Part 24 : Brown

1K 116 3
                                    





♪ Selamat Membaca ♪


🍁🍁🍁



Ji Ran baru saja turun dari taksi setelah pulang dari toko bunganya tapi tiba-tiba dia dikejutkan oleh keberadaan seorang pria yang sedang berdiri di depan rumahnya.

Dari gesturnya, Ji Ran sudah tahu bahwa pria itu adalah seseorang yang sebenarnya tidak ingin ia temui lagi—tapi entah mengapa dia tiba-tiba menemui Ji Ran.

“Mau apa kau kesini?” pertanyaan itu Ji Ran ajukan dengan raut ketidaksukaan agar pria itu tahu bahwa kehadirannya tidak disambut oleh gadis itu.

“Oh? Kau sudah pulang?”

Ji Ran merotasikan matanya dengan malas lalu menyahut lagi, “Ada perlu apa kau kesini?”

Pria itu tersenyum lalu berjalan sedikit lebih dekat ke arah Ji Ran. Senyuman di wajahnya tidak sedikit pun memudar bahkan ketika Ji Ran melayangkan tatapan tidak suka, ia tetap mengulas senyuman manis.

Long time no see, Ji.”

Mendengar suara serta melihat senyuman pria itu seketika mengubah Ji Ran menjadi melankolis. Setengah mati ia menahan air matanya agar tidak terjatuh tetapi tetap saja dia tidak bisa menahannya.

“Bagaimana kabarmu? Aku merindukanmu, Ji.”

Sedetik kemudian runtuh pertahanan Ji Ran. Ia menangis dengan keras dengan kedua telapak tangan yang menutupi wajahnya. Ji Ran tidak peduli lagi dengan tanggapan pria di hadapannya ini karena yang terpenting sekarang ia harus meluapkan rasa sakit yang sejak tadi membendung di dadanya.

Pria itu pun tidak tinggal diam. Ia segera menghampiri gadis itu lalu memeluknya dengan erat.

“Maafkan aku, Ji. . maafkan aku.” katanya. Tak di duga Ji Ran malah memukul dadanya sambil terus menangis. Pria itu tidak sedikit pun menghalanginya—ia membiarkan Ji Ran meluapkan semua emosinya karena memang sejak tadi. . . sejak ia menanti kedatangan Ji Ran, ia sangat siap jika kehadirannya akan di tolak mentah-mentah oleh gadis itu.

Selepas Ji Ran meluapkan semua kesedihan serta emosinya, gadis itu pun perlahan-lahan menjadi tenang dan berakhir menyenderkan kepalanya ke dada sang pria.

“Sudah lebih tenang?” tanya pria tersebut.

Ji Ran tidak menyahut. Dia diam selama beberapa detik—kemudian balik bertanya, “K-kau kemana saja?”

Pria itu tersenyum sekilas lalu menjawab, “Maafkan aku. . akan kujelaskan semuanya kepadamu.”

Ji Ran akhirnya mendongak dengan wajah yang sudah merah dan basah oleh air mata. Dengan lembut pria itu membantu mengusap sisa air mata di wajah Ji Ran dengan ujung jaketnya.

“Kau . . . tiba-tiba menghilang, Jihoon-ah.” kata Ji Ran.

Pria yang di panggil Jihoon itu hanya tersenyum tipis lalu membelai pipi Ji Ran dengan ibu jarinya serta berkata, “Bagaimana kalau kita bicara di dalam rumahmu?”

Ji Ran meneguk sesaat salivanya setelah itu dia pun mengangguk. Kemudian mereka sama-sama masuk ke dalam rumah Ji Ran dan memilih mengobrol di sofa ruang tengah.

“Ku dengar kau berpacaran dengan seorang idol.” ucap Jihoon—atau lengkapnya Sung Jihoon.

“Kau tahu dari mana?” tanya Ji Ran

“Beberapa waktu yang lalu beritamu sangat popular.” jawab Jihoon sembari memperhatikan Ji Ran yang duduk berseberangan dengannya.

“Ah, ya.” balas Ji Ran singkat.

Dating By Accident  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang