7. Dulu Bodoh, Bahkan Sekarang

4.7K 534 0
                                    

Tidur Raden begitu lelap, Dia bahkan melewatkan makan setelah pulang dari sekolah.

"Tuan muda? Bangun, Udah waktunya makan malam, Nanti tuan muda bisa sakit kalau telat makan" Panggil Farah dari luar pintu kamar Raden.

Raden membuka matanya, Diliriknya jam di dinding kamarnya, Pukul 6 lewat. Segera ia bangun walau rasa malas masih melekat di matanya.

Dikumpulkannya kekuatan di tubuhnya, Raden menyahut, "Bibi duluan aja, Ntar aden nyusul"

"Baik Tuan muda" Jawabnya. kemudian langkah kaki menjauh terdengar samar di telinga Raden.

Ia menguap sebentar, Sebelum turun dari tempat tidurnya menuju ke lemari untuk mengambil handuk, lantas berbalik ke kamar mandi.

Selesai mandi dan berganti dengan piyama, Raden turun ke ruang makan.
Setibanya ia langsung dendudukkan dirinya berjarak satu bangku dari kakaknya.

"Papa mana Ma?" Tanya Raden kala hanya melihat mama dan kakaknya saja yang duduk di meja makan.

"Papamu masih di kantor, Katanya ada rapat penting dengan Perusahaan Axand" Jawab Mila.

"Oooh gitu ya..." Dan mereka kembali diam. Bahkan Radin yang biasanya berisik justru malah melamun.

"Silahkan dinikmati nyonya ,Tuan muda pertama, Tuan muda kedua, Kalo begitu saya mau pamit ke dapur" Mila mengangguk singkat.

"Makasih ya Bi" Ucap Raden dengan senyum hangat. Bi Ara mengangguk dengan senyum kecil lalu kembali ke dapur.

Mereka mulai mengambil lauk kesukaan masing-masing, Tapi Radin masih diam di tempatnya, Diam-diam Mila dan Raden saling menatap.

"Mas, Ngapain melamun di meja makan?" Tanya Raden.

Namun hening, Tidak ada jawaban yang keluar dari mulut Radin. Dia malah sibuk tersenyum-senyum sendiri, menahan dagu dengan kedua tangan, Tatapannya mengarah ke Mama mereka akan tetapi matanya kosong, Tidak ada siapapun di sana.

Berdengus, Mila berkata, "Suriansyah Radin Alfatir!!" Radin tersentak.

Dengan gugup menggaruk kepalanya, "A-ada apa Ma?" Kata Radin bertanya gugup.

"Di suruh makan sama Mama, Eh Mas nya malah ngelamun, Mana senyum-senyum sendiri lagi, Ngeri liatnya Mas" Jawab Raden.

"Emangnya Mas hantu apa? Pake ngeri segala" Kata Radin sinis mendengar jawaban adiknya.

"Lagi melamun apa sih? Ah... Jangan-jangan kamu jatuh cinta ya" Ucap Melin menerka-nerka.

Pipi Radin langsung merona dan dia menunduk malu-malu layaknya anak wanita yang ketahuan jatuh cinta.

Mila terkekeh-kekeh, "Bener ya tebakan Mama?"

Ragu-ragu sebentar, Radin akhirnya mengangguk, "I-iya Ma"

Mereka terus bercerita tanpa mengacuhkan Raden di seberang. Tersenyum kecil pada dirinya sendiri, Raden makan dalam diam.

"Sekolah dimana anaknya? Cowok atau cewek?" Tanya Mila bertubi-tubi.

Radin ragu-ragu menjawab, "Dia satu sekolah dengan Radin Ma, Dia... Cowok" Raden berhenti makan dan melirik kakaknya, Lain halnya dengan Mila yang tampak biasa saja.

Raden menyahut, "Baru denger Adek kalo Mas suka sama laki-laki"

Sang kakak menoleh, "Napa Lo yang kepo? Mama biasa aja tuh" Sinisnya.

Mila menimpali, "Kamu itu diam saja, Ini urusan Mas mu" Ucapnya membenarkan Radin.

Raden menunduk, "Iya ma" Radin tersenyum puas pada adiknya.

MY HUSBAND'S AN UGLY CAUCASIAN!! (Mpreg) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang