3. Meja Makan

3.5K 374 54
                                    

"El nggak mau Bunda. El nggak setuju. Kenapa Bunda harus nikah lagi? Apa El aja nggak cukup Bunda? Buat El Bunda aja udah cukup, El nggak butuh apapun lagi mau itu sosok seorang Ayah baru sekalipun." tolak Sky mentah-mentah saat Angel menyatakan keinginannya untuk menikah kembali dengan lelaki pilihannya. Mengingat Ayah kandung Sky adalah lelaki pilihan orang tuanya. Mereka menikah atas dasar perjodohan bisnis sekaligus keluarga.

"Bunda beda El. Bunda nggak kayak kamu. Bunda butuh sosok pelindung di samping Bunda, Bunda butuh sosok lain yang bisa Bunda jadiin sandaran dan tempat untuk pulang. Terutama, karena Bunda cinta sama Om Renand. Bunda sama Om Renand saling cinta, El. Kita butuh buat satu sama lain." balas Angel. Sejak tadi keduanya sudah sibuk dalam argumen mengenai pernikahan Angel dan Renand hingga situasi saat ini mulai terasa memanas.

"Bunda punya El. El ada di sini dan nggak pernah ke mana-mana, El nggak akan ninggalin Bunda. Kenapa El nggak bisa jadi tempat buat Bunda pulang? Jadi tempat bersandar Bunda, El juga bisa lindungin Bunda. El belum mau ada orang baru di keluarga kita Bun, El masih butuh waktu, El belum siap buat anggep siapapun sebagai pengganti Ayah. Om Renand jelas nggak bisa gantiin posisi Ayah, mereka beda, jauh bedanya Bunda."

Brak!

Angel menggebrak meja makan di hadapannya dengan keras hingga cukup untuk membuat Sky tersentak kaget.

"Ayah, Ayah, Ayah, kenapa selalu bandingin Om Renand sama Ayah?! Ayah udah nggak ada El, lupain masa lalu. Apa baiknya kamu bandingin Ayah sama Om Renand begitu? Kamu harus tau kalo Om Renand itu satu-satunya orang yang bisa Bunda andelin, yang Bunda percaya dan cuma Om Renand yang bisa lindungin Bunda lebih dari siapapun! Udah empat tahun sejak Ayah pergi ninggalin kita dan kamu masih belum bisa nerima orang baru itu buat Bunda?"

"Kamu egois, El! Kamu emang nggak mau liat Bunda bahagia. Kamu nggak pernah sayang sama Bunda. Selalu, kamu cuma sayang sama Ayah. Kamu bahkan nggak mau liat Bunda bahagia, kamu cuma mikirin diri kamu sendiri. Bunda kecewa sama kamu!" Setelah berucap panjang lebar, Angel langsung beranjak meninggalkan meja makan bersama Sky yang terdiam tak bergeming.

Matanya berkaca-kaca. Sky menatap punggung Bunda nya dengan tatapan menyesal sekaligus sedih. Seegois itukah dirinya?

"El egois ya, Bun? El juga ... nggak bisa Bunda diandalin ya? Maaf Bunda."

•••

Sky baru saja turun dari mobil yang digunakan khsusus untuk mengantar dan menjemputnya dari aktifitas manapun saat penjaga rumah dengan cekatan menahan langkahnya yang hendak memasuki rumah.

Dengan tatapan bingungnya, Sky bertanya dengan kedua alis terangkat bingung. "Kenapa, Pak?"

"Den, Ibu Den! Ibu ancem mau lompat dari balkon kamarnya ke kolam belakang!"

"Hah?! Tapi kenapa?"

"Katanya karena Aden nggak mau restuin pernikahan Ibu sama Tuan Renand. Ibu ngancem bakal bunuh diri Den. Maaf Den saya nggak tau harus bujuk Ibu dengan cara apa lagi, Ibu udah ambil ancang-ancang buat lompat Den!"

Lantas tanpa menunggu lama Sky segera berlari melintasi ruang tamu dan mini bar menuju halaman belakang rumah. Dari sana Sky bisa melihat Angel yang berdiri di sisi luar pembatas dan siap untuk melompat ke dalam kolam berenang sedalam tiga hingga lima meter yang ada di bawahnya. Angel terlihat sangat yakin untuk melompat dan Sky merasakan jantungnya kembali berdetak sangat cepat untuk yang kesekian kalinya yang lagi-lagi disebabkan oleh sang Bunda, sesuatu selalu terjadi tiap keinginannya tidak dituruti oleh sang anak.

"Bunda! Bunda kenapa?! Jangan berdiri di sana, bahaya Bunda! Please dengerin El, please jangan gegabah Bun. Ayo Bunda masuk lagi, kita bicarain baik-baik, ya?!" teriak Sky membuat Angel menoleh padanya.

SKYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang