Tap tap tap. Sasuke melangkahkan kakinya, memasuki ruang kerja Naruto, mendapati laki-laki bergelar Kaisar itu berdiri di depan jendela, menandingi pemandangan rakyatnya yang tengah di obati.
Sasuke menghentikan langkah kakinya, berdiri di meja kerja laki-laki itu. "Yang Mulia..."
"Kemana saja kau Jenderal?" Pertanyaan itu terdengar begitu dingin. Hingga laki-laki berambut kuning itu berbalik, menatap Sasuke yang hanya berjarak lima langkah kaki dari tempatnya berdiri.
"Bagaimana bisa kau berkeliaran di situasi yang seperti?" Sekali lagi, Kaisar Baston itu bertanya dengan suara yang masih terdengar dingin.
"JENDERAL RAIDEN!!" Naruto berteriak marah.
"Maaf Yang Mulia, saya hanya pergi berpatroli, memeriksa rakyat yang membutuhkan bantuan," ucap Sasuke menundukkan kepalanya.
"Lalu kau pergi ke kediaman Grand Duchess Emerald? Bukankah kau terlalu sering menemuinya?!" tanya Naruto membentak.
"Maaf Yang Mulia, saya hanya memeriksa kediaman Grand Duchess Emerald karena ternyata beliau membuka kediamannya untuk mengobati beberapa warga," jelas Sasuke bersama sikap tenangnya.
Naruto menghembuskan nafas, berusaha menenangkan dirinya. "Kau tahu apa yang terjadi ketika kau tidak ada di Istana?"
"Maaf Yang Mulia, saya kurang tahu," jawab Sasuke.
"Beberapa bangsawan menemuiku sehingga aku harus mengadakan rapat darurat Kekaisaran. Mereka semua menyalahkanmu atas kematian beberapa putri mereka," ucap Naruto membuat Sasuke menegakkan kepalanya.
"Bisakah kau fokus pada Istana alih-alih melakukan hal-hal seperti ini? Ada begitu banyak orang yang aku perintahkan untuk mengurus rakyat yang terluka. Seharusnya saat ini kau pedulikan dirimu sendiri, kau bisa saja digulingkan dalam hitungan hari Jenderal," lanjutnya.
"Mohon maaf Yang Mulia, saya tidak berpikir terbuka. Alih-alih memikirkan bangsawan yang protes, saya justru memikirkan rakyat yang terluka. Saya dapat mengerti jika mereka merasa kehilangan, namun Yang Mulia situasi istana juga kacau. Tak ada yang tak terluka karena insiden ini," ucap Sasuke memberikan penjelasannya.
Naruto menghembuskan nafas. "Aku tahu kau begitu peduli kepada rakyat seperti aku. Namun seperti yang kau katakan Jenderal, situasi Istana sedang tidak baik-baik saja. Bagaimana jika kau digulingkan? Siapa yang akan berada di sisiku?"
Sasuke terdiam, mencerna baik-baik ucapan Naruto. Awalnya Sasuke berpikir jika Naruto cemburu karena ia terus menemui Sakura namun mengapa kalimat itu justru membuat Sasuke berpikir sebaliknya?
"Aku akan mengirimmu keluar kerajaan untuk sementara waktu sampai situasi Istana membaik." Kalimat perintah itu membuat Sasuke tampak terkejut.
"Yang Mulia, apa maksud Anda?" tanya Sasuke.
"Kau ingat Sakura Obelia yang Gaara ceritakan?" tanya Naruto membuat Sasuke segera menganggukkan kepalanya.
Naruto melangkahkan satu langkah kakinya ke depan, berdiri lebih dekat dengan Sasuke. "Awalnya, aku berpikir jika Grand Duchess Emerald sangat mencurigakan. Aku takut dia punya hubungan dengan Sakira dan berkemungkinan melakukan pemberontakan yang sama seperti Sakira. Namun aku menyadari kontribusi yang amat luar biasa darinya di Wilayah Utara Kekaisaran Baston. Oleh karena itu, aku sedikit meredam kecurigaanku sampai seseorang yang mengaku sebagai Sakura Obelia itu muncul."
"Apa maksud Yang Mulia? Pada saat kejadian, Grand Duchess bersama saya. Saya bertemu dengan beliau saat ingin mengamankan situasi," ucap Sasuke memperlihatkan wajah penuh tanyanya.
"Kau benar Jenderal, oleh karena itu aku sedikit bimbang. Namun yang jelas, kemunculannya amat mencurigakan. Kita harus menangkapnya dan menginterogasinya," ucap Naruto membuat Sasuke terdiam sejenak, menyadari laki-laki itu hendak mencari kambing hitam dari ulah yang ia buat sendiri.
"Anda ingin saya menangkapnya?" tanya Sasuke.
"Tidak peduli kau bisa menangkapnya atau tidak. Namun setidaknya pergilah selama seminggu atau dua minggu untuk meredam kemarahan para bangsawan. Dengan begini, kita bisa menekan amarah mereka untuk sementara waktu dengan tindakanmu yang berusaha bertanggungjawab atas kejadian ini," ucap Naruto menatap Sasuke.
"Aku tidak menyalahkanmu atas insiden itu Jenderal namun kau pun mengerti situasinya," lanjutnya.
Sasuke menganggukkan kepalanya, kembali menatap laki-laki berambut kuning itu. "Baik Yang Mulia, saya mengerti dan akan menjalankan perintah Anda."
"Lalu..." Naruto menggantungkan kalimatnya membuat Sasuke menatapnya dalam keheningan, menantikan hal apa yang akan dikatakan oleh laki-laki berambut kuning itu.
"Bagaimana situasi di kediaman Grand Duchess?" tanyanya.
"Grand Duchess membuka kediamannya, beberapa orang dirawat di sana," jelas Sasuke dengan singkat.
Naruto memicingkan matanya, menatap Sasuke dengan tatapan penuh selidik. "Bagaimana cara ia mengobati orang-orang tersebut?"
Sasuke mengulum senyumnya, sepertinya Naruto penasaran bagaimana cara Sakura mengobati orang-orang. Tentunya laki-laki itu berkemungkinan berpikir jika Sakura memiliki kekuatan yang sama seperti Sakira untuk memperkuat kecurigaannya.
"Pelayan Grand Duchess memiliki pemahaman mengenai ramuan herbal, ia tiba lebih awal untuk membantu Grand Duchess sementara beberapa orang dari Wilayah Utara yang membawa obat-obatan akan tiba pagi ini," jelas Sasuke.
Naruto membuka mulutnya. "Ah begitu rupanya kalau begitu aku harus berterimakasih kepadanya. Besok sebelum kau pergi, bawalah beberapa hadiah untuk Grand Duchess."
"Yang Mulia saya ras-" "Aku tahu Jenderal, kau merasa hal itu kurang pantas di tengah situasi ini namun aku harus tetap berterimakasih kepadanya," ucap Naruto memotong ucapan Sasuke.
°°°
"Bagaimanapun caranya kita harus menangkap perempuan bernama Sakura Obelia itu. Jika dia adalah saudara Sakira, maka pasti ia punya sedikit kekuatan serupa seperti Sakira," ucap Temari dengan serius.
Kankuro tersenyum licik mendengar ucapan itu. "Kakak benar, kita membutuhkannya untuk rencana kita menggulingkan Kekaisaran."
"Kita tidak perlu menangkapnya," ucap Gaara dengan tenang, sebuah kalimat yang sukses membuat Temari dan Kankuro menatapnya.
"Maksudmu?" tanya Kankuro.
Gaara meletakkan kedua tangannya di atas meja, menumpu kepalanya di atas kedua tangannya yang terkepal di atas meja. "Bukankah Jenderal Raiden akan menangkapnya? Naruto pasti memerintahkannya untuk menangkapnya."
"Hm benar juga, Kaisar pasti berpikir hal ini terjadi karena perempuan itu yang tiba-tiba muncul dalam kekacauan ini. Dia pasti akan meminta Jenderal Raiden menangkap pelakunya untuk melindungi diri dari para bangsawan yang protes," ucap Temari membenarkan.
Kankuro meletakkan jari telunjuknya di dagunya, berpikir keras tentang hal itu. "Benar juga, melihat kehebatan Jenderal Raiden aku yakin ia bisa dengan mudah menangkap perempuan itu."
"Kita hanya perlu menculiknya ketika Jenderal Raiden membawanya ke Istana," ucap Gaara tersenyum licik.
"Rencana yang sempurna Gaara. Kali ini, Naruto benar-benar bisa digulingkan dengan kekacauan yang terjadi saat ini ditambah dengan adanya perempuan itu. Jika kita punya kekuatan yang sama seperti Sakira, kita bisa menggunakan kekuatan Kyubi," ucap Temari ikut tersenyum dengan licik.
"Namun bukankah kita juga harus mulai mengambil hati Jenderal Raiden?" tanya Kankuro melipat tangannya di depan dada.
"Setelah kupikirkan kembali sepertinya akan sedikit lebih sulit," ucap Gaara.
"Tidak juga, bukankah Jenderal Raiden sangat peduli kepada rakyat? Di tengah situasi ini akan lebih baik jika kita turun membantu. Dari yang kudengar Grand Duchess Emerald membuka kediamannya dan mengobati orang-orang. Itu artinya...." Temari menggantungkan kalimatnya, menatap Gaara yang menantikan ucapan kakak tertuanya itu.
"Kita bisa mengambil hati Jenderal Raiden lewat aksi tersebut sementara Gaara juga bisa diam-diam mendekati Grand Duchess," lanjutnya membuat Gaara tersenyum, ia suka rencana itu.
•••
To be continued
Signed with love from your beloved Bie, YourBie♡
![](https://img.wattpad.com/cover/318283798-288-k793229.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Villain's Revenge
FanfictionSakura si ahli strategi berkepala licik dan kejam memasuki Ibukota Kekaisaran Baston dengan skema rumit guna membalaskan dendamnya atas kematian saudari kembarnya yang mati digantung sebagai pemberontak kekaisaran yang menggulingkan kekaisaran sebel...