23. Ineffable

4.5K 473 127
                                    

Sky berlarian di lorong Rumah Sakit di tengah waktu yang sudah memasuki dini hari itu. Wajahnya sedikit panik namun lebih didominasi oleh sirat khawatir. Setibanya di depan ruang IGD, Sky langsung bersimpuh di hadapan sang Oma yang tengah duduk di kursi di temani oleh salah satu sepupu Ayahnya yang masih Sky kenali. Dibawanya tubuh rapuh milik wanita yang paling disayanginya setelah sang Bunda itu ke dalam rengkuhan, mengusap punggung rentanya teratur sembari berbisik kalimat menenangkan.

Wanita paruh baya di samping Oma Diana juga mengusap pelan punggung Sky, secara langsung dapat mengetahui bahwa pemuda itu sendiri juga sedang tidak baik-baik saja.

"Oma jangan khawatir, Opa pasti bakal baik-baik aja, ya?" Sky melepaskan pelukannya, mengusap lembut pipi yang sudah keriput walau tidak ada air mata di sana. Sky memberikan senyum menenangkan yang dibalas Oma Diana dengan senyuman yang sama.

"Iya, sayang. Opa pasti bakal baik-baik aja, karena cucu tersayangnya sudah ada di sini." ucap Oma Diana tersenyum lembut. Bahkan walau di tengah rasa gelisah yang melingkupi hatinya, wanita itu tetap bisa menenangkan cucunya yang ia tahu juga tengah sama khawatirnya dengan dirinya.

"Iya, Oma. Opa pasti bakal balik lagi, soalnya selain cucunya di sini juga ada perempuan cantik yang nungguin Opa bangun." balasnya tersenyum manis. Oma Diana terkekeh pelan kemudian mencubit halus ujung hidung sang cucu.

"Tante," Sky lalu beralih menyalami wanita di samping Oma Diana nya. Wanita itu tersenyum manis membiarkan Sky menyalami tangannya sebelum kemudian mengusap lembut puncak kepala pemuda itu.

"Apa kabar sayang?"

"Baik, Tante. Udah lama gak ketemu Tante."

"Iya kemarin Tante baru aja sampai sini, Tante kan tinggal di Bandung nak. Oh iya gimana keluarga barunya El? Saudara di sana gimana sayang? Pada baik sama El kan nak?"

Mendengar penuturan Kakak Sepupu Ayahnya atau sebut saja Tante Hanan Sky sejenak terdiam, namun tak lama pemuda itu kembali tersenyum. "Baik-baik aja Tante, gak ada masalah kok."

"Syukur deh, Tante lega kalo kamu sekarang bahagia. Biar gak kesepian lagi."

Sky hanya membalas dengan senyum, kemudian bangkit dan mendudukkan dirinya di samping Oma Diana, merangkul wanita hebat itu dan membiarkan kepalanya menyandar di pundaknya.

"Opa pasti bakal baik-baik aja. Belum waktunya buat Opa ketemu Ayah." bisiknya lirih kepada diri sendiri. Bahkan Oma Diana pun tidak mampu mendengar suaranya.

        

Di sisi lain, untuk kali kedua Ragan kini kembali berdiri di dalam ruang monitor. Menatap rekaman CCTV yang menayangkan sesuatu yang sangat amat tidak diduganya. Dengan lincah jarinya menaikkan volume suara hingga percakapan antara dua orang di dalam layar monitor semakin terdengar jelas di telinganya.

"Gue gak pernah ngomong apapun."

"Bohong! Lo jelas udah hasut mereka semua sampe mereka tiba-tiba nerima lo kayak gini! Jangka waktunya gak jauh! Cuma seminggu satu-persatu dari mereka mulai nerima lo dan lo bilang lo gak ngelakuin apapun? Dasar licik, persis kayak Bunda lo itu."

"Bunda gue gak ngelakuin apapun. Jangan selalu usik tentang Bunda gue karna lo jelas tau di antara Bunda gue dan Papa Renand siapa yang jatuh cinta duluan."

"Tutup mulut lo, anjing! Perempuan itu yang duluan godain Bokap gue ya setan! Bokap gue gaakan mungkin nikah lagi kalo Bunda lo gak godain dia kayak ja-"

"Rasha Alatas!"

"Jangan paksa gue buat hilangin rasa hormat gue dan jangan paksa gue buat nilai didikan keluarga Alatas."

SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang