🌼Part48⚠️

92 6 1
                                    

*sebuah prolog tanpa epilog*

*sebuah prolog tanpa epilog*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Ibu adalah segalanya]

"Kamu yang sabar yah, Nara pasti baik-baik saja" ucap seseorang di sebrang sana

"Semua akan benar-benar baik kan omah?" Tanya Al

"Semua akan baik"

Setelahnya telpon dimatikan, dari satengah jam yang lalu Al menelpon neneknya yang berada di Amerika saat ini, kakek neneknya tidak bisa datang ke Indonesia karna beberapa hal yang tidak bisa di tinggalkan.

Algerian duduk bersama yang lainnya, tidak ada yang meninggalkan lorong itu semuanya tetap pada tempatnya masing-masing, bahkan ada beberapa anggota dan teman sekolah lain yang menjenguk Nara pagi hari ini. Al mengusap wajahnya dengan kasar menghembuskan nafas yang terasa begitu berat.

Suster yang sedang memeriksa kondisi Nara saat ini masih belum keluar dari ruangannya. "Setelah ini ijinkan saya menemui Nara" ujar Mela

Tiba-tiba Al terkekeh. "Benarkah? Ibu yang pernah melukai anaknya sendiri ingin menemui Nara saat ini?" Tidak habis pikir dengan wanita satu itu.

Semalaman Siska dan rehan yang menemani Nara, sedangkan Al ia pergi entah kemana. Teman-teman Nara juga ingin menemui Nara tapi mereka tau ini bukan saatnya.

"Kalian pulang saja, kalian harus sekolah jangan sampai bolos hanya gara-gara nungguin Nara disini" ucap Siska pada ketiga perempuan temannya Nara

"Benar ucap mamah, kalian pulang lah setidaknya kalian harus istirahat. Gue akan hubungi kalian kalo ada apa-apa Disini" lanjut astlan

"Aku gak mau, aku mau disini temenin Nara walaupun kita gak bisa apa-apa setidaknya kita bisa nunggu dia sampai sembuh" ucap stela

Semuanya sudah sepakat. Perhatian semua orang langsung tertuju pada kedua orang yang datang menghampiri mereka. Yah, mereka adalah bi Ani dan mang Wawan. "Bu.." panggil Al segera bangkit dari duduknya

"Alhamdulillah ibu datang, saya sangat bersyukur" lanjutnya

"Dimana putri saya" tanya bi Ani

"Hey! Awas kamu yah! INGET kamu hanyalah pembantu! kamu tidak punya hak apapun terhadap anak saya Nara!!" Teriak Mela. Mendengar hal itu bi Ani langsung menundukkan kepalanya

Al menatap tajam ke arah Mela. "Diamlah anda, saya tegaskan saat ini juga. Yang berhak terhadap Nara bukan anda tetapi ibunya. Dan ibunya itu adalah Bu Ani!" Tegas Al "masuk Bu, biar wanita ini saya yang urus" perintah Al dan bi Ani bersama mang Wawan langsung masuk ke ruangan Nara. Sebelum mang Wawan masuk ia memberikan kotak pada Al, dan saat dirinya membuka kotak itu isinya adalah kue ulangtahun yang terdapat tulisan "happy birthday anak gadis kami".

Saat itu juga Al baru tahu bahwa hari ini adalah hari ulang tahun Nara, gadisnya berusia genap 18 tahun.

Sebelumnya ia tidak pernah tau tanggal lahir Nara, ia bahkan tidak pernah menanyakannya juga tidak ada yang memberitahunya.

Algerian Off Queen |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang