Tangan Sky dan Bundanya saling tertaut saat mereka berjalan memasuki sebuah rumah yang bahkan halamannya saja mampu menyaingi luasnya lapangan stadium. Setelah empat tahun meninggalnya sang Ayah, Angel memutuskan untuk menikah kembali dengan lelaki beranak enam. Mereka saling jatuh cinta karena sering kali dipertemukan dalam berbagai macam acara baik formal maupun informal. Berakhir membuat mereka memutuskan untuk hidup bersama setelah dua tahun saling mengenal. Jika bicara jujur, sejujurnya Sky tidak pernah menyetujui pernikahan ini. Namun sang Bunda menjadikan nyawanya sebagai taruhan membuat Sky lagi-lagi harus menerima keinginan Bundanya.
Kedatangan mereka disambut oleh banyak pekerja, termasuk dengan Ayah baru Sky yang kini mau tak mau harus dipanggilnya Papa. Sky tidak ingin ada yang menggantikan posisi sang Ayah, namun pernah kehilangan sekali membuat Sky memiliki traumatik akan kehilangan hingga begitu takut jika sang Bunda juga akan pergi meninggalkannya. Membuatnya pada akhirnya selalu menuruti keinginan Angel.
Saat Bunda dan Papa berpelukan di depan, Sky mulai mengedarkan pandangannya mengitari sekeliling lantai dasar. Agak aneh karena katanya Papa memiliki enam orang anak, tetapi kenapa tidak satupun yang terlihat. Sky mulai bertanya-tanya apakah para saudara tirinya menerima pernikahan ini?
"El? Ayo sini sapa Papamu." panggil Angel, Bunda Sky.
Sky lalu berjalan mendekat dan masuk ke dalam pelukan Papanya saat pria itu membuka tangannya dan tersenyum kepadanya. Membiarkan pria itu memeluknya dengan Sky yang membalas sekenanya. Hatinya masih belum benar-benar menerima kehadiran pria itu di dalam keluarga kecilnya bersama sang Bunda.
"Mulai hari ini, kalau kamu butuh sesuatu jangan sungkan sama Papa, ya El. Dan jangan lupa panggil saya Papa karena sekarang sekarang kamu juga adalah putra keluarga Alatas."
"Iya—Papa."
Di sana, Angel tersenyum amat lebar dan terlihat sangat bahagia. Membuat Sky merasa hangat sekaligus sesak bersamaan. Karena pernah menolak pernikahan ini, yang sekaligus menghancurkan ekspektasi sang Bunda untuk mendapatkan kebahagiaan keduanya. Sky hanya merasa, dirinya begitu egois sebagai seorang anak.
"Oh iya, anak-anak dimana?" tanya Angel.
"Oh iya, El, seperti yang kamu tahu kalau di sini kamu memiliki enam saudara. Ada lima orang Kakak dan satu orang Adik yang tampan seperti kamu, jadi Papa harap kamu tidak akan merasa kesepian lagi di sini."
"Hanya sayangnya, saat ini mereka tidak bisa menyambut kalian karena masih berada di sekolah dan kampus. Mereka tidak bisa melewatkan pelajaran, jadi maaf karena mereka tidak ada disini untuk menyambut kalian." ucap Renand. Renandra Baskara Alatas, Ayah baru Sky yang kini dipanggilnya Papa.
"Nggak papa sayang, kita ngerti kok. Iya 'kan, El?"
Sky mengangguk pelan. "Iya, Pah."
Renand tersenyum. "Baiklah. El pasti lelah karena perjalanan. Bibi, tolong antarkan El ke kamarnya."
"Baik, Tuan. Mari saya antar, tuan muda."
Sky hanya mengangguk lalu mengikuti langkah wanita paruh baya itu hingga naik ke lantai atas. Mereka kemudian tiba di lantai tiga yang memiliki satu ruang keluarga yang amat besar dengan beberapa lorong kamar. Mereka memasuki lorong kedua dari dua lorong kamar. Di setiap lorong memiliki empat kamar yang saling berhadapan. Jadi total kamar yang ada di lantai tiga sebanyak delapan kamar dengan dua lorong. Lantai tiga hanya diisi dengan satu ruang keluarga dengan beragan fasilitas serta delapan kamar tidur dan kamar mandi di masing-masing kamar.
Mereka lalu tiba di dua kamar paling ujung. Keduanya terhubung dengan balkon walau dibatasi oleh jendela kaca sebesar dinding. Wanita paruh baya itu menunjuk pintu kamar di sebelah kiri sekaligus mempersilahkan Sky untuk masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKY
أدب الهواةNyatanya memiliki enam saudara baru tidak membuat hidup Sky menjadi lebih bahagia. Atau, mungkin belum? #1 in Enhypen #1 in Jungwon #1 in Yang Jungwon