42. Raden Malu (18+)

6.7K 438 2
                                    

Raden mencakar punggung Derall kala benda tumpul tebal serta keras tersebut berusaha menerobos area bawahnya, "Nghhh!" Rintihnya.

Suaminya memandang khawatir, "Beneran mau langsung? Sakit loh" Kemudian menatap lubang berkerut merah muda di bawah yang dirasakannya kini mengetat. Tubuh Raden yang melengkung ke belakang membuatnya mudah untuk melihat lubang tersebut.

Ia mengangguk yakin, "I-iya"

"Ck, Jangan salahin gue kalo sakit" Didorongnya lagi penisnya guna masuk ke dalam lubang istrinya.

"N-ntar ka-ngh! Kalo pake tangan... Hah...! I-itu bukan pertama lagi..." Gumam Raden memejamkan matanya dengan ekspresi meringis sakit.

Mendengar ucapannya, Derall tersenyum, "Jadi Lo mau punya gue yang pertama masuk?" Anggukan gusar dari Raden membuatnya bahagia.

Derall berancang-ancang, "Makanya di lemesin"

Gemetaran, Raden menuruti keinginan suaminya sambil berusaha menetralkan pernafasannya. Seketika Derall merasa lubang dibawahnya memiliki akses, Dia segera menghentakkan pinggulnya.

"Aaah!!" Teriak Raden saat kepala penis Derall masuk ke tubuhnya.

"Maaf ya, Gue langsung tancap soalnya kalo nunggu Lo siap ntar gue punya gue keburu kedinginan" Ingin sekali Raden mengumpati pria yang masih sempat-sempatnya bercanda dikala dia begitu menderita akan penis di bokongnya ini. Berbondong-bondong air mata keluar dari pelupuknya sebab perih akan kulit sobek di bawah sana.

Cairan merah segar mengalir menodai kasur putih serta batangnya. Derall menggeleng pelan lalu meraih tisu di nakas meja kemudian menggunakannya untuk menyeka setiap darah yang mengalir, Ia melakukannya dengan berhati-hati agar lawannya tidak semakin kesakitan.

Lalu menatap istrinya, "Tuh, Dibilangin juga apa, Berdarah kan"

"Sakit Der... Hennnng..."

Derall menarik nafas pelan lantas menarik Raden, menyandarkan kepalanya di bahunya, "Udah jangan nangis, Cengeng" Di sela-sela tangisannya Raden mendengar ucapan terakhir Derall, Isakannya mengeras.

"Sakit banget ya? Gue cabut aja ya?"

Raden menggeleng di bahunya, "Hiks! Gu-gue kangen sama Mas Adin Der... hiks!" Ungkapnya yang langsung membuat Derall tersentuh. Kalau dipikir-pikir lagi kakak iparnya itu sangat jahat kepada adiknya yang kini menjadi istrinya ini. Dia heran mengapa Raden tak bisa membenci kakaknya sendiri.

Selanjutnya terkekeh, "Belum aja hamil Lo udah duluan ngidam pengen ketemu dia" Ledeknya.

Dengan geram Raden mengigit bahu suaminya, "Lupa? Kita itu saudara kembar Der!"

"Iya-iya saudara kembar tapi sifatnya beda" Jawab Derall cuek, "Gue lanjut ya?"

"Tunggu! Ini masih perih! Pe-pelan-pelan aja" Cegah Raden cepat.

Mengikuti permintaannya, Dengan pelan ia menekan pantat Raden ke bawah. Perih yang kian menjadi membuat Raden semakin terisak di bahunya, Tapi Derall memilih acuh untuk saat ini.

"Aaghh!!" Jeritan Raden menyapa gendang telinganya saat penyatuan mereka berhasil.

Peluh bercucuran dari tubuh masing-masing, Mereka terengah bersama. Deru nafas silih berganti keluar baik dari mulut atau hidung keduanya.

"Baringan aja ya?" Pinta Derall.

Lagi, Gelengan kepala dirasakannya pada bahunya, "Hunnngh... Gak usah, Gu-gue malu, Sat!" Dia belum siap jika disuruh menatap wajah suaminya dari bawah.

Seringai muncul di bibir seksinya. Dihentakkan pinggulnya hingga Raden berjengit, "Nnghhh! Derall!" Marahnya seketika. Pria itu memperbaiki posisi duduk silanya saja lubang Raden bukan main sakitnya, Dan ini dengan sengajanya suami mesumnya menghentakkan pinggulnya sesuka hati!

Tergelak kecil, "Sorry...sorry" Seraya mengeratkan jari-jarinya di tubuh Raden, Menghirup aroma khas istrinya yang sangat menagih di hidungnya.

Dalam gerak lambat Derall memaju mundurkan Raden di pangkuannya.

"Ah... Sakit... Der, Pelan!" Racau Raden.

"Kayak gini itu susah, Baringan aja ya?" Bujuknya sekali lagi.

"Malu Angh... Begini aja"

"Jangan marah kalo gue geraknya cepet" Benar saja, Usai berucap Derall membuktikan perkataannya dengan menambah hentakan pada pinggulnya, Tangan yang bertugas menaik turunkan Raden juga ia pacu kecepatannya.

"Nghhh! Nghh... Ah... De-Deralllllll...!" Desah Raden.

Detak jantungnya berdebar-debar keras. Meski rasa perih di bawah kembali dirasakannya namun ada yang berbeda kali ini. Tepatnya di pinggiran anusnya, Kepunyaan suaminya dengan jelas menyentuh tempat itu yang entah bagaimana membuat nafsu Raden meningkat drastis, Dia kecanduan.

Pada detik berikutnya dia menancapkan kukunya di punggung Derall, Lantas berbisik, "La-lanjut... Ngh~ yang cepet"

Terbelalak tak percaya, Derall berhenti sejenak, "Beneran nih? Udah gak sakit? Gak perih emangnya?" Tanyanya bertubi-tubi.

"Kok berhenti sih? Ayo lanjut!" Rengek Raden bergoyang-goyang di tubuh suaminya. Batas kesadaran Derall putus usai mendengar rengekan sang istri.

"Gue gak mau baring!" Karena Raden tidak mau jika dia ketahuan keenakan dalam buaian kenikmatan yang Derall berikan di tubuhnya.

Masa bodoh, Derall tetap membaringkan Raden paksa dengan cara pelan dan lanjut menggempur lubang sang istri dalam gerakan cepat.

"Angh! Ah ah Enghhh~"

"Akh... Desah lagi!" Ucap Derall terengah.

Erangan Raden bertambah erotis dari sebelumnya. Oh, Sungguh Derall tak tahan lagi, Rasanya ingin keluar secepatnya. Tekanan pada pinggulnya kembali ia lajukan. Raden menggelinjang hebat di kasur, Tubuhnya naik turun tiap kali suaminya maju ataupun mundur.

Matanya ia pejamkan erat disebabkan oleh rasa malu untuk memandang wajah tampan Derall di atasnya.

Disela-sela kesibukannya, Derall tertawa geli, "If you still don't want to look at my face, I'll take a photo of your current erotic face and I'll put it next to our wedding photo later" Ancamnya tiba-tiba. Derall melirik hp miliknya yang diletakkan di atas nakas.

Sontak Raden membuka lebar matanya, "Kalo ahn~ Lo sampe berani engh! Lakuin itu ah... Gu-Aaah Derall! Jangan cepet-cepet enngh... Biarin gue ngomong!" Protesnya terhadap Derall sebab lelaki di atasnya tersebut seakan tak memberi waktu untuknya berbicara dengan terus menggerakkan pinggulnya.

Gerakannya diperlambat, "Oke, Lanjut" Kata Derall mempersilahkan.

Hela nafas, Walau lubangnya terasa geli juga sakit bersamaan, Raden tetap melanjutkan ucapannya yang tertunda, "Gue gak akan segan-segan minta cerai, You ugly caucasian!!" Sergahnya mengejek Derall.

Manik elangnya sedikit terbuka disertai alisnya yang naik, "Really? Then let me out inside so you can get pregnant quickly, And divorce is forbidden" lalu menyeringai yang mana Raden semakin geram pada suaminya.

Tangan remaja itu terangkat hendak menjewer telinga Derall, Sayangnya urung ketika Derall menyumbat mulutnya menggunakan bibir, "Mmmm!" Lantas melesakkan lidahnya, Mengitari setiap isi mulut istrinya.

Jelas Raden tak pasrah begitu saja, Dia memberontak dengan mendorong dada kekar Derall. Mengapa pria ini begitu keras seperti batu? Pikir Raden karena sekuat apapun ia menekan, Remaja diatasnya sama sekali tak bergerak dan malah balik menindihnya ke bawah. Terutama yang bergerak di bawah juga semakin cepat ritme gerakannya, Raden benar-benar kepayahan menghadapi suami blasterannya.

Dan mendadak penisnya digenggam Derall, "Nnngh!" Dia tak bisa mengeluarkan teriakannya, Lidah pria ini sangat liar di dalam mulutnya.

Ingin menendang pun tak bisa, Posisi kakinya saat ini tengah mengangkang yang mana pada bagian tengah diisi oleh tubuh sang suami. Kini bertambah lagi dengan tangannya yang digenggam pria ini!

"Mmmm!"

Air liur hasil campuran keduanya memenuhi rongga mulut Raden, Bahkan tumpah ruah keluar dari sisi bibirnya.

"Puah!" Akhirnya Derall melepas bibirnya. Segera setelah itu Raden meraup udara sebanyak-banyaknya, Dadanya kembang kempis dan semuanya tertangkap oleh manik elang Derall yang sedang berbahagia diatas penderitaan sang istri.

MY HUSBAND'S AN UGLY CAUCASIAN!! (Mpreg) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang