🌼Part 02⚠️

273 13 2
                                    

*sebuah prolog tanpa epilog*

_[malam adalah waktu yang panjang]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_[malam adalah waktu yang panjang]...._

Setelah pulang dari rumah majikannya bi Ani dan mang Wawan sampai di rumah saat menjelang malam,

"Non, makan yah, kan udah ketemu sama nyonya" bujuk bi Ani pada majikan kecil nya

Nara hanya mengangguk dan membuka mulutnya lebar serta memberikan celah untuk bi Ani memberikan suapannya pada Nara,

"Bu, kapan sih Ala bisa di suapin sama mamah" gadis kecil itu menurunkan pandangannya pada tangan yang sedari tadi bergetar kencang

"Non, kan udah bibi bilang, jangan sebut ibu, bi Ani itu hanya pengasuh non Nara bukan Ibunya non Nara" ucap bi Ani supaya Nara mengerti bahwa bi Ani hanya sebatas pembantu dan pengasuh tidak lebih dari itu.

Meski bi Ani menganggap Nara seperti anak kandungnya sendiri, bahkan bi Ani sering menyebut Nara sebagai anak kesayangannya, tapi tetap itu tidak mengubah fakta bahwa Nara adalah anak majikannya, sering kali bi Ani mengucurkan air matanya saat anak gadis majikannya itu bertanya hal-hal yang memang bi Ani pun tidak tau harus mengatakan apa.

Jika Nara menanyakan papahnya, bi Ani hanya tinggal menjawab bahwa tuan majikannya itu sedang bekerja dan mengerjakan proyek besar di luar negeri hingga terpaksa harus meninggalkan putri kecilnya, kala pun kalo majikannya itu pulang ia hanya menyisakan waktu 1malam untuk melihat keadaan putrinya, tidak sampai pagi Nara bangun tuannya itu sudah pergi dan Nara pun terkadang tidak bertemu dengan papahnya.

Tetapi jika Nara bertanya tentang mamahnya? Apa yg harus bi Ani jawab? Ia tidak tau harus berkata apapun.

"Jawab bu, Ala kan nanya sama ibu" Nara mulai mengekpresikan wajahnya seperti orang marah, tetapi sangat comel

"Suatu saat nanti non" jawaban yg sama setiap kali Nara bertanya tentang mamahnya

"Kapan!!! Ala udah gak sabal lagi Bu" tanyanya kembali

"Sekarang udah malam non, tidur yah, bibi bacain dongeng" alih-alih bi Ani membelokan pembicaraan nya dengan majikan mudanya itu

Bi Ani langsung menggendong Nara pergi ke kamar megah nan mewahnya lalu membaringkan Nara di kasur king size bed nya dan memberikannya selimut hangat pada Nara sehingga gadis kecil itu tidak merasa kedinginan

"Bu, Jawab 1 pertanyaan dari Ala" rengek Nara pada bi Ani

"Apa non" tanya bi Ani

"Kapan Ala bisa makan bersama mamah dah papah"
Pertanyaan yg mencolok hati bi Ani, karna sejujurnya itu tidak akan pernah terjadi sampai kapanpun

Selalu saja yg gadis itu tanyakan kapan kapan kapan dan kapan
Dan bi Ani? Ia hanya bisa membalas _suatu saat nanti_ tak ada yg bisa ia katakan selain itu.

*10 tahun kemudian♡*

"Anjirrr, kalo bukan karna gue mau ke terima di sekolah terkenal itu, gue mana mau jalan kaki kek gini" seru mori saat ia terus berjalan di pinggir jalan

"Sama mor, gue juga nih, ogah lah gue kaya gini kalo bukan karna mau liat Genk besar itu" ucap stela sambil melelehkan tubuhnya yg langsung di gapai oleh Abel

"Oh yah mor, kemana tu anak, kok gak jalan bareng kita kita sih" sewot stela yang langsung membuat mori yang berada di depannya berhenti

"Dasar anak sultan, palingan dia di antar supirnya ke sekolah langsung" ujar mori sambil memegang pinggangnya yang sudah sangat lelah jika harus berjalan

"Bener juga sih" guman stela

"Eh mor, Lo ngapain megang pinggang Lo kek gitu" tanya stela heran

"Cape gue jalan Mulu" rengek mori

"Bentar-bentar, perasaan yang di pake jalan kaki, kok jadi pinggang sih mor" tanya Abel yang langsung memotong pembicaraan antara mori dan stela

"Nah tumben Lo bener bel" ucap stela

"Emang dari dulu selalu bener kali stel" ganjen Abel sambil cekikikan

"Si Abel emang bener yang jalan kan kaki, kok yg sakit pinggang" tanya mori terheran heran

"Otak Lo geser bego!!" Judes stela

"Gaysssssss" teriakan nyaring yg membuat ke 3 gadis itu menutup telinga mereka rapat-rapat

"Maen tinggal aja kalian" teriaknya dari kediaman kurang jauh 30cm

"Naraaaaaaaa" ucap mereka bertiga barengan yg kini langsung membuat Nara menutup telinganya

"Gue gak budeg bego!!" Ucap mori maen gasss

"Lo kaya udah di tinggal 100 meter aja teriak-teriak" sewot stela

"Bener tuh padahal jarak cuman 1 langkah doang, emang bener nih si Nara kagak eling" Abel ikut memaki Nara

"Bahasa dari mata tuh eling" tanya Nara

"Anjirr, ni anak so' soan gak tau lagi, mau gue gibeg Lo" pekik mori

"Ih ni anak maen gibeg aja, prasaan gue cuman nanya, bener gak bel" ujar Nara seraya merangkul bahu Abel

"Pastinya Nara selalu bener" jawab Abel

"Bener-bener nih dua kutu kupret, dasarr" maki stela

"Oh iya gays kita kan sebentar lagi harus nyampe di sekolah kok sempet-sempetnya sih berantem dulu" ucap Abel yg langsung membuat ke 3 sahabatnya sadar akan sudah terlambatnya mereka

"Njingg, bener juga tuh" pekik mori

"Cabutttttt" teriak Nara sambil berlari yg langsung di ikuti oleh ke 3 sahabatnya.

*****

Spam next!!

Algerian Off Queen |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang