Chapter 18: Rebels Wrong Strategy

1.5K 275 13
                                    

Sakura menatap jasad Sakira di dalam peti, ekspresinya tampak datar namun hatinya juga sakit. Saudara kembarnya, berakhir seperti ini hanya karena cinta yang naif. Semakin lama melihat jasad itu Sakura semakin marah, begitu marah atas apa yang Naruto lakukan kepada saudara kembarnya. Perasaan itu membuat Sakura semakin yakin untuk melakukan apa saja dan membalaskan perbuatan keji laki-laki itu.

Sakura mengangkat tangannya, menyentuh kepala Sakira seraya menutup matanya. "Tunjukkan padaku, kenangan semasa hidupnya."

Kenangan-kenangan semasa hidup Sakira mulai bermunculan di dalam benak Sakura. Kenangan Sakira dari mulai terlahir ke dunia, perpisahan kedua orang tua mereka dan perpisahan mereka. Kenang-kenangan menyakitkan itu membuat Sakura meneteskan air matanya hingga ia melihat Sakira yang hidup kesusahan bersama ibu mereka, Mebuki Obelia.

Melihat Sakira yang direndahkan dan dihina oleh orang-orang disekitarnya membuat Sakura marah namun perempuan itu masih bisa tertawa, tertawa seolah dunianya baik-baik saja hingga mereka bertemu kembali. Sampai pada akhirnya kenangan itu berputar dimana ia bertemu Naruto dan jatuh cinta padanya, mempersiapkan pemberontakan.

Flashback On...
Kenangan semasa hidup Sakira Obelia.

Sakira menatap laki-laki yang duduk di sampingnya sambil tersenyum bahagia, melihat laki-laki itu menikmati pemandangan di hadapan mereka yang berteduh di bawah pohon yang rindang. Hingga laki-laki itu menolehkan kepalanya, menatap Sakira dengan senyuman lebar.

"Apakah aku terlihat semenarik itu hingga kau terus melihatku?" tanya Naruto dengan ekspresi gemasnya membuat Sakira menganggukkan kepalanya.

"Aku sangat suka, suka sekali melihatmu sampai rasanya aku bisa gila," jawab Sakira membuat Naruto terkekeh pelan sambil mengacak-acak rambutnya.

"Namun Saki, sebenarnya ada sebuah rahasia yang belum aku katakan kepadamu," ucap Naruto berhasil membuat Sakira mengerutkan keningnya.

"Rahasia?" tanya Sakira.

Naruto menganggukkan kepalanya pelan seraya menghembuskan nafasnya berat. "Alasan mengapa aku hanya mendapatkan bagian wilayah di Pedesaan Stren."

"Kenapa?" tanya Sakira dengan hati-hati, mengerutkan keningnya sambil menatap laki-laki itu dengan penasaran.

"Aku sebenarnya bukan putra Kaisar bersama Permaisuri. Ayahku berselingkuh dengan Ibuku yang bahkan aku tidak tahu siapa dia. Selama Ayahku berselingkuh ternyata Ayah memberikan obat delusi kepada Permaisuri jadi Ayah mengurung Permaisuri di Istana Dingin dan ketika aku lahir, Ayah membawa Permaisuri kembali ke Istana," cerita Naruto sambil menundukkan kepalanya.

"Orang-orang berpikir Permaisuri gila karena sering berbicara sendiri, mereka pikir Permaisuri gila karena melahirkan aku yang berambut kuning. Biasanya keturunan Uzumaki selalu berambut merah maka dari itu mereka pikir Permaisuri gila lalu pada akhirnya ia meninggal dunia," lanjut Naruto sedih.

Sakira tampak iba setelah mendengar cerita Naruto, mengelus pelan bahu laki-laki itu berusaha menguatkannya. "Bukan salah Naruto, jangan merasa bersalah."

"Aku sudah baik-baik saja," ucap Naruto menggenggam tangan Sakira dengan hati-hati, tak ingin membuat perempuan itu ikut sedih bersamanya.

"Bagaimana dengan Sakira? Apakah Sakira punya rahasia yang belum Sakira katakan padaku?" tanya Naruto membuat Sakura terdiam selama beberapa saat.

"Sebenarnya ada satu hal yang belum aku katakan," ucap Sakira membuat Naruto menatapnya, menatapnya dengan tatapan penuh tanya.

"Aku sebenarnya punya saudara," ucap Sakira.

Naruto yang mendengarnya tampak tertarik, begitu penasaran tentang sosok suadara yang Sakira maksudkan. "Lalu dimana dia? Mengapa aku belum pernah melihatnya."

"Dia tinggal di tempat yang begitu jauh, namanya Sakura. Sama sepertiku, ia punya rambut merah muda dengan potongan seperti laki-laki," jelas Sakira memberitahukan bentuk rambut Sakura saat terakhir kali ia bertemu dengan perempuan itu, saat dimana Sakura tengah sibuk berlatih pedang dan memotong rambutnya seperti laki-laki.

"Sepertinya dia perempuan yang cukup tomboy ya," komentar Naruto membuat Sakira terkekeh pelan.

"Dia itu anak yang pendiam tapi sangat hangat," ucap Sakira membayangkan sosok Sakura yang selalu dingin kepadanya namun diam-diam memperhatikannya.

"Suatu saat aku ingin bertemu dengannya," ucap Naruto membuat Sakira menatapnya, perempuan itu lalu menganggukkan kepalanya, ia juga ingin Sakura bertemu laki-laki yang sangat ia cintai.

°°°

Sakira mencabut pedangnya yang menancap pada tubuh prajurit yang telah mati. Darah memercik dari tubuh prajurit itu membuat wajahnya terkena darah amis itu.

Suara derap langkah terdengar membuat Sakira menolehkan kepalanya, melihat Naruto berjalan di koridor Istana yang telah dipenuhi mayat yang tergeletak sepanjang jalan.

"Apakah kau sudah mendapatkan kekuatan luar biasa dari makhluk bernama Kyubi itu?" tanya Sakira ketika Naruto semakin dekat dengannya.

Tiba-tiba tubuh Naruto diselimuti cahaya kuning yang mengelilingi sekeliling tubuhnya hingga laki-laki itu mencekik leher Sakira, berhasil membuat perempuan itu terkejut. "N-naruto."

"Kau memang perempuan yang baik Sakira, namun orang sepertimu tak pantas berada di sisiku," ucap Naruto membuat Sakira menatapnya sambil berusaha bernafas karena cekikikan laki-laki itu begitu kuat.

"A-apha?" Sakira berusaha bertanya mengapa laki-laki itu melakukan hal ini kepadanya? Bukankah ia mencintainya namun mengapa ia begini?

"Kau tanya kenapa? Karena aku hanya butuh Jiwa Pohon Kehidupanmu untuk perjanjian bersama Kyubi. Maafkan aku Sakira, namun ini demi Kekaisaran Baston, kau harus mengerti. Bukankah kau selalu mengerti?" ucap Naruto semakin kencang mencekik leher Sakira.

"Ah maaf aku salah, kau tak berpikir aku benar-benar ingin menjadi Kaisar kan Sakira? Karena tujuanku lebih besar daripada ini," ucap Naruto sambil tersenyum bagai iblis.

Naruto membuka mulutnya, menyerap jiwa Sakira yang sedikit demi sedikit mulai kehilangan dirinya sampai pada akhirnya ia mati dengan jiwa yang telah dimakan oleh Kyubi.

Flashback Off...

Sakura membuka matanya, kenangan semasa hidup Sakira telah terhenti karena telah sampai pada akhir hidupnya. Tubuh Sakura pun mulai bergetar menyadari sesuatu yang salah. Tampaknya Sakura terlalu meremehkan laki-laki itu.

"Tidak," gumam Sakura pelan menyadari bahwa dirinya telah salah mengambil langkah.

Jika Naruto tahu Sakira memiliki saudara bukankah itu artinya ia sudah tahu Sakura adalah orang itu. Itu artinya laki-laki itu selama ini berpura-pura tidak tahu, ia tahu segalanya. Laki-laki itu juga tahu tentang Jiwa Pohon Kehidupan yang Sakira miliki dan memanfaatkannya, mungkin laki-laki berpikir Sakura juga memilikinya dan akan menggunakan jiwanya sewaktu-waktu. Sakura rasanya seperti menyerahkan nyawanya secara cuma-cuma.

Sakura mencengkram rambutnya sendiri menyadari kesalahannya, jika begini orang-orang yang berada di sisinya mungkin akan kehilangan nyawa mereka termasuk Sasuke.

"Kita harus mundur," ucap Sakura membuat Sasuke yang sendari tadi memperhatikannya mulai khawatir.

"Apa yang Anda lihat?" tanya Sasuke.

Sakura menggelengkan kepalanya, masih memikirkan kenangan semasa hidup Sakira yang baru saja ia lihat. Sampai ia memikirkan tentang maksud tujuan yang lebih besar daripada menjadi Kaisar yang Naruto bicarakan. Sakura melebarkan matanya saat di menyadari sesuatu, segera menatap Sasuke yang berdiri di sisinya. "Kita harus ke Kuil sekarang juga!!"

•••

To be continued
Signed with love from your beloved Bie, YourBie♡

The Villain's RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang