Chapter 29: The Rebel's Disguise

1.2K 225 12
                                    

Sakura berusaha mengalihkan pandangannya saat merasakan tatapan tajam yang terarah ke arahnya meksipun ia kini masih bisa merasakan aura mencekam dari sosok laki-laki yang duduk tepat di hadapannya itu.

Laki-laki dengan rambut hitam panjang itu melipat tangannya di depan dada sementara sorot mata merahnya tak berhenti menatap perempuan merah muda yang duduk di hadapannya itu.

"Bisakah kau berhenti menatapku? Itu membuatku tak nyaman," ucap Sakura yang akhirnya bersuara, memberanikan diri untuk menatap wajah laki-laki dengan sebuah garis di bawah matanya itu.

"Bukankah Anda seharusnya berakting Grand Duchess?" tanyanya sambil melemparkan tatapan sarkastik yang membuat Sakura sedikit gugup.

"Tentu saja, aku melakukannya. Semua itu kulakukan sebelum kau datang dan mendobrak pintunya," ucap Sakura berusaha membela diri membuat laki-laki di hadapannya itu mendengus remeh.

Laki-laki itu bangkit dari tempat duduknya, beralih untuk duduk di sebuah meja tepat di depan sofa dimana Sakura duduk membuat jarak mereka begitu dekat sementara Sakura memundurkan sedikit tubuhnya takut.

"Lalu kenapa saya melihat Anda seolah akan berciuman dengannya?" tanya laki-laki itu mendekatkan dirinya, mempersempit jarak di antara keduanya dengan tangan yang kini berada di sisi kanan wajah perempuan itu.

Sakura menggelengkan kepalanya, jantungnya kali ini berdebar tak karuan menyadari tekanan yang mengintimidasi namun seksi dalam waktu yang bersamaan.

"Jika saya tak datang, apa yang akan terjadi pada bibir mungil ini? Apa yang akan ia lakukan? Mengecupnya? Menciumnya? Menggigitnya atau menghisapnya? Memikirkan hal itu terjadi membuat saya ingin segera menghunuskan pedang ke kepalanya namun tampaknya kematian yang terlalu cepat tak akan membuat saya puas," ucap laki-laki itu menatap bibir merah muda Sakura dengan mata merahnya.

Sakura menelan salivanya, merasakan atmosfer disekitarnya tiba-tiba menjadi begitu panas bahkan aroma tubuh laki-laki itu terlalu memabukkan baginya. Sakura pun pada akhirnya mendorong laki-laki itu menjauh sebelum ia menggila.

"Ada apa denganmu?!" ucap Sakura ketus, berusaha menutupi debaran jantungnya dan pemikiran liarnya.

Laki-laki itu menghembuskan nafasnya kasar, bangkit dari tempat duduknya hingga tiba-tiba rambut, mata dan bahkan wajahnya berubah, kembali ke wujud aslinya sebagai Uchiha Sasuke.

"Yang Mulia," panggil Sakura membuat Sasuke menolehkan kepalanya, menatap perempuan itu sekilas lalu berjalan mendekati meja kerja perempuan itu.

Sasuke mengambil tinta hitam di atas meja itu, sebuah tinta yang sebelumnya diberikan oleh Sai lalu menumpahkannya ke atas kertas. Kertas itu menghitam dengan cairan tinta yang melebar kemana-mana hingga sekian detik kemudian tinta itu bergerak sendiri, membentuk sebuah tulisan.

"Yang Mulia Pangeran, saya sudah mengumpulkan rakyat Kerajaan Navier di Baston sesuai perintah Anda. Ternyata ada begitu banyak yang bersembunyi. Saya sudah mengirim mereka semua ke Wilayah Utara dengan selamat."

- Salam hormat dari Jenderalmu, Shimura Sai.

Sasuke tersenyum tipis usai membaca kalimat itu hingga sebuah tangan tiba-tiba melingkar di perut atletisnya dari belakang.

"Apa yang sedang Anda lakukan?" tanya Sasuke pelan sembari menyentuh tangan perempuan itu di pinggangnya.

Sakura hanya diam, menggesekkan kepalanya pada punggung Sasuke hingga laki-laki itu mengulum senyumnya, dengan hati-hati membalikkan tubuhnya dan kembali melihat perempuan itu, perempuan yang selalu saja punya cara unik untuk merendahkan amarahnya.

"Apakah kau cemburu Yang Mulia?" tanya Sakura pelan, menatap lekat-lekat manik onyx hitam kelam yang menatapnya dengan tatapan teduh.

Tangan Sasuke kali ini terangkat, menyentuh bibir mungil Sakura. "Bibir ini."

Sasuke mendekatkan tubuhnya dengan tubuh Sakura hingga perempuan itu memeluknya, mengusap punggung tegapnya hingga ia merasakan laki-laki itu mulai mengecup lehernya membuat tubuhnya mulai panas dingin.

Sakura menggigit bibir bawahnya, merasakan sentuhan Sasuke di sekujur tubuhnya tanpa melewatkan satu senti pun hingga laki-laki itu kembali menatapnya, menatapnya dengan sorot mata yang tak pernah berubah.

"Semuanya adalah milikku," ucap Sasuke.

Sakura tak tahan lagi, laki-laki ini terlalu seksi untuk ia lewatkan hingga jemarinya mulai aktif, menyentuh bagian bawah laki-laki itu lalu meremasnya. "Lalu, apakah ini milikku?"

"Shttt..." Sasuke mendesis pelan, menatap perempuan di hadapannya yang tengah menggigit bibir bawahnya, melemparkan tatapan menggoda yang membuat ia sangat ingin melahapnya sekarang juga.

"Hati-hati dengan tangan Anda Grand Duchess, saya khawatir Anda tak akan bisa berjalan," bisik Sasuke pelan tepat di telinga perempuan itu, menyuarakan kalimat yang amat seksi di sana.

Sakura tersenyum nakal. "Bukankah kau bisa menggendongku?"

Sasuke mendengus tak percaya, menatap Sakura yang juga menatapnya dengan tatapan menggoda hingga Sasuke akhirnya mengangkat tubuh perempuan itu, mendudukkannya di atas meja kerjanya.

Sakura menatap Sasuke saat laki-laki itu dengan perlahan melepaskan kancing kemeja yang ia kenakan hingga sebuah pemikiran muncul di benaknya. "Bukankah kau sangat pandai meniru wajah Kakakmu Yang Mulia? Bahkan kau bisa mengubah warna matamu padahal hanya garis keturunan murni Uzumaki yang bisa melakukannya."

"Ada apa? Anda penasaran?" tanya Sasuke.

Sakura menggelengkan kepalanya pelan. "Aku lebih penasaran, mengapa kita tak mencobanya dengan wujudmu yang seperti itu? Seperti Uchiha Itachi."

"Saya tidak akan pernah melakukannya," ucap Sasuke dengan tegas seolah pernyataan itu bukanlah hal yang bisa dibantah.

"Kenapa?" tanya Sakura.

"Bukankah sudah saya katakan? Anda adalah milik saya. Anda hanya milik saya seorang bahkan saat saya meniru orang lain, itu menjadikan saya tak pantas untuk Anda," ucap Sasuke membuat Sakura tersenyum.

Sakura menangkupkan wajah Sasuke lalu mengecupnya sekilas sebelum laki-laki itu mencium bibirnya tanpa ampun, sebuah kecupan yang semula dari bibir dan perlahan turun ke bawah sampai ke belahan dada perempuan itu.

Sasuke memasukkan tangannya ke dalam gaun yang Sakura kenakan, menelusuri kaki jenjang perempuan itu hingga ia mencapai bagian kewanitaan perempuan itu. Sasuke tersenyum senang saat dilihatnya Sakura yang sudah tak tahan lagi.

Sasuke mengerakkan tangannya, menggesekkan jarinya dengan bagian kewanitaan perempuan itu membuat perempuan itu melenguh nikmat, merasakan sensasi kenikmatan yang amat luas biasa di bawah sana.

"Grand Duchess, akan saya hangatkan Anda," ucap Sasuke pelan sebelum laki-laki itu kembali menciumnya, mengecapnya, melumatnya, menggigitnya bahkan menghisap bibir merah muda itu tanpa ampun.

Benar saja, perempuan itu hanya miliknya. Tak akan ada seorang pun yang boleh menyentuhnya apalagi memiliknya bahkan bermimpi untuk menyentuhnya saja, Sasuke pastikan ia akan menjadi orang paling menderita karena sempat memimpikan hal itu.

Sasuke tak suka berbagi apa yang sudah menjadi miliknya karena ia serakah dan hal yang paling membuat seorang Uchiha Sasuke serakah adalah Haruno Sakura. Sasuke sangat serakah terhadap Sakura, tak ada yang boleh memilikinya selain dirinya.

•••

To be continued
Signed with love from your beloved Bie, YourBie♡

The Villain's RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang