Tok tok
Renand yang tengah berkutat dengan pekerjaannya tidak sempat menoleh dan hanya mampu menyahuti ketukan pintu pada ruang kerjanya dengan suara.
Tak berselang lama pintu kecokelatan itu dibuka pelan dengan Sky yang berjalan mendekati Renand yang masih belum menyadari identitas pemuda yang memasuki ruangannya.
"Papa," panggilnya hati-hati.
Mendengar suara Sky, Renand seketika segera menoleh dengan terkejut. "El? Papa kira siapa. Kenapa, nak? Kamu butuh sesuatu?" Renand sontak menghentikan pekerjaannya dan memberikan atensi penuh pada Sky. Mengingat Sky tidak biasanya menghampiri dirinya seperti ini, bahkan ini adalah kali pertama Sky mengunjungi ruang kerjanya.
"Eum, El butuh tanda tangan Papa di surat persetujuan dari sekolah." Sky lalu mengulurkan amplop dalam genggamannya dengan sedikit ragu.
"Surat? Surat apa, El?" Renand segera menerima amplop itu dan mengeluarkan surat yang ada di dalamnya, membacanya dengan seksama.
"Persetujuan pertukaran pelajar antar sekolah dalam negeri." jawab Sky sekenanya.
"Loh? Ini sekolah Rasha sama Ragan. Jadi kamu mau ditransfer di sana? Selama enam bulan ya?"
"Iya, Pah,"
"Papa pasti setuju. Papa tanda tangan sekarang ya." Renand lalu segera menorehkan tanda tangannya pada garis yang disediakan. "Oh Bunda kamu belum tanda tangan ya?" tanyanya saat melihat garis untuk tanda tangan Angel masih kosong.
"Iya, Pah. El baru mau minta ke Bunda abis ini."
"Oh yaudah. Ini udah Papa tanda tanganin ya nak. Papa seneng kamu bakal satu sekolah sama Kakak dan Adikmu untuk enam bulan ke depan. Dengan begitu kalian bisa berangkat bersama-sama." Renand mengusap surai Sky dengan halus.
Sky tersenyum. "Makasih, Pah."
Renand lantas memberikan senyum hangatnya. "Sama-sama, El."
Sky kemudian berbalik hendak pergi, namun Renand kembali memanggil namanya. "El..."
"Iya?"
"Dibiasakan ya, nak? Jangan sungkan sama Papa." ucap Renand dengan senyum tulus.
Sky tersenyum dengan anggukan, membuat Renand tersenyum lebih lebar. Sky akhirnya melanjutkan langkahnya meninggalkan ruang kerja Renand. Tepat saat Sky membuka pintu, Angel tengah juga berdiri di balik pintu, tangannya baru akan membuka pintu untuk masuk ke dalam ruangan.
"El?" Angel tampak heran mendapati kehadiran putranya di sana.
"Angel? Oh kebetulan kamu juga ke sini," Renand kemudian beranjak berdiri dan menghampiri keduanya di daun pintu.
"Kamu ngapain di ruang kerja Papa, El?" tanya Angel.
"Ini El tadi minta tanda tangan Mas buat surat persetujuan pertukaran pelajar. Kebetulan sekolah yang dituju sekolah Rasha dan Ragan. Mas sudah tanda tangani, di sana juga ada nama kamu, sebaiknya segera tanda tangani juga juga agar El bisa beristirahat."
Angel menatap Sky kemudian mengulurkan tangannya, meminta surat dalam genggaman Sky.
"Coba Bunda liat, El."
Sky lalu dengan ragu menyodorkan amplopnya. Sejak pembicaraannya dan Angel di mobil tempo hari, hubungan keduanya cenderung menjadi lebih canggung, terlagi mereka jarang bertemu kecuali di meja makan.
Angel lalu berjalan menuju meja kerja suaminya, mengambil pena dan dengan segera menggariskan tanda tangannya di permukaan kertas putih. Setelah selesai Angel segera berjalan menghampiri Renand dan Sky di daun pintu dan mengembalikan kertas putih itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
SKY
FanfictionRumah seharusnya menjadi tempat ternyaman untuk pulang bagi semua orang, tetapi jika rumah yang dimaksud tidak bisa memberikan kenyamanan yang seharusnya apakah masih pantas menyebutnya sebagai sebuah rumah? Ditinggalkan untuk pertama kalinya membua...