🌼Part35⚠️

106 6 0
                                    

*sebuah prolog tanpa epilog*

*sebuah prolog tanpa epilog*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_[janji]_

Langkah kaki masuk kedalam sebuah ruangan yang begitu gelap dan benar-benar gelap, hingga tak terlihat ada cahaya sedikitpun, terdengar begitu sunyi hanya ada suara tangisan kecil yang memenuhi gendang telinga.

Tangan mungil nan putih itu menyalakan stopkontak dan langsung memberikan cahaya yang memancar dari sebuah lampu, menerangi seisi ruangan. Nara... Ia berdiri di depan pintu kamarnya, di rumah Algerian.

"Al!!" Teriak Nara saat mendapati cowok itu berada terlentang di lantai dekat kasur, dengan berlari Nara langsung menghampirinya lalu meletakan kepala cowok itu di pangkuannya.

Mata Algerian tertutup tetapi terdengar suara isakan tangis, suhu tubuhnya begitu panas, ia juga menggigil seperti orang kedinginan, butiran air mata terus mengalir dari pelupuk matanya, terdapat jelas ada kesedihan yang mendalam pada diri cowok itu, Nara mengusap lembut puncak kepala suaminya sembari berkata "gue pulang" ucapnya dengan bibir yang bergetar.

Sungguh! Nara tidak akan menduga jika ini akan terjadi pada seseorang seperti Al, sebegitu depresi nya ia saat ditinggalkan oleh Nara. Gadis itu sudah berpikir beberapa kali, ia tidak akan egois dan hanya memikirkan hatinya yang telah kecewa lalu membiarkan suaminya terus merasa bersalah, memang benar Al bersalah karna telah mempertaruhkan Nara yang berstatus sebagai istrinya di salam sebuah balapan motor, tapi sudahlah Nara tidak ingin memperpanjang masalah itu dan memilih untuk kembali pada Al.

"N-nara-a..." Satu kata keluar dari mulut cowok yang setengah tak sadarkan diri itu.

Nara sadar jika Al terlalu banyak mengonsumsi minuman berakohol, ia menghirup nafas Algerian yang memang bau alkohol, sepertinya cowok itu tak henti-henti meminum minuman itu. "Ngapain Lo minum alkohol!!" Teriak Nara, tak terasa jika saat ini Nara tengah menangis dan mengeluarkan air matanya, ia tak tega melihat Al dengan kondisi seperti ini.

Tak ingin berkata lagi Nara langsung menghubungi astlan dan menyuruhnya untuk segera membawa Al kerumah sakit, tak butuh waktu lama akhirnya mereka sampai di rumah sakit.

Saat ini perasaan Nara begitu gelisah, ia berjalan kesana kemari dengan begitu cemas, bukan hanya Nara dan astlan, teman-teman yang lain pun juga ada di sana.

"Udah Ra, Al pasti baik-baik aja" ucap stela

"Ini salah gue, kalo aja gue gak tinggalin Al sendri, mungkin kondisinya gak akan kayak gini" jawab gadis itu dengan tertunduk

"Bukan Lo yang salah, tapi kita yang kurang memahami tentang apa yang Lo rasakan" ucap Gibran, cowok yang selalu menjadi musuhnya ketika sedang bercanda itu ternyata bisa mengucapkan kata yang begitu menyentuh hati

"Kita yang dengan bebas mempertaruhkan Lo, padahal kita harusnya tunduk" lanjut Lorenzo

"Gue.... Meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan oleh setiap anggota Xarvanos" ujar astlan, ia langsung duduk di bawah kaki Nara dengan diikuti oleh Gibran dan juga Lorenzo. Ketiga laki-laki itu tengah tertunduk di hadapan lutut Nara, terlihat jelas jika mereka mengakui kesalahannya, mereka merasa bersalah dan tulus untuk meminta maaf

Algerian Off Queen |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang