Chapter 05: Rebel Candidate Empress

2.1K 354 18
                                    

Sasuke memasuki rumah kaca, melihat Naruto yang berdiri di tengah-tengah ruangan itu, memperhatikan bunga-bunga yang bermekaran dengan indah di taman itu. "Sasuke de Raiden menghadap Yang Mulia Kaisar semoga sinar matahari terus menyinari Baston."

Suara Sasuke membuat Naruto menolehkan kepalanya, menyuruh laki-laki itu untuk mendekati hingga keduanya berdiri saling berhadapan.

"Yang Mulia memanggil saya?" tanya Sasuke.

"Benar," ucap Naruto membenarkan namun setelahnya laki-laki itu tak jadi berujar, sibuk melihat bunga-bunga yang bermekaran di taman itu.

"Anda sepertinya sering kemari akhir-akhir ini Yang Mulia," ucap Sasuke membuat Naruto meliriknya sekilas lalu menganggukkan kepalanya.

"Rumah kaca ini adalah hadiah yang saya berikan kepada Sakira saat ia begitu merindukan padang rumput dan tanaman indah yang bermekaran di Stren," jelas Naruto sambil memejamkan matanya.

"Sebenarnya ada sesuatu yang mengganggu saya Yang Mulia." Ucapan Sasuke membuat Naruto membuka matanya, kembali menatap laki-laki dengan wajah dingin dan datar itu.

"Maafkan saya atas kelancangan saya Yang Mulia namun mengapa Yang Mulia menggantung Nona Sakira jika Yang Mulia pada akhirnya merindukannya seperti sekarang," ucap Sasuke membuat Naruto terdiam selama beberapa saat.

Naruto memalingkan wajahnya, melihat bunga mawar merah yang mekar di taman itu. "Kadang ada hal yang tidak bisa kita kendalikan Jenderal dan terkadang untuk mencapai tujuan yang kita inginkan harus ada hal yang kita korbankan."

"Apakah Anda bahagia usai mencapai tujuan yang Anda maksud Yang Mulia?" tanya Sasuke dengan hati-hati.

Naruto memejamkan matanya sejenak, mengalihkan pandangannya dan menatap Sasuke yang begitu tenang. "Bagaimana denganmu Jenderal? Apakah ketika kau mencapai suatu tujuan kau tidak mengorbankan sesuatu?"

Pertanyaan itu membuat Sasuke terdiam lama, memikirkan tujuan yang Naruto maksudkan dan kemungkinan ia kehilangan Sakura jika tujuannya berhasil. Sekilas Sasuke merasa takut memikirkan semua itu, alih-alih mencapai tujuannya memastikan Sakura baik-baik saja adalah prioritas utamanya namun ia tak bisa berhenti begitu saja, ia harus membalaskan perbuatan mereka semua kepada keluarganya dan rakyatnya yang dibantai habis.

"Mengapa kau diam Jenderal? Biasanya kau menanggapi setiap permasalahan dengan tenang dan kebijaksanaan bahkan sering kali aku merasa bahwa ketenanganmu itu seperti engkau terlahir sebagai keturunan raja. Sebuah kebijaksanaan yang bahkan terasa engkau lebih pantas menjadi Kaisar dibanding aku," ucap Naruto setelah lama Sasuke terdiam.

"Maaf Yang Mulia, pertanyaan Anda membuat saya takut keliru dan memikirkannya," jawab Sasuke membuat Naruto tersenyum.

"Ternyata ada juga hal yang membuatmu keliru Jenderal," ucap Naruto dengan tenang, menatap Sasuke yang juga menatapnya.

"Namun saya menyakini menjaga seseorang yang selalu berada di sisi saya hingga tujuan itu tercapai adalah sesuatu yang menjadi keharusan bagi saya. Jika saya berada di situasi sulit sehingga harus mengorbankannya, saya akan mencoba menarik diri sejenak, memikirkan hal terbaik yang bisa dilakukan. Beberapa permasalahan sebenarnya dapat di atasi dengan mudah oleh waktu namun kadang kala manusia itu tidak sabaran, begitu serakah untuk mencapai tujuannya hingga lupa atas apa saja yang sudah dilalui," jawab Sasuke membuat Naruto menatapnya lama.

"Kebijaksanaanmu memang selalu membuatku kagum Jenderal, kebijaksanaan yang bahkan setara dengan seorang Uskup Agung. Darimana dirimu belajar banyak hal?" tanya Naruto dengan tenang.

"Kebijaksanaan datang dalam pemikiran tenang yang tidak terburu-buru Yang Mulia," ucap Sasuke sedikit membungkukkan kepalanya, memberikan sedikit penghormatannya kepada sang Kaisar.

The Villain's RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang