Dengan tergopoh-gopoh Jisung berlari di koridor rumah sakit akibat mendapatkan telpon jika tunangannya menangis histeris. Sesampainya di ruangan si manis sudah ada suster dan dokter yang menceritakan tentang kronologi permasalahan sampai Chenle menangis.
"Hushhh sudahlah mungkin suster Aliza salah melihat saja"
"Ta-tapi hantu menunggu saat Ji-ah tidak ada"
Astaga demi apa!
Mungkin melakukan doa bersama untuk mendoakan supaya si cepat sembuh dan keadaannya semakin membaik. Dan mengusir mahluk astral itu untuk pergi..
"Dimana kau melihatnya"
"Disana! Dia menunggu di depan pintu disana"
"Mungkin dia melihat sosok yang dia rindukan di dalam dirimu"
"Dia tidak akan mengambil anak kita kan?"
"Sayang...., jangan berbicara seperti itu. Ini bukan Indonesia, paham"
"He'uh"
Jisung yang melihat si manis kesayangannya sudah mulai tenang. Menatap dokter dan suster untuk kembali berkerja saja.
Laki-laki Park ini menelpon sekertaris untuk menyuruh bibi Cerlyn datang ke rumah sakit. Untuk berdoa bersama mengusir mahluk astral dan mendoakan supaya si manis cepat sembuh.
"Mau makan sesuatu??" Tanya Jisung mengelus rambut belakang Chenle yang terlihat sangatlah nyaman. Bersandar di dada bidangnya.
"Tidak nafsu jika Ji-ah memberikan es krim dan cokelat aku mau..."
"Tidak!"
"Huhuuu.....! Tidak seru mau ih tidak asik"
"Kau akan sakit gigi jika makan terlalu banyak yang mengandung gula, sayang"
"Heh! Orang gigi lele kuat"
"Tunggu sembuh saja ya sekarang fokus makan makanan bergizi dan sehat saja, oke tuan raja"
"Oke tuan pelayan"
.
.
.
Pukul delapan malam, bibi Cerlyn dan beberapa anak gereja sudah memenuhi ruang rawat Chenle. Dan itu membuat laki-laki Zhong senang karena bisa melihat banyak orang.Doa-doa sudah mereka panjatkan dan ada beberapa anak-anak yang suka rela menyanyikan lagu gereja. Untuk ibu dan anak itu sendiri, mendengar itu membuat suasana hati Chenle semakin membaik.
Alkitab mereka semua buka dan membaca ayat bersama, bernyanyi bersama dan mendengarkan renungan dari pendeta itu sendiri. Semuanya senang mendengar renungan dan ajaran Allah yang begitu baik.
Dan pukul 10 lewat, doa bersama sudah selesai. Dan Chenle sudah tertidur dengan nyaman dan memegang lengan baju Jisung kuat. Sedangkan laki-laki dominan itu sibuk mengurus berkasnya di samping si manis.
"Darimana dia sampai bisa melihat hal seperti itu," gumam Jisung pelan.
Krekk
Tiba-tiba saja pintu ruangan terbuka secara tiba-tiba, reflek Jisung menoleh ke arah belakang namun tidak ada siapa-siapa.
Namun perasaan merinding muncul secara mendadak. Jisung yakin apa yang di lihat Chenle ada di sekitar keduanya, dapat ia lihat dari ekor matanya ada yang berjalan ke mereka.
Langsung saja Jisung mengucapkan ayat-ayat yang ada di Alkitab yang ia buka. Semuanya ia baca dengan keras berharap agar sosok itu pergi dari sekitar mereka.
Tolong rawat anak itu aku menyanyangi seperti anakku.
Bisikan kecil disampingnya membuat Jisung tertegun mendengar hal itu. Mereka saja bisa menyanyangi seseorang yang bukan dari dunia mereka tetapi ia sempat membuat anak manis bersedih.
"Ya akan kulakukan tapi kumohon pergilah dia takut denganmu"
Tidak ada balasan tetapi angin pelan berhembus menerpa wajah manis Chenle, mungkin sebagai salam perpisahan saja.
"Love you"
Kata penutup sebelum Jisung juga ikut masuk kedalam alam mimpi berbaring di samping tunangannya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Diamond Park
RomanceDiamond Park kata yang cocok untuk menggambarkan seorang bernama Park Jisung dengan segala kekayaannya. Hanya satu orang saja yang beruntung bisa mendapatkan Park Jisung. . . . Zhong Chenle laki-laki asal tirai bambu yang harus terkurung di dala...