Pergi ke Bali

438 5 0
                                    

"Mas, bener ini nggak di tambahin lagi?" tanya Laila ketika suaminya hendak berpamitan kepadanya.

"Iya, aku kan masih belum tau keadaan disana gimana?makannya, tidurnya, nanti kalau aku nggak krasan gimana?aku juga perlu biaya untuk pulang kalau ternyata aku ndak krasan" jawab Arul

"Tapi ya masak 15.000 to Mas?" Laila menunjukkan uang pemberian Arul tadi pagi

"Terus kamu mau minta berapa?kamu kan diam dirumah?bisa makan seadanya,sedang aku merantau nyari kerja, 2 minggu lagi juga pasti tak kirim uang kalau udah gajian"

"Iya aku tau Mas, tapi aku lagi hamil besar, Bara juga lagi seneng senengnya jajan, mana cukup 15 000 untuk 2 minggu Mas??

"Ya cukup-cukupin lah, kamu kan pernah kuliah ekonomi, masak ngatur duit nggak bisa sih?" sungut Arul.

Ya...Arul hari itu akan ikut tetangganya untuk merantau ke Bali menjadi kuli bangunan, dia capek cari kerja di desa nya dengan bayaran yang kecil, tak cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya, apalagi Laila sedang hamil 8bulan, sebentar lagi butuh uang banyak untuk biaya persalinan dan segala kebutuhannya.

Maka ketika Pak Kandar mengajaknya untuk ikut ke Bali dengan gaji 110 rb perhari, Arul semangat untuk ikut kerja, dengan meminjam modal dari sang mertua uang 1,2juta dengan segala wejangan dan janji harus pulang ketika Laila nanti melahirkan, akhirny Arul siap untuk pergi

Tiit...tiit...tiiit...

Suara bel motor berbunyi di luar

"Assalamu'alaikum...Rul, gimana??sudah siap??" tanya Pak Kandar yg datang sama Endik keponakannya, yg juga akan ikut ke Bali,terlihat di atas motor ada Santo dan Imron yg akan mengantar mereka ke jalan raya besar yg di lewati Bis Ponorogo - Denpasar, mereka sudah memesan tiket kemarin.

"Wa'alaikum salam" jawab Laila dan Arul bersamaan "Sudah Pak...ayo kita berangkat" lanjut Arul..

"Ndak ada yang ketinggalan?" tanya Pak Kandar

"InsyaAllah ndak Pak" jawab Arul

"Ya sudah.., ayo kalau gitu" ajak Pak Kandar "La, kita berangkat ya, kamu di rumah hati-hati, soal Arul kamu ndak usah khawatir, pasti tak bantuin jaga dari bule - bule dan cewek Bali yang akan menggoda" ledek Pak Kandar..

"Iya Pak Kandar...aku percaya, titip Mas Arul ya, hati-hati di jalan, semoga lancar selamat sampai tujuan" jawab Laila dengan wajah merah menahan malu atas ledekan Pak Kandar. Pak kandar dan Endik lalu keluar memberi waktu Arul untuk pamitan kepada istrinya

"Ya udah La...aku berangkat dulu, cepet jemput Bara di rumah Ibu, nanti kelamaan nangis dia?" kata Arul mengingatkan Laila, Bara memang sengaja di titipkan di rumah orang tua Laila biar tidak menangis melihat ayahnya berangkat, bersyukur Bara sangat dekat dengan orang tua Laila, jadi jarang rewel dia di sana.

"Iya Mas..., tapi..." ucap Laila ragu

"Tapi apalagi?"

"Duitnya Mas..." jawab Laila

"Sudah cukup segitu, Assalamu'alaikum" Arul segera mengambil tangan Laila dan mengarahkan ke kening Laila untuk berpamitan lalu meninggalkan Laila di teras dengan matanya berkaca - kaca, antara sedih karna harus jauh dr sang suami tercinta dan bingung dengan uang yg ada di genggamannya.

Dia membantu meminjam kan uang ke orang tuanya 1,2jt dengan harapan 1jt akan di pegang Arul untuk bekal, sedang yg 200rb akan di pengangnya, tapi ternyata Arul meminta semua dan menukarny dengan uang 15rb rupiah dari sakunya.

"Wa'alaikum salam" jawabny lirih
Laila hanya bisa manatap ke dua motor beserta 5 penumpangnya itu pergi meninggalkan rumah pemberian orang tuanya. Tak ia sadari Solik (25), istri dari paman Laila yg rumahnya bersebelahan dengan rumahnya datang menghampirinya

Suamiku Super PelitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang