Angan-angan Arul

158 3 0
                                    

Arul POV

Ini hari ke 6 aku berada di pulau dewata ini, meninggalkan anak istri untuk bekerja. Aku terpaksa ikut kerja jadi kuli bangunan, kerja di desa asal ku gajinya cuma sedikit, apalagi aku yang cuma lulusan SMP, susah banget nyari kerjaan, klo kerja di sawah ikut orang, seharian kerja paling cuma dapat 60ribu, capek pula kerjanya.

Pernah juga aku ikut bantu juragan ayam ngurusin ayam-ayam petelurnya, per seribu ekor gajinya 200ribu tiap bulan, aku biasa pegang tiga ribu ekor, kerjanya juga sebenernya nggak terlalu berat, hanya ngasih makan tiap pagi dan sore sama ngambil telur-telurnya, tapi tempatnya kotor dan menjijikkan, tau sendiri lah namanya juga kandang.
Apalagi semenjak Laila hamil anak ke dua kami, Laila sudah nggak pernah bantu aku di kandang setiap paginya, padahal sebelum dia hamil, Laila pasti selalu bantu aku kerja di kandang ayam sebelum jam delapan pagi dia ngajar PAUD di Yayasan milik keluarganya. Sudah ku bilang untuk menggugurkan saja kandungannya itu, tapi Laila kekeh mempertahankan janinnya, akhirnya kan begini aku capek kerja di kandang sendiri, cuma sore aja Laila mau bantuin, dia sih enak kerja di sekolahan, tempatnya bersih, ndak kotor-kotor kaya aku, dan akhirnya aku bertahan disana cuma sampai 4 bulan aja, capek kerja, boss nya juga makin cerewet soalnya aku jarang membersihkan telur-telur ayam yang ada kotorannya, jijik lah, biasanya Laila yang rajin, kalau aku ya ogah.

Hari ini hari Sabtu, jadi malam ini kerja nggak lembur, kami pekerja disini rata-rata masih muda, jadi agendanya nanti mau malam mingguan, jalan-jalan ke pasar senggol Sayan, meskipun belum gajian, syukurnya bekal ku berangkat kesini masih banyak, cukup lah buat aku bertahan sampai gajian minggu depan. Setelah seminggu kerja di panas-panasan membuat villa milik orang Perancis di desa Payangan ini, akhirnya aku bisa beristirahat juga dan menikmati libur hari Minggu besok.

Orang bilang kerja ku paling ringan karna cuma angkat-angkat herbel, bikin adonan semen dan pasir juga bikin rancangan besi bersama 10 kuli lainnya, coba mereka yang bilang kerja ku ringan itu ngrasain kerja kaya aku, ngeluh apa nggak kira-kira? Jadi Tukang sih enak, kerjanya cuma suruh ngambil ini itu dia tinggal pasang-pasang doang, apalagi mandor...cuma nyuruh-nyuruh nunjuk ini itu sambil teriak-teriak dan ngomel. Aahh...suatu hari nanti aku juga pasti bisa seperti mereka, aku harus belajar dulu sekarang, sabar sampai bisa sendiri..

"Rul...sudah ngabarin istrimu belum?" tanya Pak Kandar menyadarkan lamunanku yang duduk di teras bedeng setelah selesai bersih-bersih badan sambil nunggu waktu maghrib.

"Sudah Pak tadi sebelum mandi"

"Gimana?sehat dia??aku tu kadang kasihan lho lihat istrimu itu, hamil besar tapi malah jauh dari kamu, kalau ada apa-apa gimana??"

"Di sebelah rumah kan ada paman-paman sama budenya to Pak Kandar, mertua juga sering jenguk, nggak perlu terlalu di khawatirkan begitu" jawab ku

"Masalahnya dia kan lagi hamil Rul.., masa' kamu ndak khawatir to??" Pak Kandar menggeleng-gelengkan kepalanya

"Justru karna dia hamil besar aku ndak khawatir meninggalkan Laila Pak, sama bidan kan juga udah nggak boleh sering-sering naik motor, jadi aman..dia nggak bakal keluyuran kemana-mana, cuma diem dirumah, lha lek ndak hamil yo malah aku khawatir, ntar aku capek-capek kerja, dia kluyuran ngabisin duit ku, aku to yang ngenes"

"Halah...ada-ada aja kamu ni Rul, gek istrimu itu lho mau nguluyur kemana??paling yo kerumah orang tuanya"

"Lha yo ndak tau to Pak..." aku angkat bahu disambut kekehan Pak Kandar.

Wajar to aku punya pikiran begitu, laki-laki mana coba yang mau dan tenang pikiran klo jauh-jauh kerja tapi istrinya keluyuran ndak tau kemana?klo kondisi Laila hamil besar, emang dia bisa keluyuran kemana??Aman, dia pasti pilih dirumah, paling juga ngerumpi sama Mbak Solik istri pamannya itu, sama Pak Alim..pamannya yang lumayan santai karna istrinya kerja di Arab jadi TKW. Ahh seandainya Laila mau jadi TKW, pasti hidup ku enak, tinggal ongkang-ongkang kaki dirumah, duit ngalir terus, coba Laila mau denger kata ku buat gugurin kandungannya, pasti aku bisa paksa dia buat jadi TKW, udah hidup kere, nambah anak lagi? mau di kasih makan apa?.

Suamiku Super PelitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang