M. Arshaka Rifqi Ardiansyah

45 2 0
                                        

Sudah 4 hari umur bayi gembul itu, wajahnya tampan dengan berat lahir 3,98kg dan panjang 51cm. Laila sudah mengirimkan foto anak mereke kepada suami tercinta, tapi pesannya hanya di baca saja, belum di balas semenjak dia melahirkan putra kedua nya.

"Assalamu'alaikum Mas"
"Kok nggak pernah ada kabarnya?"
"Kamu ndak pingin tau kabar anakmu?"
"Hari ini waktunya sepasaran bayi lho Mas, mau di kasih nama siapa anaknya Mas?"

Pesan Laila hanya terbaca, tak ada respon dari Arul sama sekali. Banyak sanak saudara yang berkumpul untuk acara sepasaran bayi, sekaligus pemberian nama untuk bayi Laila, tapu Laila belum punya pandangan akan di beri nama siapa? apalagi Arul juga nggak ada kaber beritanya. Keluarga Arul juga belum ada satupun yang menjenguk anggota baru keluarga mereka. Laila tidak terlalu berharap meskipun merasa iba kepada putranya yang seolah-olah tidak dianggap kehadirannya oleh mereka. Dalam hati Laila berjanji, akan melimpahkan segala kasih sayangnya hingga anaknya tak merasa kekurang kasih sayang.

Acara akan diadakan nanti ba'dha maghrib, dan saat ini sudah jam 5 sore, Laila di temani Suri, Solik dan Kayla di dalam kamarnya, sedang yang lain sibuk bantu-bantu di dapur.

"La...sudah di siapkan nama untuk bayinya?" tanya Madjid.

"Belum Pak, masih bingung" jawab Laila

"Kenapa nggak minta di cariin nama Mas Halimy saja La?" usul Kayla mengingatkan Laila kepada Sang Kakak Ipar yang merupakan salah seorang Kyai di daerah Jember.

"Astaghfirullah....kok nggak kepikiran sama sekali ya" Laila buru-buru mengambil HP lalu menghubungi kakak ke duanya "Assalamu'alaikum Cinta..." sapa Laila ketika telponnya di angkat Berlian kakaknya, tapi Laila lebih suka memanggilnya Cinta.

"Wa'alaikum salam Ay..., ada apa? tumben jam segini nelponnya" Berlian pun punya nama panggilan special buat Laila "Aya, potongan dr Ayang" yah...memang selebay itu mereka.

"Mas Halimy ada? lagi apa? sibuk nggak??" berondongnya

"Waduh...satu-satu aja kenapa nanyanya" protes Berlian, "Mas Halimy ada, habis sholat ashar kaya'nya...kenapa?, tumben nanyain Mas Halimy?"

"Hmmm....mau minta tolong di cariin nama dong, hari ini kan waktunya sepasaran bayi"

"Jam berapa acaranya?"

"Ba'dha maghrib.."

"Lha kok yo mendadak to, kamu ndak ada persiapan sama sekali?"

"Ndak ada" jawab Laila. Lalu terdengar Berlian ngobrol sama suaminya, tak lama "kamu pilih sendiri ya...M. Rayyan Zaki Ardiansyah atau M. Arshaka Rifqi Ardiansyah" kata Berlian.

"Makasih ya Cinta..."

"Ndak mau artinya?" tanya Berlian

"Artinya nanti aja pas Cinta sama Mas Halimy pulang, yg penting aq percaya, semua nama itu pasti artinya bagus" jawab Laila percaya kedua saudaranya itu. "Kapan Cinta pulang?"

"Nanti kalau Mas Halimy sudah senggang...kamu tau kan, Mas Halimy lagi di calonin jadi wakil bupati, sibuk banget, kaya-kaya nggak pernah ada waktu dirumah, ini tadi tumben juga dia dirumah"

"Ya sudah kalau begitu, salam buat Mas Halimy juga Adya ya, Assalamu'alaikum" pamit Laila

"Wa'alaikum salam" jawab Berlian kemudian menutup sambungan telpon mereka.

Suamiku Super PelitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang