Biarkan saja, bukti tak mengarah padaku

87 5 0
                                    

Hai Guy's...Mas Arul yang ganteng is back, kangen nggak....kangen nggak...kangen dooong, heheheeh
Sorry ya...Authornya lagi gabut ini, mendekati HPL hati dag dig dug malah nggak tenang, apalagi hampir setiap hari rebutan HP sama si Bocil, dan tau sendiri lah...sehebat-hebatnya kaum emak² pasti tetep kalah sama tangisan Bocil kan...hehehe

BTW, makasih ya buat para readers yang sudi meninggalkan tanda bintang untuk cerita ini. Dapat bintang dari kalian itu tuh ibarat lagi haus di jalan terus nemu duit buat beli es...Byuh MasyaAllah senengnyaaaaa😍😍😍😍

Thank's U semuanya 😘😘😘😘, yuks kita lanjut nggosipin Mas Arulnya...

*

***
Akhirnya yang di tunggu-tunggu Laila pulang di sore hari ketika jam sudah menunjuk diangka 5. Arul pulang langsung ke dapur lalu mengambil piring dan makan, setelah menyelesaikan makannya kemudian dia mandi. Laila masih membiarkannya sambil menyelasikan mengurus Shaka yang juga sudah di mandikannya.

Laila lalu menitipkan Arshaka dirumah Solik agar tidak terganggu ketika berbicara dengan Arul nantinya. "Klo ada apa-apa teriak saja ya La, biar aku bisa langsung kesana nanti" pesen Solik menerima Arshaka yang di balas anggukan serta senyuman oleh Laila.

"Kita harus bicara Mas..." kata Laila melihat Arul sedang santai merokok di teras rumahnya sambil bermain handphone nya.

"Apa lagi sih La?? nggak bisa apa kamu biarin aku hidup tenang, santai... kok selalu aja ngajak ribut terus, ndak capek kamu?" jawab Arul.

"Masuk.... kita bicara di dalam, nggak enak dilihat orang lewat" jawab Laila setelah menarik nafas dalam-dalam. Laila mendahului masuk ke ruang tamu dan duduk disana. Dengan kesal Arul menyusul dan membanting tubuhnya sendiri duduk di sofa.

"Mau ngributin apa lagi kamu?? masih soal Santi?"

"Aku nggak mungkin ribut tanpa alasan Mas, aku nggak mungkin marah kalau kamu nggak membuat ulah, kamu sadar nggak apa yang kamu lakukan itu sudah benar-benar keterlaluan?"

"Apa sih? nggak jelas banget kamu... apanya yang keterlaluan? Santi itu mantan pacar ku, wajar kan kalau aku dekat lagi sama dia, aku ganteng...aku punya uang, dan aku pun nggak minta uang dari kamu buat kencan sama Santi, di luar sana banyak laki-laki yang punya pacar meskipun udag beristri, sudah lah...terima aja nasib kamu. Salah kamu sendiri kamu nggak pernah mau nurut kata-kata ku buat jadi TKW" ucap Arul tanpa rasa bersalah mengiris hati Laila.

Laila sungguh tak menyangka, Arul akan sedemikian berterus terangnya soal perselingkuhannya tanpa sedikitpun berpura-pura untuk menutupi keburukannya. Bahkan mengatakan sebuah perselingkuhan adalah suatu kewajaran di dunia ini. Laila cukup terkejut dengan kejujuran Arul ini, tanpa Laila tau, bukan hanya Santi, tapi masih banyak nama perempuan Lain berderet di hati Arul.

"Semudah itu kamu bilang wajar berselingkuh Mas??" tanya Laila.

"Lha kan memang mudah...apa susah nya, bagus kan aku jujur, dari pada aku sembunyi-sembunyi? aq itu ganteng La..mudah buat ku untuk cari hiburan di luar sana, kalau kamu ndak bisa membahagiakan aku, jangan salahkan aku cari kebahagiaan di luar sana" jawab Arul santai.

"Terserah kamu ya Mas kamu mau berbuat apa saja di luar sana, aku bener-bener sudah hilang respeck sama kamu" jawab Laila kesal bukan main "Tapi satu hal yang harus kamu ingat. BERHENTI MENGGUNAKAN NAMA KU UNTUK MEMINTA UANG PADA MANTANKU" ucap Laila menekan kan setiap kalimat nya untuk menegaskan pada Arul sebagai peringatan. Dan berhasil..

"Mak...maksud ka kamu apa?" tanya Arul.

"Sudah berapa juta uang yang kamu dapat dari kamu menipu Ubay memakai nama ku untuk menerima transferan uang dari dia dengan imbalan memberi harapan aku akan kembali sama dia?? ha...." bentak Laila

Suamiku Super PelitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang