidupan yang sekarang adalah keindahan paling terindah yang Tuhan berikan.

Terimakasih Tuhan dengan catatan kesedihan dan catatan keindahan yang engkau berikan.













END



*benar-benar end kali ini!!

Diamond ParkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang