32. Pura-Pura Kuat, Raden

3.2K 361 8
                                    

Jarum panjang nyaris menyentuh angka 11 malam, Tetapi Raden belum lelah dalam isakannya. Lebam bekas tamparan Mamanya juga dibiarkan begitu saja tanpa repot mengompresnya. Tuduhan kakaknya membuat dia emosi. Sayang, Mamanya sama sekali tidak berkeinginan untuk membelanya.

Usai keributan tadi dia langsung mengurung diri di kamar.

Sebuah ketukan pintu mengagetkannya. Dengan cepat mengusap air mata lalu merapikan diri dan setelah itu barulah Raden membuka pintu.

Ia mengumbar senyum penuh saat melihat Bi Ara, "Bi Ara ngapain, Belum tidur?" Tanyanya basa-basi.

Farah berujar lirih, "Bo-boleh bibi masuk?"

"Masuk saja Bi, Kok pake izin segala" Raden membuka lebar pintunya.

Begitu masuk, Wanita itu seketika merengkuhnya bersama pecahnya tangis, "Hiks... Tuan muda yang sabar, Jangan sedih, Nangis aja gak usah ditahan, Bibi tau kok kejadian tadi, Cuma orang buta yang gak bisa liat"

Raden berusaha tertawa, "Haha... Bibi jangan bicara begitu, Nanti Mama dengar" Namun cairan bening yang berkumpul di bawah matanya menetes tanpa henti.

"Tuan muda jangan sok kuat!" Bentak Farah. Cukup sudah, Raden tak sanggup lagi. Ia membalas pelukan wanita paruh baya tersebut dengan keluarnya isakan pelan dari bibirnya.

Hati Farah kian terenyuh mendengarnya, Tapi lega karena akhirnya Tuan mudanya tak lagi berpura-pura kuat didepannya. Ia merawat remaja ini sejak kecil, Mana bisa Farah tidak merasakan penderitaan anak malang ini?

Namanya hanya terkenal dan dielu-elukan di sekolah. Untuk di rumah, Raden bukanlah siapa-siapa selain label 'Suriyansah' yang selalu tertera jelas pada awalan namanya. Mama ataupun Papa menganggapnya sebagai seorang anak yang gagal membuat mereka bangga.


Mau tahu kelanjutannya? Silahkan lanjutkan membaca berbayar di aplikasi Karyakarsa☺️ Linknya sudah saya taruh di wall paling atas (≧▽≦)

MY HUSBAND'S AN UGLY CAUCASIAN!! (Mpreg) (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang