Karin berdiri di hadapan Naruto, menatap adiknya itu yang terus meraung-raung kesakitan sambil mencengkram erat kepalanya. Sasuke sudah menanamkan rasa sakit bagai berada di dalam neraka di dalam jiwa laki-laki itu sehingga ia hanya akan merasakan rasa sakit yang tak terbayangkan.
Sakura mengambil pedang Sasuke lalu memberikannya kepada Karin. "Kurasa, kau adalah orang yang paling pantas untuk mengakhirinya."
Tatapan Karin kali ini sedikit sendu, menatap pedang itu lalu mengambilnya. Ditatapnya lama pedang itu sebelum akhirnya ia menatap adiknya yang berteriak kesakitan bagaikan orang gila.
"Kenapa kau harus seperti ini Naruto? Kenapa...? Padahal aku dan Kak Nagato menyayangimu tapi kenapa? Kenapa...? Kenapa jalan ini yang kau ambil?" ucap Karin dengan suara bergetarnya, menatap sapphire biru Naruto yang terasa kosong.
Karin mencengkram dadanya yang terasa sesak. "Jika sudah begini, kita tidak akan pernah bisa kembali ke titik awal."
"Maafkan Kakak, Naruto." Jleb. Pedang itu menancap di jantung Naruto membuat sapphire biru itu terbelalak hingga pemilik mata indah itu itu tak lagi bernyawa.
"Hiksss... hikss..." Karin jatuh terduduk dengan lemas, menangis dengan dadanya yang terasa amat sesak. Memang ini tujuannya, mengakhiri hidup adiknya namun tetap saja terasa sesak dan menyakitkan, mau bagaimanapun Naruto tetaplah adiknya.
Sakura mencengkram bahu Karin, membantu perempuan itu untuk berdiri. "Ayo Karin, temui rakyatmu."
Karin mengusap air mata di wajahnya. Perempuan dengan rambut merah itu menggelengkan kepalanya. "Tidak."
"Saya tidak akan mengambil alih tahta," ucap Karin dengan senyuman yang kini terpatri di bibirnya, sorot mata perempuan itu kali ini menatap sosok Sasuke yang berdiri di belakang Sakura, tepat di tengah-tengah Kakashi dan Sai.
"Karin, ini Kekaisaranmu," ucap Sakura.
Karin menatap Sakura dengan tatapan sendu. "Saya tidak bisa Nona, saya tidak bisa membiarkan diri saya hidup lebih lama lagi. Tolong akhir hidup saya juga, saya tahu jika Anda menderita karena memberikan kehidupan kepada saya. Saya tahu, hidup Anda terbagi karena saya. Semuanya sudah cukup."
"Karin," panggil Sakura.
Karin menggenggam tangan Sakura. "Saya tahu, jika saya meminta ini kepada Anda maka saya menjadi seseorang yang amat egois. Saya ingin Nona dan Yang Mulia melindungi rakyat Baston, tolong lindungi mereka, mereka tidak punya rumah dan tidak ada yang bisa melindungi mereka. Saya mohon."
"Karin apa yang kau bicarakan? Kau tidak akan kemana-mana," ucap Sakura namun Karin menggelengkan kepalanya pelan.
Karin menatap Sasuke. "Yang Mulia, tolong jaga Nona dengan baik. Saya percayakan Nona kepada Anda."
Karin tersenyum, senyuman yang terlihat amat lega dengan air mata haru menghiasi wajah cantiknya hingga secara perlahan ia berubah menjadi butiran cahaya dan menghilang.
°°°
Sasuke berdiri di balkon Istana, menatap rakyat Baston yang ada di sana bersama Sakura yang berada di sisinya.
"Mungkin selama ini kalian semua mengenal saya sebagai Jenderal Angkatan Darat Kekaisaran Baston namun sebenarnya saya adalah Uchiha Sasuke, Pangeran Kedua Kerajaan Navier," ucap Sasuke dengan suara lantangnya.
"Saya tidak berharap kalian akan mengikuti saya, saya membebaskan kalian semua untuk memilih," lanjut Sasuke masih dengan suara lantangnya.
Selama beberapa saat semua orang terdiam hingga seorang laki-laki yang berada di barisan paling depan berlutut. Secara perlahan dari barisan paling depan semua orang berlutut sampai ke belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Villain's Revenge
FanficSakura si ahli strategi berkepala licik dan kejam memasuki Ibukota Kekaisaran Baston dengan skema rumit guna membalaskan dendamnya atas kematian saudari kembarnya yang mati digantung sebagai pemberontak kekaisaran yang menggulingkan kekaisaran sebel...