2. Sambutan Kedua

3.9K 404 5
                                    

Sejak awal mengetahui niat Renand untuk menikah kembali dua tahun setelah kematian istri pertamanya, keenam putra Renand memang sudah memberikan penolakan yang keras terutama putra sulungnya, Rayyan. Sejak kecil Rayyan begitu dekat dengan Mamanya, hingga saat mendengar sang Papa berniat untuk membawa wanita lain guna menggantikan posisi sang Mama, Rayyan merasa begitu marah dan sakit hati. Berpikir bahwa Renand tidak setia kepada Mamanya dan tidak menghargai Mamanya.

Sejak awal, Rayyan, Raja dan Rasha—putra kelimanya—adalah tiga orang yang paling keras menentang adanya pernikahan itu. Sementara Rayyan, Rasha dan Ragan adalah tiga orang yang paling terpuruk setelah pernikahan berlangsung. Rakha dan Raffa menjadi pihak yang lebih banyak diam, namun bukan berarti menerima. Bagi mereka, seharusnya suara Rayyan, Raja, Rasha dan Ragan sudah lebih dari cukup untuk menyadarkan Renand. Namun jika mereka berenam sangat keras kepala, maka begitupun dengan Renand. Renand memutuskan untuk tetap menikah walau tidak mendapatkan restu dari satupun anaknya.

Sky tiba di lantai tiga setelah makan malam selesai. Begitu keluar dari dalam lift, Sky mendapati dua saudara tirinya sedang duduk di ruang keluarga dengan Rakha sebagai salah satu dari mereka. Keduanya jelas membelakangi dirinya dan tidak melihat padanya sedikitpun. Membuat Sky memutuskan untuk melanjutkan langkahnya tanpa menyapa. Tepat saat Sky menutup pintu kamarnya, di saat bersamaan pintu kamar di sampingnya juga terbuka dan memperlihatkan Rasha dengan mata sembabnya dan baru akan keluar dari kamarnya.

Rasha menatap pintu kamar di samping kamarnya kemudian mendengkus sarkas. Bagi Rasha, sampai kapanpun jumlah saudaranya tidak akan pernah bertambah.

"Rash, sini duduk." panggil Rakha begitu melihat Rasha mendekat.

"Dia ada di kamarnya 'kan?" tanya Rasha sambil mendudukkan dirinya di samping Rakha.

"Hmm," Rakha mengangguk mengiyakan. "Baru aja dateng."

Rasha lantas berdecih kemudian meraih remote televisi.

"Lo udah makan?" tanya Rayyan.

"Gue gak suka makanannya." balas Rasha.

"Lo mau makan apa?" tanya Rakha.

"Gue lagi pengen makanan dari restoran langganan Mama deh. Apa aja tapi dari restoran itu."

Rayyan kemudian memberikan isyarat pada Rakha. "Gih, pesen sesuatu. Kalian juga pada belom makan 'kan? Pesen terus panggil yang lainnya kalo makanannya udah dateng." titahnya dan Rakha mengangguk mengerti.

"Yang lain kenapa pada belum makan juga? Bukannya tadi Kak Raja, Kak Rakha, Kak Raffa ama Ragan turun buat makan malem?"

"Menurut lo? Jelas ada sesuatu. Kita jelas tau Raja nggak turun buat ikut makan malem." balas Rayyan menyeringai.

"Ohh? I see." Rasha menyeringai, begitupun dengan Rayyan. "Kak Rakha, emang tadi ada kejadian apa di meja makan?" tanya Rasha penasaran.

Rakha lalu menceritakan keributan yang sempat terjadi pada Rasha dengan Rayyan yang sesekali menimpali.

"Dih, saudara apaan. Gue nggak sudi nambah saudara." desis Rasha sinis.

"Papa pede banget lagi ngenalin dia ke kita." Rayyan menimpali.

Rakha mengendikkan pundaknya, enggan menimpali.

"Oh iya, udah pada cek Ragan belom?"

Rayyan dan Rakha lantas saling menatap. "Nggak."

"Nangis sendiri lagi pasti dia." ucap Rasha.

"Gue cek Ragan dulu deh. Gue udah pesen makanannya gak tau kapan sampe bentar lagi kali. Rash, lo perhatiin waktunya." ucap Rakha lalu beranjak pergi.

SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang