Chapter 04: She's Not the Rebel

2.5K 370 14
                                    

Sasuke baru saja memasuki ruangan itu saat dirinya melihat wajah bingung Tiga Pilar, melihat mereka yang tampak kalang kabut usai pertemuan mereka dengan Sakura.

"Jenderal." Temari adalah orang pertama yang menyadari kehadiran Sasuke membuat Kankuro dan Gaara mendongakkan kepalanya, menatap Sasuke yang baru saja masuk.

Naruto memasuki ruangan itu membuat ke empat orang itu bersiap untuk memberi salam namun Naruto menggerakkan tangannya, isyarat agar mereka tak melakukannya.

Di dalam ruangan itu pun mereka semua duduk di sofa yang nyaman dan empuk, namun pikiran dan hati mereka berbeda dengan rasa nyaman itu dan Sasuke menyadari itu semua.

"Jenderal Raiden mengapa Anda tidak mengatakan jika wajah Grand Duchess Wilayah Utara itu sama dengan wajah Sakira?" tegur Temari kepada Sasuke.

"Saya hanya tahu jika Nona Sakira memiliki rambut merah muda panjang dan mata emerald hijau, saya tidak pernah melihatnya jadi saya kurang tahu," jelas Sasuke dengan tenang.

"Jenderal Raiden ada benarnya, ia masuk ke istana dua bulan setelah kematian Sakira jelas ia tidak mengetahui rupanya. Tak ada juga lukisan wajah Sakira," ucap Kankuro membenarkan.

"Namun bagaimana bisa wajah mereka begitu sama? Tak mungkin seseorang bangkit dari kematian," ucap Gaara yang kebingungan.

"Atau jangan-jangan dia kembaran Sakira?" ucap Temari memperhitungkan hal yang lebih masuk akal dibandingkan seseorang yang bangkit dari kematian seperti yang Gaara pikirkan.

"Setahu saya Sakira tak punya saudara," ucap Kankuro sambil menyentuh dagunya, mengingat semua informasi mengenai Sakira.

"Grand Duchess Emerald adalah Putri Grand Duke Gemstone dan Grand Duchess Hanna," ucap Sasuke membuat Naruto menatapnya.

"Benar, Grand Duchess Hanna adalah teman Ibuku dulu. Ibuku mengirimnya ke Utara dan membuat ia menikah dengan Grand Duke Gemstone," ucap Naruto membenarkan.

"Sepertinya memang orang yang berbeda," timpal Temari membuat Kankuro mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Saya juga merasa begitu, auranya terasa berbeda dan sangat suram. Bagaimana menurut Anda Jenderal Raiden?" tanya Kankuro kepada Sasuke.

"Sepertinya memang orang yang berbeda," timpal Sasuke seadanya, seolah dirinya tak tahu menahu akan identitas Sakura yang sebenarnya.

"Namun apapun itu, sepertinya Grand Duchess Emerald lebih menguntungkan bagi kita jika ia menjadi Permaisuri," ucap Temari tiba-tiba membuat semua orang menatapnya.

"Maksud saya, Grand Duchess Emerald baru saja menjadi kepala keluarga dan mengambil alih Wilayah Utara. Kita semua tahu, Wilayah Utara sedang berada di masa jaya. Ada begitu banyak orang-orang yang mendukung Grand Duke terdahulu untuk merebut kekuasaan Yang Mulia Kaisar. Hal itu tentu tidak akan berubah, dari yang saya dengar Grand Duchess Emerald ambil adil dalam hal memakmurkan Wilayah Utara. Grand Duchess yang cerdas masih memungkinkan untuk para pendukung Grand Duke Gemstone mendukungnya untuk naik takhta. Alih-alih membuat ia naik takhta menggeser Yang Mulia Kaisar, akan lebih baik jika menjadikannya Permaisuri dengan begitu kita cukup untuk menahan pendukung Keluarga Haruno," jelas Temari panjang lebar.

Gaara menganggukkan kepalanya setuju setelah mendengar penjelasan panjang lebar yang Temari sampaikan. Namun tetap saja ada satu hal lagi yang menjadi masalah. "Bagaimana dengan Lady Hinata, Putri Marquess Hyuga?"

"Kita tidak bisa membuangnya begitu saja, Keluarga Hyuga bertahun-tahun menjaga pertahanan Kekaisaran dari musuh. Kita tak bisa mengabaikannya begitu saja," ucap Kankuro membenarkan ucapan Gaara.

"Benar, sebuah sikap yang sangat tidak bijaksana apabila kita mengangkat Grand Duchess Emerald sebagai Permaisuri sementara Marquess Hyuga telah mendedikasikan dirinya kepada Kekaisaran bertahun-tahun lamanya," ucap Naruto membenarkan ucapan Kankuro.

"Bagaimana menurut Anda Jenderal Raiden?" tanya Temari, menatap Sasuke yang sendari tadi terdiam. Situasi yang cukup rumit seperti sekarang, Temari meyakini bahwa solusi yang selalu Sasuke berikan adalah pilihan paling bijak yang bisa mereka pilih.

"Keluarga Hyuga bertahun-tahun menghasilkan Permaisuri yang bijaksana di Kekaisaran Baston, cukup tidak bijaksana untuk mengabaikannya begitu saja," ucap Sasuke dengan tenang.

"Namun jika tidak kita abaikan, pemberontakan akan terjadi," ucap Temari membuat Sasuke meledek dalam hati. Orang-orang gila kekuasaan ini adalah para pemberontak terdahulu namun mereka justru takut pada pemberontak.

"Bagaimana jika diadakan Pemilihan Permaisuri dengan melalui beberapa tes?" usul Sasuke, sebuah usulan yang enggan ia ucapkan karena mau bagaimanapun ia tak mau Sakura menjadi Permaisuri.

"Itu terdengar baik, saya rasa jika Lady Hinata kalah dalam tes itu maka Marquess Hyuga dapat menerimanya," ucap Gaara menyetujui usulan Sasuke.

"Kalau begitu, kita harus membuat Grand Duchess Emerald untuk memenangkan pemilihan itu bukan?" tanya Kankuro dengan senyuman miringnya.

Sasuke yang mendengar usulan Kankuro menegakkan tubuhnya yang sebelumnya bersandar pada sandaran sofa. Laki-laki dengan rambut hitam itu pun menatap Kankuro dengan tatapan dingin. "Saya mengusulkan Uskup Agung Orochimaru sebagai penilai. Saya rasa Marquess Hyuga tidak bisa menerima sebuah pertandingan yang tidak adil namun jika Uskup Agung Orochimaru, keagungan dan keadilannya dapat menciptakan suasana yang adil."

"Jenderal Raiden apakah kau tak ingin membuat Grand Duchess Emerald memenangkan pertandingan itu? Kenapa? Apa kau menyukainya?" tanya Kankuro kesal karena ucapannya dibantah oleh Sasuke.

Sasuke tersenyum remeh, menatap Kankuro yang menampilkan wajah kesalnya. "Mentri Keuangan Sabaku, apakah Anda meragukan Grand Duchess Emerald yang sendari tadi kalian sebut sebagai perempuan cerdas yang membantu Grand Duke sebelumnya memakmurkan Wilayah Utara?"

"Kau beraninya?!" Kankuro kian marah, menunjuk wajah angkuh Sasuke yang tak berubah sama sekali, masih menatapnya dengan tatapan angkuh.

"Aku tak mempermasalahkan siapapun yang akan menang jadi mari lakukan dengan adil," ucap Naruto membuat Temari segera menatapnya.

"Yang Mulia?" ucap Temari tak percaya.

"Hentikan Pimpinan Asosiasi Sabaku, Jenderal Raiden ada benarnya. Siapapun yang memenangkan pertandingan itu, dialah orang yang akan kunikahi," ucap Naruto menyampaikan keputusannya.

"Akan lebih baik jika beberapa Lady dari keluarga bangsawan lainnya ikut serta meskipun kemungkinan pemenangnya hanya dua," usul Sasuke membuat Temari mendecih melihatnya, untuk pertama kalinya ia membenci kebijaksanaan sang Jenderal.

°°°

Sasuke menghentikan langkah kakinya saat Temari menghadang jalannya dengan wajah kesal. "Jenderal Raiden?"

"Hn," sahut Sasuke mendongakkan kepalanya, menatap Temari yang berdiri di hadapannya dengan angkuh.

"Sebenarnya apa yang tengah kau rencanakan?" tanya Temari melipat tangannya di depan dada dengan mata yang tak lepas untuk menatap laki-laki di hadapannya itu.

Sasuke tersenyum miring usai mendengar pertanyaan itu, menatap Temari dengan wajah dingin yang terkesan meremehkan. "Kalau begitu, bagaimana dengan Anda Pimpinan Asosiasi Sabaku? Melihat Anda yang menjelaskan tentang para pemberontak yang mencoba mendukung Grand Duke mengambil alih takhta Kekaisaran, saya merasa Anda yang meracuni Grand Duke Gemstone."

Tubuh Temari langsung menegang usai mendengar pernyataan itu, begitu ketakutan dengan spekulasi yang baru saja Sasuke sampaikan namun ia segera membantahnya. "Apa yang kau bicarakan Jenderal? Bukankah sudah jelas jika Grand Duke Gemstone mati karena serangan jantung."

"Saya ragu akan hal itu," ucap Sasuke

•••

To be continued
Signed with love from your beloved Bie, YourBie♡

The Villain's RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang