*sebuah prolog tanpa epilog*
[Akhir dari segalanya]
Algerian masuk ke ruangan Nara da melihat gadisnya sedang tertidur pulas di pangkuan sang ibu, sebuah senyuman terbit dibibir, setelah sekian lama akhirnya Nara bisa merasakan hangatnya pangkuan sang ibu lagi.
Dengan perlahan bi Ani menurunkan Nara dari pangkuannya ia menidurkan Nara dengan perlahan sehingga putrinya itu tidak terbangun dari tidurnya, Nara tidur sampai terlihat pulas seperti tidak ada beban lagi, wajahnya begitu damai dan enak untuk dipandang.
"Saya takut Bu, takut jika Nara meninggalkan saya" ujar Algerian dengan tatapan yang datar.
Al mendekati Nara ia mengusap lembut puncak kepalanya mencium keningnya dan menggenggam erat tangan Nara. Merasakan setiap detik setiap menitnya untuk terus berdampingan dengan Nara. "Kenapa harus takut? Den tau, non Ara sudah menderita sejak kecil dia butuh ketenangan dan apa sekarang den tidak bisa meringankan rasa sakitnya?". Tiba-tiba sekali bi Ani berkata seperti itu membuat Al benar-benar merasa takut
Al menatap ke arah Nara dengan tatapan sendu, gadisnya ini tertekan ia merasakan sakit berkali-kali lipat dari sebelumnya mana mungkin dirinya bisa membiarkan Nara merasakan itu semua, ia juga ingin Nara merasa tenang tapi tidak dengan memilih jalan untuk kembali pulang pada sang pencipta. "Bukan saya saja yang menginginkannya tetap hidup Bu, yang lain juga menyayangi Nara mereka tidak ingin di tinggal pergi oleh Nara" jawab Al
"Baiklah bibi keluar dulu". Bi Ani menutup pintu ruangan itu dan menatap ke semua orang terlebih pada bara dan teman-teman Nara.
"Kenapa bibi liatin saya?" Tanya bara. Bi Ani tersenyum dan mendekat ke arah bara, ia menuntun bara agar bisa duduk bersama teman-teman Nara yang lainnya. Di sana ada astlan, Gibran, Lorenzo, stela, mori, Abel, Riko, Anzar, dan. Mereka semua ada untuk menemani Nara, Nara tidak pernah gagal dalam pertemanan semuanya menyayangi Nara.
Bi Ani menghembuskan nafasnya dengan berat. "Apa kalian mau melihat Nara tersiksa seperti ini?" Tanya bi Ani. Semuanya tampak menggelengkan kepalanya masing-masing
"Kalo begitu biarkan Nara istirahat dengan tenang"
"Apa?! Bibi bercanda? Kami harus merelakan Nara begitu saja?" Tanya bara
"Tidak Bi, kami tidak ingin kehilangan Nara" lanjut mori
"Abel juga gak mau" lanjut Abel
"Bukan hanya kalian kami juga gak mau" sambung Gibran
"Gue dan temen gue gak mau kehilangan ratu kami" ujar Anzar
"Tenang, kalian tenang dulu. Satu tahun kebelakang non Nara terlihat sangat depresi ia bahkan hampir kehilangan seluruh kewarasannya, dia menderita merasakan setiap sakit yang berkunjung ke tubuhnya. Apa kalian tega membiarkan Nara tetap hidup dengan beban seberat itu? Kalian tidak merasakan bagaimana jika kalian menjadi Nara maka dari itu kalian lebih memilih Nara untuk tetap hidup, tetapi coba kalian melihat dari sudut pandang Nara jangan egois pikirkan ini dengan tenang". Bi Ani menasehati mereka semua karna ia tau teman Nara juga mau yang terbaik buat Nara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Algerian Off Queen |END|
Ciencia FicciónSEBUAH PROLOG TANPA EPILOG~' ( KISAH YANG TENGAH DI MULAI NAMUN HARUS BERAKHIR TANPA KATA ENDING ) احسنوالمن تحبون. [Berikanlah Yang Terbaik Untuk Orang Yang Kamu Sayangi] فو الله ان اشوق بعد الموت لا يطلق [Karna Sungguh KERINDUAN SETELAH KEMATIA...