Autor Pov
Aida, nama yg di kenal kan Toha kepada Arul. Gadis hitam manis yang berprofesi sebagai ustadzah atau pendidik di salah satu pondok pesantren di Banyuwangi. Arul pun dengan senang hati dikenalkan dengan Aida. "Lumayan nambah-nambah koleksi pacar" begitu yang ada dalam pikiran Arul. Lagian profesi Aida juga pasti di sukai orang tuanya, meskipun bukan penghafal Qur'an, tapi setidaknya ada yang bisa di banggakan, tidak seperti Laila yang hanya guru TK dan PAUD, yang menurut Arul tak bisa di banggakan sama sekali.
Sudah 2 bulan lamanya Arul berkenalan via media sosial dengan Aida, dan seperti dugaan Arul, Aida pun jatuh kepada pesona Arul, apalagi Arul mengaku masih bujangan yang sedang serius mencari istri. Komunikasi mereka berdua cukup lancar, tentu saja di belakang Ratna dan Risa.
Sedangkan di Jawa, bertekad ingin mengembalikan uang Ubay yang di habiskan Arul, Laila akhirnya melamar kerja di toko bahan bangunan. Bersyukurnya pemilik toko bangunan memang sedang mencari seorang kasir, dan Laila pun di ijinkan untuk mengajak Arshaka dengan catatan tidak akan mengganggu fokus kerja dari Laila. Dan bersyukur Arshaka sangat bisa di ajak kerja sama.
Karna di pagi hari Laila mengajar di PAUD, Laila pun mengambil shift siang sedang untuk hari bebas mengajar Laila mengambil shift pagi, agar bisa bergantian dengan teman sesama kasir.
"Assalamu'alaikum Bay, aku minta nomer rekening mu, aku ingin mengembalikan uang mu yang di pakai suami ku" chat Laila kepada Ubay setelah ia menerima gaji pertamanya.
Lama menunggu, satu jam kemudian baru Ubay membalas dan mengirimkan nomer rekeningnya. Gegas Laila ke ATM yang tak jauh dari rumahnya dan mentransfer uang 1juta untuk mencicil kepada Ubay. Setelah berhasil, Laila memfoto struknya dan di kirim kepada Ubay. Lalu Laila pun memutuskan pulang ke rumah Madjid saja. Tak lupa Laila membelikan bakso dan jajanan untuk Bara dan orang tuanya.
"Makasih Nda..." sorak sorai Bara begitu senang mendapatkan makanan kesukaannya itu.
"Kamu ndak kerja La?" tanya Rifa.
"Libur Bu'..." jawab Laila. "Aku naruk Shaka dulu ya Bu'...pegel juga nggendong saka lama-lama" kata Laila
"Iya, wong makin besar makin gendut gitu anaknya" kata Rifa sambil menoel-noel pipi Shaka yang sedang tertidur.
Lalu Laila ke kamarnya dan membaringkan Shaka di kasur. Lega rasanya hati Laila sudah bisa mencicil hutang-hutang nya. Sebenernya Laila lelah, lelah hati, pikiran juga fisiknya, tapi kembali Laila tersenyum dan semangat ketika melihat senyum Shaka meskipun dia sedang terlelap, ntah apa yang sedang di impikannya.
Laila mengeluarkan HP dr tas nya, ingin rebahan sebentar sambil main HP, tapi atensinya buyar terfokus sama pesan dari bank nya. Ada sejumlah uang yang masuk dalam rekeningnya. Setelah membaca pesan itu, kaget lah dia...Ubay malah mengirim uang sebesar 3juta ke dalam rekening nya. "Apa-apa an ini" batin Laila. Segera dia melakukan panggilan kepada Ubay.
"Apa-apa an kamu Bay? kenapa kamu malah kirim uang ke aku??jangan bercanda deh..." kata Laila begitu Ubay menjawab salam nya.
"Siapa yang bercanda sih Honey ku, aku ndak sedang bercanda...kan dari awal aku sudah bilang, aku nggak mau uang itu di kembalikan, kenapa kamu ngeyel mengembalikan uang nya?"
"Tapi Bay..."
"Nggak ada tapi Honey...aku bilang nggak ya nggak..." tegas Ubay. "Lagian kalau aku mau uang itu di kembalikan, suami mu yang harus mengembalikan, buka kamu"
"Tapi..."
"Aku tau, kamu kerja dari pagi sampai malam buat ngumpulin duit-duit itu Honey, kamu pikir aku bisa makan uang hasil keringat kamu? nggak ketelen Hon..." kata Ubay.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suamiku Super Pelit
KurzgeschichtenLaila Maulidia (27), istri dari seorang Syahrul Ulum (31) atau Laila sering memenggilnya "Mas Arul", harus menghadapi sifat super pelit suaminya, mencoba selalu mempertahankan rumah tangganya demi anak dan juga perasaan orang tua serta mertuanya. Se...