Vote!!!!
*****
*sebuah prolog tanpa epilog*_[pemeran yang baru]_
"Ra makasih yah buat tumpangannya" seru stela sembari melepaskan helm yang terpakai di kepalanya
Stela baru saja menuruni motor besar milik Nara, mereka telah sampai di Surabaya tepat pada pukul 22.00
"Sama-sama"
"Lo mau langsung ke panti?" Tanya Nara"Kayaknya gitu, gue udah kangen sama ibu. Mau cepet-cepet ketemu dia" jawab stela
"Oh Yaudah kalo gitu"
"Ya mau gimana lagi, udah 1 tahun lebih gue gak pulang, rasanya udah kangen banget. Oh ya... Lo mau ke rumah bunda atau ke rumah sakit?" Tanya stela sambil memakaikan Hoodie pada tubuhnya
"Rumah sakit. Bunda juga kebetulan lagi ada disana"
"Sorry yah Ra, gue belum mau ketemu sama Bara" lirih stela
"Gue ngerti, Lo tenang aja saat nanti Lo siap ketemu Abang gue, akan gue antar Lo ketemu sama dia" ujar Nara tersenyum simpul
"Kalo semisal Lo mau ke panti bareng sama anak-anak, jangan lupa kasih tau gue biar gue nyuruh ibu siap-siap" ucap stela
"Gue pasti kabarin. Tapi Lo berani kan pulang malam sendiri ke panti?"
"Pasti dong, kenapa harus takut sih gue bisa nyuruh temen buat jemput, lagian gimana gak berani orang ini itu tempat lahir gue"
"Kalo gitu, gue cabut duluan yah"
Terlihat jika stela tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
Nara kembali menjalankan motornya, hati dan pikirannya kini sedang berperang mengingat kejadian 1 tahun lalu yang begitu membekas di kepalanya dan memberikan luka dalam pada hatinya.
Saat sebuah penghianatan menjadi sesuatu yang paling ia benci.
Gadis itu termenung sembari membelah jalanan, siapa sangka ternyata di balik helm yang ia pakai matanya telah mengeluarkan butiran-butiran air mata.
Hatinya kembali mencolos merasakan sakit saat dia mengingat pembantaian 1 tahun yang lalu, pembantaian atas dasar penghianatan, pembantaian yang sukses membuat abangnya menjadi korban utama.
Nara telah sampai di rumah sakit terbesar di Surabaya, dengan segera ia melepaskan helm lalu menuruni motornya dan masuk ke dalam rumah sakit.
Di rumah sakit ini lah awal dari kehancuran Nara, baik mental atau kesehatannya. Saat ia mengetahui bahwa dirinya telah mengidap penyakit leukemia akut dari 2 tahun yang lalu, dan hasil yang menyatakan bahwa abangnya yang bernama Bara koma.
"Nara sayang udah sampe?" Sambut Liana saat melihat putrinya menuju ke arahnya.
Nara tersenyum lalu memeluk Liana dengan erat
KAMU SEDANG MEMBACA
Algerian Off Queen |END|
Fiksi IlmiahSEBUAH PROLOG TANPA EPILOG~' ( KISAH YANG TENGAH DI MULAI NAMUN HARUS BERAKHIR TANPA KATA ENDING ) احسنوالمن تحبون. [Berikanlah Yang Terbaik Untuk Orang Yang Kamu Sayangi] فو الله ان اشوق بعد الموت لا يطلق [Karna Sungguh KERINDUAN SETELAH KEMATIA...