"Jenderal Raiden." Suara panggilan itu membuat Sasuke menolehkan kepalanya, melihat Sai yang berjalan ke arahnya. Laki-laki dengan kulit pucat itu tampak tersenyum meskipun senyuman terlihat tak memiliki emosi, hanya sekadar senyuman yang begitu lebar.
"Ada apa Letnan?" tanya Sasuke yang berdiri di samping kuda miliknya.
Sai mengeluarkan sesuatu dari jubahnya, sebuah botol kaca berisi tinta hitam. "Ini, Anda sepertinya membutuhkan benda ini untuk menulis surat. Bukankah Anda harus sering-sering mengirim surat dan mengabari istana?"
"Hn," sahut Sasuke mengambil botol kaca berisi tinta hitam itu, memasukkan benda itu ke balik jubahnya.
Sasuke menaiki kudanya, melirik Naruto yang berdiri di balkon istana sejenak hingga ia menunggangi kudanya diiringi dua buah kereta kuda berisi hadiah untuk Sakura.
Setelah menempuh perjalanan yang tak begitu jauh, Sasuke pun tiba di kediaman Sakura. Sasuke turun dari kudanya saat ia melihat Sakura berdiri di depan pintu utama kediamannya membuat Sasuke menghampirinya.
"Grand Duchess Emerald," panggil Sasuke membuat Sakura menolehkan kepalanya, menatap Sasuke bersama beberapa orang istana di belakang laki-laki itu.
"Jenderal," sahut Sakura singkat.
Tiba-tiba terdengar suara kereta kuda mendekat membuat Sasuke menolehkan kepalanya, berdiri di samping Sakura hingga kereta kuda itu berhenti. Seorang laki-laki dengan rambut datar seperti mangkok pun turun dari kereta kuda itu.
"Grand Duchess!!!" Laki-laki itu menjerit, merentangkan tangannya lebar-lebar sambil berjalan menghampiri Sakura berniat memeluknya.
Sasuke menatap laki-laki itu dengan tatapan tajam, sebuah tatapan yang tanpa sengaja laki-laki itu lihat. Laki-laki itu lantas menurunkan tangannya, memilih hanya mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Sakura dengan senyuman canggung.
"Nona," ucap Lee dengan senyuman canggung saat ia menjabat tangan Sakura.
"Bagaimana perjalananmu?" tanya Sakura.
Lee melepaskan tangan Sakura, masih dengan senyuman canggung sambil sesekali melirik Sasuke. "Ya i-itu Nona lumayan tajam eh... nyaman maksudnya Nona."
Sakura menolehkan kepalanya, menatap Sasuke yang berdiri di sampingnya. "Jenderal, perkenalkan beliau ini adalah Rock Lee, sekretarisku dari Wilayah Utara."
Sasuke menganggukkan kepalanya, menatap Lee sambil mengulurkan tangannya. "Sasuke de Raiden."
"Senang bertemu Anda Tuan Raiden." Lee tertawa dengan canggung, menjabat tangan Sasuke yang mencengkram tangannya cukup erat membuat Lee buru-buru melepaskan jabatan tangan mereka.
"Oh ya Jenderal, ada apa kau kemari menemuiku? Tampaknya kau ingin pergi ke suatu tempat," ucap Sakura meneliti pakaian Sasuke.
Sasuke menganggukkan kepalanya pelan. "Benar Grand Duchess, saya ditugaskan oleh Yang Mulia untuk menangkap terduga pelaku dari insiden monster yang memasuki Ibukota. Namun sebelumnya, saya juga diperintahkan oleh Yang Mulia untuk mengantarkan beberapa hadiah kepada Grand Duchess, sebagai ucapan terimakasih dari Yang Mulia karena Grand Duchess sudah begitu peduli kepada rakyatnya."
"Harusnya ia tak perlu melakukan hal berlebihan begini, alangkah baiknya jika hal-hal seperti ini dipergunakan untuk membeli obat-obatan dari kerajaan lain," ucap Sakura.
"Jangan menolaknya Grand Duchess Emerald, Yang Mulia sudah sangat mempertimbangkan keputusannya," ucap Sasuke membuat Sakura menghembuskan nafasnya berat.
"Baiklah Jenderal namun saya hanya ingin menerima beberapa, sebuah barang yang tak terlalu mahal diantara hadiah-hadiah itu. Bisakah Anda membantu saya untuk memilih sejenak?" tanya Sakura yang akhirnya setuju meskipun hanya ingin menerima beberapa barang saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Villain's Revenge
FanfictionSakura si ahli strategi berkepala licik dan kejam memasuki Ibukota Kekaisaran Baston dengan skema rumit guna membalaskan dendamnya atas kematian saudari kembarnya yang mati digantung sebagai pemberontak kekaisaran yang menggulingkan kekaisaran sebel...