🌾 Happy Reading 🌾
🍁🍁🍁
Pukul 8 pagi Namjoon terbangun karena sinar matahari yang mengenai wajahnya. Ia dengan berat membuka matanya seraya menyesuaikan cahaya di dalam kamar hotelnya. Dengan setengah sadar ia mengedarkan pandangannya guna mencari keberadaan gadis asing yang menginap semalam di kamarnya.
Namjoon tidak mendapati keberadaan gadis itu. Jadi ia segera tersadar dan mencarinya. Ji Ran tidak ada di mana-mana, mungkin dia pergi. Namjoon melihat di atas meja—tasnya yang berisi dompet dan barang penting lainnya masih ada di sana. Ponselnya juga masih aman di atas meja. Jadi, Ji Ran tidak mencuri atau membawa kabur barang-barangnya.
Kemudian Namjoon pergi mencuci wajahnya di kamar mandi. Setelah selesai dia keluar, bersamaan dengan pintu kamar hotelnya di buka lalu Ji Ran muncul dari sana. Di tangannya terdapat nampan berisi sarapan.
“Oh, kau sudah bangun?” tanya Ji Ran basa-basi sambil melatakkan nampan itu di atas meja.
“Hm. Kau mengambil sarapan di bawah?”
“Ehm. Sangat disayangkan jika tidak diambil. Kau sudah membayar mahal untuk menginap di sini.”
Namjoon tertawa gemas melihatnya. Lantas Ji Ran menarik dua kursi ke arah meja tadi. Kemudian ia duduk di salah satu kursi itu, lalu ia menepuk satunya lagi sebagai tanda untuk meminta Namjoon duduk di sana.
Kembali Namjoon dibuat tertawa dengan kelakuan gadis itu. Jadi ia segera menghampirinya dan duduk di kursi tersebut.
“Ini untuk berdua?” tanya Namjoon.
“Satu, tapi kita bagi dua. Kau tidak apa-apa kan?” sahut Ji Ran, padahal seharusnya jatah sarapan itu milik Namjoon.
“Hm. Tidak apa-apa. Aku jarang sarapan.”
“Kalau begitu sekarang kau harus sarapan.”
“Baiklah.”
Kemudian mereka menikmati sarapan sederhana itu sambil berbagi. Namjoon lebih banyak memberikan makanannya kepada Ji Ran karena ia sendiri tidak ingin makan banyak.
“Jadi bagaimana pacarmu itu?” tanya Namjoon.
“Ah sial! Harusnya aku melaporkannya kepada polisi, tapi aku malah kemalingan lagi.” jawab Ji Ran.
“Kenapa dia bisa mengambil uangmu?”
“Entahlah. Selama ini kami berhubungan dengan baik, tapi ternyata dia hanya pura-pura. Ck! Harusnya aku tidak mudah percaya pada orang asing sepertinya.” ucap Ji Ran dengan nada kesal.
“Aku juga orang asing, nona Choi.” sahut Namjoon. Lantas Ji Ran tertawa pelan lalu berkata, “Kau lebih dapat dipercaya meskipun kita baru pertama bertemu. Harusnya, kau tidak boleh sembarangan percaya padaku, Namjoon-ssi. Bukankah aku lebih mencurigakan dan perlu di waspadai? Bisa saja aku salah satu dari sasaeng fans mu.” ujar Ji Ran lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dating By Accident ✔️
FanfictionGara-gara di tipu oleh pacarnya sendiri, Ji Ran akhirnya terlantar di Amerika. Dia tidak tahu cara kembali ke Korea karena ia tak punya uang sama sekali-sampai takdir baik menyapanya, Ji Ran bertemu dengan RM BTS dan pria itu menawarkan bantuan kepa...