Author Pov
"Honey...kamu ganti nomer?" tanya Ubay begitu mendengar suara Laila. Tantu saja Ubay hafal betul suara Laila, suara yang begitu ia rindukan, satu-satunya perempuan yang sanggup memporak porandakan hatinya sampai sekarang meskipun dia sudah memiliki Nisa sebagai istrinya. Hatinya tak bisa berbohong bahwa hanya Laila yang bertahta disana.
"Haa...?" bingung Laila. Kenapa Ubay masih memanggilnya "Honey", panggilan kesayangan Ubay untuk Laila ketika mereka masih berpacaran dulu.
"Kok haa sih Honey?? kenapa ganti nomer?? apa chat kita ketahuan suami mu sampai kamu ganti nomer?" berondong Ubay.
"Chat kita?" beo Laila
"Kamu kenapa sih Honey?? kok aneh begini??" tanya Ubay lagi..
"Aku...."
"Oh ya Honey...aku sekarang di Malang lho, dua hari lagi kita ketemu ya, aku ke Blitar, kita ketemu di rumah Yono ya? aku kangen banget sama kamu Honey, udah nggak sabar pingin ketemu" kata Ubay meminta bertemu dirumah saudaranya yang tak terlalu jauh dari rumah Laila.
"Bay....tunggu dulu, ada yang mau aku tanyain sama kamu" potong Laila setelah menguasai hatinya dengan keterkejutan akan sikap Ubay
"Apa Honey bunny sweety ku?" suara manja Ubay.
"Kamu masih sering komunikasi sama Bagus?"
"Ya masih lah Honey...kenapa emangnya??nggak boleh ya??"
"Kamu ngomong apa aja sama Bagus tentang kita?"
"Ya aku jujur sama Bagus kalau kita pacaran lagi Honey, salah ya??"
"Pacaran lagi??" shock Laila, kalau hanya Bagus yang bilang...Laila bisa saja menyangka kalau Bagus sedang membual atau sengaja meledeknya dengan masa lalu mereka, tapi kalau Ubay sendiri bilang seperti ini, aneh sekali. "Sejak kapan kita pacaran lagi Bay?? kamu inget kan kalau aku udah nikah dan punya anak?" tanya Laila heran.
"Honey...kamu kok bilang gitu sih?? kenapa sekarang seolah-olah kamu nggak ngganggep aku?? bukannya selama ini kita udah buat komitmen untuk memperjuangkan cinta kita lagi setelah kamu cerai sama suami mu?? kenapa kamu berubah Honey?" tanya Ubay.
"Astaghfirullah hal'adhim...cerai Bay?" kata ku heran.
"Kamu kenapa sih Honey?? kok kamu jadi aneh begini sih?" tanya Ubay
"Sebentar Bay...sepertinya ada kesalah pahaman dan juga ada yang perlu kita lurusin deh"
"Salah paham apa Honey??" tanya Ubay dengan khas suara yang selalu manja kepada Laila.
"Kamu yakin Bay, selama ini masih menjaga komunikasi sama aku?? nomer ku yang mana yang sering kamu hubungi Bay?"
"Ya yakin dong Honey ku sayang...aku selalu chat di nomer mu yang belakangnya 791, setiap bulan juga aku kirim uang jajan mu 600ribu nggak pernah telat kan??? apa jatah lebaran bulan ini kurang Hon??atau jangan-jangan kamu punya banyak nomer buat chatingan sama mantan-mantan mu yang lain??kamu menghianati aku Hon??" berondong Ubay justru membuat Laila semakin terkejut.
"Apa Bay??? kamu selalu kirim uang...??astaga...tapi nggak pernah ada uang masuk di rekening ku Bay..dan aku juga yakin, saldo rekening ku terakhir bahkan nggak sampai 200ribu, kemana kamu kirim uang nya? dari mana kamu dapat nomer rekening ku yang baru?"
"Iya Honey...aku kan janji sama kamu, setelah kamu cerai sama suami mu, aku bakal nikahin kamu secepatnya, Mas kawinnya kebun karet ku yang 2 hektar, karna kamu belum cerai, sementara tak jatah uang jajan dulu 600ribu setiap bulan, lebaran, ulang tahun ku, ulang tahun mu juga tak lebihin kirimannya 1 sampai 1,5 juta, hampir dua tahun Honey, aku transfernya ke rekening bank Ma****i mu yang lama, coba aja cek ke bank nya, beberapa hari sebelum lebaran kemarin kan kamu juga udah jawab udah terima uangnya, buat beli baju baru kamu sama anak-anak, ini aku kirim bukti chat sama bukti transfer ke nomer mu yang sekarang" kata Ubay. 4 foto masuk ke ruang chat mereka meskipun sambungan telpon tak mati.
"Astaghfirullah hal adhim....astaghfirullah hal adhim" tangis Laila... sungguh dia tidak menyangka jika Arul setega ini sama dia. Dia baru menyadari Arul pura-pura menjadi dirinya di chat itu dan menerima sekian banyak uang selama ini dari Ubay dan Laila yakin sepeser pun dia tak pernah menikmatinya. Arul tega menjual namanya demi keuntungan pribadinya. Ini sungguh bener-bener keterlaluan.
"Kenapa Honey?? kenapa kamu menangis? uang mu sudah habis? aq transfer lagi sekarang ya...tapi please, jangan menangis. Kamu tau, aku akan malakukan apapun untuk mu, jangan pernah ragu untuk mengatakan apapun yang kamu butuh kan" jawab Ubay panik mendengar tangis Laila.
"Bay....cukup Bay...cukup..." tangis Laila. "Aku mohon sama kamu, jangan hubungi nomer itu, itu nomer suami ku Bay...dan nomer rekening itu...sudah lama sekali aku tak pernah pakai karna aku pikir nomer rekening itu sudah mati seperti kata suami ku, makanya aku buka rekening baru di bank lain, yang sering berkomunikasi dengan kamu bukan aku Bay, tapi aku yakin dia suamiku yang berpura-pura jadi aku untuk mendapatkan uang-uang mu" tangis Laila
"Apa????? jangan bercanda Honey"
"Bay...aku nggak bercanda sama sekali, aku nggak pernah merasa berkomunikasi ataupun meneriam uang-uang mu sama sekali Bay, bahkan lebaran ini aku nggak beli baju, selain seragam keluarga yang di buat sama Bapak ku, buat beli baju anak-anak pun aku harus terima borongan buat kue lebaran Bay, jadi aku sama sekali nggak bercanda. Selama ini bukan aku yang komunikasi sama aku...!" tegas Laila
"Jadi selama ini yang chat sama aku suami mu? yang terima uang juga suami mu? jeruk makan jeruk...Astaghfirullah...aku di kerjain?? pantesan setiap kali aku telpon nggak pernah diangkat, alasannya sibuk dan sebagainya....gila Honey....gila ini" Ubay emosi
"Ma'afkan aku Bay, tapi bener aku nggak tau sama sekali, aku dapat nomer mu hari ini juga dari Bagus, karna di terus meledekku CLBK sama kamu, sedang aku merasa setelah aku menikah kita nggak pernah ada komunikasi sama sekali, makanya aku heran dengan tuduhan Bagus kita CLBK, kalau kamu nggak percaya...kamu bisa kroscek sama Bagus kalau dia yang ngasih nomer mu ke aku"
"Gila Honey....aku bener-bener nggak menyangka ini...sangat nggak masuk akal ini, bagaimana seorang suami bisa melakukan ini pakai nama istrinya, gila suami mu itu"
"Aku ndak tau Bay...bener aku nggak tau dan kaget dengan semua kenyataan ini, aku juga masih belum percaya semua ini"
"Tapi Honey....apa dia baik sama kamu?? apa kamu bahagia menikah sama dia?? apa tak ada kemungkinan kita untuk bersatu lagi Honey?" Laila tercengang dengan pertanyaan Ubay "Honey...kenapa diam?"
"Aku....aku baik-baik saja Bay, iya aku baik-baik aja...dan untuk kembali padamu, aku pastikan aku tak bisa Bay, kamu tau sendiri kan...semua sudah berakhir, kita tak akan pernah bersama, bahagialah bersama keluarga mu Bay" jawab Laila.
"Aku rela melepas Nisa dan anak ku demi kembali padamu Honey" jawab Ubay.
"Nggak Bay...sekalipun tak ada Nisa, ataupun suami ku, aku nggak akan pernah ingin kembali sama kamu. Masa lalu kita sudah sangat menyakiti hatiku dan keluargaku Bay, aku tak ingin kembali mengungkit luka lama itu, lupakan aku Bay"
"Untuk masa lalu itu...aku minta ma'af Honey...aku janji tak akan mengecewakan mu juga keluargamu lagi"
"Cukup Bay...sudah, aku menghubungi kamu ini hanya ingin memastikan kesalah pahaman ini tadi. Nggak ada yang lain. Jadi aku juga mohon...cukup sampai disini, kamu jangan lagi menghubungi aku di nomer ini, apalagi nomer suami ku, dan jangan lagi mengirimi nomer rekening itu uang, atas nama suami ku, aku minta ma'af sebesar-besarnya atas tindakan suamiku ini"
"Tapi Honey...."
"Uang-uang yang kamu kirim, akan aku usahakan untuk menggantinya pelan-pelan"
"Nggak Honey...aku nggak minta uang-uang itu kembali"
"Sudah dulu Bay...aku pusing, Assalamu'alaikum" Laila memutus sepihak komunikasinya dengan Ubay, pusing kepala Laila mengetahui ulah suaminya tersebut. Dia tak habis pikir, apa sebenarnya isi otak sang suami? kemana dan untuk apa semua uang-uang yang dia terima dari Ubay itu.
******
NB : Selamat siang readers, Jum'at berkah ya...Semoga semua di beri kelancaran urusan, rejeki serta kesehatan.
Oh ya...silahkan mampir di cerita saya yang lain "Setengah Hati, Separuh Jiwa" tapi slow update untuk cerita tersebut.
Semoga menghibur, terima kasih🙏🙏🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Super Pelit
Cerita PendekLaila Maulidia (27), istri dari seorang Syahrul Ulum (31) atau Laila sering memenggilnya "Mas Arul", harus menghadapi sifat super pelit suaminya, mencoba selalu mempertahankan rumah tangganya demi anak dan juga perasaan orang tua serta mertuanya. Se...