Chapter 17: Your Highness is Jealous

1.7K 280 61
                                    

Sasuke baru saja hendak memasuki kediaman Sakura saat dirinya berpapasan dengan Kakashi yang tengah memegang sebuah amplop di tangannya, sebuah benda yang menarik perhatiannya.

"Tuan Muda," ucap Kakashi ketika ia melihat Sasuke berdiri di hadapannya, melihat laki-laki bergelar asli Pangeran Kerajaan Navier itu menatap amplop yang berada di tangannya.

"Ini surat yang dikirimkan Tuan Lee dari Wilayah Utara, sepertinya beliau mengirim surat untuk memberitahukan situasi di Wilayah Utara," jelas Kakashi yang langsung menjelaskan tanpa menunggu pertanyaan dari Sasuke.

Jelas saja laki-laki itu tahu jika Sasuke malas bertanya, jika bukan karena ia harus menyamar sebagai Jenderal Angkatan Darat bernama Sasuke de Raiden yang harus banyak bertanya dan memberi saran, Kakashi yakin laki-laki itu hanya akan mengeluarkan sepuluh kata dalam satu minggu.

"Apakah Anda berhasil mengambil jasad Nona Sakira?" tanya Kakashi membuat Sasuke menatapnya lalu menganggukkan kepalanya.

"Ah begitu rupanya, jadi Anda kemari untuk mengatakannya pada Nona dan mengajaknya melihatnya secara langsung?" tanya Kakashi yang lagi-lagi hanya dibalas anggukan kepala oleh Sasuke.

"Bagaimana cara Anda mengambil jasadnya? Bukankah tempat itu dijaga dengan ketat oleh penjaga? Anda menggunakan kekuatan Anda?" tanya Kakashi yang lagi-lagi membuat Sasuke menganggukkan kepalanya, berhasil membuat perempatan siku muncul di kening Kakashi, kesal karena tampaknya laki-laki itu tak akan menjawab pertanyaannya dengan suara.

"Kalau begitu, dimana Anda meletakkan jasadnya?" tanya Kakashi sambil berusaha tersenyum dibalik maskernya walau di dalam hatinya begitu kesal.

"Rumah kayu," jawab Sasuke akhirnya mengeluarkan suara untuk menjawab pertanyaannya.

"Apakah saya juga boleh ikut untuk melihatnya?" tanya Kakashi.

"Hn," sahut Sasuke yang kemudian meninggalkan Kakashi begitu saja, sikap dinginnya yang membuat Kakashi ingin mencekiknya sementara Sasuke tidak peduli, ada hal penting yang harus ia lakukan sekarang.

"Dimana Grand Duchess Emerald?" tanya Sasuke kepada seorang pelayan yang kebetulan berpapasan dengannya di depan tangga.

Pelayan itu menundukkan kepalanya saat berhadapan dengan Sasuke, menghindari mata yang dingin dan mengintimidasi itu. "Grand Duchess Emerald sedang berendam Yang Mulia."

Sasuke hanya menganggukkan kepalanya usai mendengar jawaban itu, kembali berjalan melewati pelayan itu lalu menaiki tangga menuju sebuah ruangan khusus yang digunakan Sakura untuk berendam.

Sasuke membuka pintu ruangan itu, melihat Sakura yang tengah berendam di dalam kolam air hangat yang cukup untuk dua orang, sebuah kolam yang tak terlalu tinggi.

"Kenapa lama sekali?" Sakura menolehkan kepalanya usai berujar, berpikir jika pelayan yang datang namun ia malah dikejutkan oleh Sasuke yang berada di ambang pintu.

"Yang Mulia?" Sakura berujar dengan kaget sementara Sasuke menutup pintu ruangan itu, berjalan menuju kolam itu.

Sasuke melepaskan pakaiannya satu persatu, menjatuhkan benda itu di atas lantai sementara Sakura melihatnya dengan wajah yang memerah. Hingga laki-laki itu mencelupkan kakinya memasuki air kolam yang hangat sementara mata Sakura tak sengaja melihat kejantanan laki-laki itu yang belum berdiri namun sudah begitu besar, melihatnya membuat Sakura malu apalagi fakta bahwa benda itu sudah lima tahun memasukinya tanpa terhitung berapa kali. Rasanya ia bisa gila.

"Yang Mulia apa yang kau lakukan di sini? Jika ingin membicarakan masalah bisnis biarkan aku mandi terlebih dahulu," ucap Sakura sambil memalingkan wajahnya saat tubuh Sasuke sudah memasuki kolam itu.

Sasuke tak menjawab ucapan Sakura, laki-laki itu justru mengangkat kaki Sakura membuat perempuan itu terkejut bukan kepalang. Hingga laki-laki itu mengecup ibu jari kakinya membuat Sakura menahan nafasnya.

Sasuke menarik tubuh Sakura dengan kaki itu, membuat tubuh keduanya berdekatan hingga Sakura merasakan laki-laki itu mencengkram paha putihnya. Rasa geli yang menggelitik menjalar di sekujur pahanya sampai ke pangkal paha membuat wajahnya semakin memerah.

"Dimana Panda Merah itu menjatuhkan kepalanya?" tanya Sasuke membuat Sakura menatapnya, menyadari bahwa laki-laki itu ternyata melihat hal yang dilakukan oleh Gaara.

"Dia...." Sakura tak bisa melanjutkan kata-katanya, tak tahu bagaimana menjelaskan jika laki-laki itu menjatuhkan kepalanya di atas pahanya.

"Di sini?" tanya Sasuke ketika laki-laki itu tiba-tiba menjilat pahanya membuat Sakura menutup mulutnya, berusaha untuk tidak berteriak karena sensasi aneh jilatan laki-laki itu.

"Yang Mulia," ucap Sakura dengan ekspresi yang terengah-engah, menahan dirinya yang hampir gila karena laki-laki Uchiha itu.

Namun sayangnya laki-laki Uchiha itu terlalu marah hanya untuk memberikan ampun, ia justru menjilat kedua paha Sakura dengan perlahan. Hingga tangan itu mulai menyentuh bibir vagina Sakura. "Ahhh!!"

"Y-angh M-mulihahh!!" Sakura mengigit bibir bawahnya saat ia mulai merasakan lidah Sasuke menyapu area sensitifnya.

Jilatan pertama, jilatan kedua hingga jilatan selanjutnya yang semakin cepat membuat Sakura mengigit bibir bawahnya, berusaha menahan desahannya namun itu terlalu nikmat. "Ahhh ahh ohh Y-yahng M-muiah ahh!!"

Sasuke menjauhkan kepalanya dari vagina Sakura, menegakkan kepalanya lalu menatap perempuan itu yang tampak tengah terengah-engah dengan wajah yang sudah memerah padam. "Saya membersihkan paha Anda darinya."

Sakura menatapnya, hatinya jadi kesal karena laki-laki itu selalu membuat ia terlihat lemah. Bukankah di kehidupan biasa ia yang selalu memimpin sementara laki-laki itu selalu menuruti kehendaknya namun mengapa jika urusan begini ia begitu agresif dan memimpin.

"Kau benar-benar mengesalkan, jika sudah menyentuhnya jangan berhenti," ucap Sakura yang kemudian melingkarkan lengannya di leher Sasuke, mendudukkan dirinya di atas paha laki-laki itu.

Sakura mendekatkan kepalanya dengan kepala Sasuke, mencium bibir Sasuke dengan ganas hingga ia merasakan tangan laki-laki itu menyentuh wajahnya. "Engggg!!"

"Nona saya membawakan pak-" Karin berhenti di tempatnya saat dimana ia membuka pintu ruangan itu sepenuhnya, melihat pemandangan gila di hadapannya.

Sepasang insan yang tengah mabuk gairah seksual itu tengah saling bercumbu di dalam kolam yang bahkan airnya hanya menutupi tubuh bagian bawah mereka. "A-ah itu a-anu a-aduhh hahaha aduh Grand Duchess dimana ya? Hahaha."

Karin berbalik, menutupi pintu dengan canggung berpura-pura bahwa dirinya tak melihat apa-apa padahal jelas ia melihat dua orang gila itu dalam keadaan telanjang dan sedang bercumbu mesra.

Sasuke dan Sakura menatap pintu, tak lagi berciuman karena melihat Karin. Keduanya kemudian saling pandang selama beberapa detik hingga Sakura menjauhkan dirinya dari tubuh Sasuke.

"Sebaiknya Anda segera mandi, saya akan membawa Anda ke suatu tempat," ucap Sasuke yang kemudian berdiri namun bukan hanya dirinya yang berdiri namun kejantanannya juga berdiri.

Wajah Sasuke dan Sakura akhirnya sama-sama memerah, melihat kejantanan itu yang sudah berdiri tegak, rasanya hal ini tidak bisa tidak diselesaikan.

"Grand Duchess maafkan saya, tolong bantu saya," ucap Sasuke sambil memalingkan wajahnya malu sementara Sakura berdehem pelan, menganggukkan kepalanya.

•••

To be continued
Signed with love from your beloved Bie, YourBie♡

The Villain's RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang