EXTRA CHAPTER 2

6.8K 203 47
                                    

Hari ini Alva tengah berada di kantor karena ia akan mengadakan rapat penting. Setelah melaksanakan rapat, Alva dengan segera menghubungi istrinya yang sedang mengandung. Kandungannya sudah menginjak 8 bulan, 1 Minggu lagi tepat 9 bulan, bayi itu akan lahir dan ia akan menjadi seorang ayah juga Vella yang akan menjadi seorang ibu.

Tentu ia sangat bahagia karena hadirnya si baby di antara dirinya dan Vella. Hadirnya dia merupakan sebuah anugerah baginya dan Vella.

"Halo sayang," sapa Alva dengan antusias kala merasa telpon pun tersambung.

"Hello papa!" Terdengar kekehan dari sebrang sana. Mendengarnya membuatnya semakin mengembangkan senyumnya.

"Gimana sama baby-nya? Dia gak rewel kan?"

"Nggak si, tadi cuma pengen mangga muda tapi sekarang udah gak mau lagi."

"Akunya gak ditanya, Al?"

Alva terkekeh geli mendengarnya. "Mama udah gak mual-mual lagi kan? Mau di beliin apa, hm?"

"Udah nggak akhh—"

"Awhhh ... Akhhh, s-sakit shh ..."

Deg

"K-kamu kenapa sayang? Perut kamu sakit?" tanya lelaki itu merasa cemas.

"S-sakit Alva akhh ..."

Alva segera bangun dari duduknya dan bergegas pergi dari ruangannya setelah mengambil kunci mobilnya. "Sayang hei, kamu jangan bikin aku panik. Bertahan sayang."

Setelah lift terbuka ia berlari tanpa memperdulikan para pergawai yang menatapnya heran.

"Alva sakit banget awhh ..." Terdengar jelas isakan Vella di sebrang sana.

Alva semakin berkeringat dingin. Ia berusaha untuk tidak panik. Ia masuk ke dalam mobil dan menjalankan menjauhi area parkiran.

"Jangan panik, Vel. Coba tarik nafas, setelah itu buang perlahan."

"Bertahan sayang, sebentar lagi aku pulang."

Vella mengikuti arahan Alva. Ia menarik nafasnya dalam lalu membuangnya secara perlahan.

"Akhh ... Ini sakit banget Alva!"

Alva semakin tak tega mendengar erangan Vella serta isak tangis Vella yang terdengar begitu jelas. Ia merasa semakin dibuat cemas.

"Bertahan sayang, sebentar lagi."

Sesampainya di pekarangan rumah, ia bergegas masuk ke dalam rumah menemui istrinya. Keduanya tengah berada di Surabaya, Alva dan Vella memang tinggal di Surabaya karena Alva mengurus bisnisnya yang berada di sana.

Alva mengusap peluh keringat yang sudah membanjiri wajah istrinya. Ia segera menggendong Vella dan membawanya keluar rumah lalu masuk ke dalam mobil.

"Kamu pasti bisa, Vel."

Alva menjalankan mobilnya menjauhi pekarangan rumah. Ia membawa mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Di samping Alva sudah ada Vella yang memegangi perutnya yang begitu nyeri. Ia sama sekali tak memperdulikan Alva yang sudah seperti orang kesetanan saat mengendarai mobilnya.

Vella beberapa kali menarik nafasnya dalam lalu membuangnya secara perlahan. Perutnya begitu sakit sehingga tangannya mencengkram erat dashboard mobil membuat Alva menatap Vella sendu.

Ia merasa tak tega dengan Vella yang harus menahan rasa sakit itu. Tangannya bergerak untuk mengenggam lengan Vella membuat Vella menatapnya.

"Cakar tangan aku aja, Vel."

Ketos VS WaketosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang