🌼Part43⚠️

86 7 1
                                    

*sebuah prolog tanpa epilog*

*sebuah prolog tanpa epilog*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Kesakitan]

Di dalam UKS hanya ada stela mori dan Abel yang sedang menunggu kesadaran Nara, sedangkan keempat cowok itu berada di luar. Al mengepalkan tangannya dengan sekuat tenaga lalu ia memukul tembok yang ada di depannya, Gibran dan Lorenzo yang melihat Al sedang menahan amarahnya hanya tertunduk, mereka merasa bersalah karena tidak bisa menjaga Nara bahkan Al tadi sudah menitipkannya pada mereka.

"Hana cewek, Lo gak mungkin meluapkan semua kemarahan Lo pada dia kan?" Tanya astlan

"Cewek maupun cowok, berani nyentuh Nara akan gue hakimi... apalagi ini sampai melukainya" jawab Al dengan penekanan di setiap katanya

"Gak akan gue biarkan mereka bertiga selamat" ucapnya kemudian masuk kedalam UKS di susul dengan keluarnya teman-teman Nara.

Saat ini mereka tau jika Al tengah menahan semua emosi dan kemarahannya, takut jika terjadi sesuatu yang besar akan menimpa Hana dan teman-temannya. Mereka berani bermain dengan Al maka mereka juga harus berani menerima frekuensinya.

Gadis itu kembali Tah sadarkan diri dengan tubuh yang begitu lemah, mukanya terlihat begitu pucat pasi, matanya pun terlihat sayup.

Tangan kekar itu mengusap pipi lembut milik Nara, hatinya selalu merasa sakit saat melihat kondisi gadisnya yang seperti ini, terbaring lemah dan dirinya tidak bisa berbuat apa-apa. Alasan Al ingin duduk sebangku dengan Nara adalah supaya dirinya bisa menjaga Nara dari saudara tirinya tapi sekarang apa? Justru ia gagal menjaga Nara, gadisnya sekarang terluka dan tak sadarkan diri.

Ingin rasanya ia mencekik Hana sekarang juga dan melemparkannya ke planet sebrang agar Nara bisa hidup tenang.

Kasihan sekali gadis ini, ia tidak pernah mendapatkan apa yang ia mau padahal kemauannya itu hanya 1 'ingin punya keluarga yang lengkap' tapi sayangnya keinginan itu harus Nara rendam sedalam dalamnya, Karna bagaimana pun caranya Nara tidak akan pernah mempunyai keluarga yang lengkap, keluarga yang menyayanginya dan selalu memprioritaskan kehidupannya.

Saat Al sedang tertunduk sambil memegang tangan Nara, tiba-tiba saja Nara terbangun dan langsung memeluknya, terdengar isakan tangis di sana. "Aku mau ketemu ibu" ucapnya

Al mengelus belakang kepala Nara sambil bicara. "Nanti aku cari lagi ya"

Terasa ada gelengan kecil dari kepala Nara, Al sadar betapa gadisnya itu merindukan sosok ibu di hidupnya, mungkin saat ini Nara sudah punya keluarganya tapi ia juga akan merindukan orang yang telah merawatnya dari kecil bukan.

Nara terdiam. "Kita ke kelas, obat kamu ada di tas" ujar Algerian. Nara turun dari kasur UKS dan berjalan lemah ke arah pintu.

Melihat Nara yang seperti itu Al sudah tidak sabar lagi ingin segera menemui Hana. "Kenapa sama Nara?" Tanya stela

"Urus dia, kasih obat. Gue ada urusan" dengan begitu saja Al langsung pergi.

✿QUEEN✿

Algerian Off Queen |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang