Jangan lupa VOTE DAN COMMENT YA
"Sayangku ... Sayangku ... tenanglah, Isriku ..."
"PRIA CABUL!! MESUM!! MENGAPA JUGA KAU YANG JADI GIOS DI SINI?!!"
"Jangan berteriak, Sayang ... tenggorokanmu bisa sakit."
Jerry menghela nafas kesal, baru tadi pagi Juan bersikap baik dengan menuruti kemauannya. Ternyata pepatah, 'ada udang di balik batu' memang ada benarnya.
Pria itu kembali mencabuli dirinya sesaat setelah ia selesai memakai pakaian aneh lagi. Tangan yang tidak bisa diam itu berkali-kali menyelinap di balik kain pakaian miliknya. Dan itu berhasil membuat amarahnya menggebu-gebu.
Jerry bahkan tidak segan untuk menendang tulang kering Juan untuk melampiaskan kekesalannya. Persetan dengan Gios atau apapun derajatnya. Membuat ia kesal akan ada konsekuensi yang menanti.
"Juan, aku mohon. Untuk kali ini saja, aku tidak ingin. Jangan terus memaksaku ..."
Juan memalingkan wajahnya, tidak ingin menatap bagaimana tatapan Jerry. "Aku pergi dulu, ada sedikit urusan yang harus kulakukan."
Jerry menatap punggung telanjang Juan yang hilang di balik pintu. Tubuhnya terduduk di ranjang, menatap kosong pintu yang kembali tertutup.
"Hiks ... hiks ..."
Jatuh juga, air mata yang Jerry tahan akhirnya jatuh juga.
Banyak hal yang harus Jerry lalui beberapa hari ini, dan itu sangat melelahkan bagi tubuhnya. Lebih baik menerima jadwal shooting satu bulan penuh daripada harus menghadapi hal-hal seperti ini.
Tersesat, pernikahan paksa, dan pelecehan. Bertemu dengan suku aneh adalah hal yang paling tidak pernah Jerry pikirkan. Di hidupnya hanya terpikir bagaimana cara mengumpulkan uang. Dirinya bekerja keras membangun karirnya hingga ke titik ini.
Tapi semuanya seakan hancur dalam satu waktu. Jerry ingin marah sejujurnya, karena seakan merasa ditipu. Namun dibanding rasa marah, rasa menyesal lebih mendominasi dirinya. Menyesal karena tidak mendengarkan perkataan Frank.
Namun, sekarang sudah terjadi. Lalu, untuk apa Jerry menyesalinya? Menyesal sekarang pun tidak akan mengeluarkannya dari sini.
Sekarang Jerry hanya bisa menangis, mengeluh pun Jerry tidak bisa. Tidak ada seorang pun yang mendengar keluh kesahnya. Ia tidak mengenal siapapun di sini, tidak mengenal orang-orang aneh ini.
"Hiks ... hiks ... Kak Frank, jemput Jerry ... jemput Jerry di sini ..."
Tangis Jerry mengeras, tidak peduli jika nanti ada yang mendengar suaranya atau tidak. Yang terpenting ia dapat mengeluarkan semuanya. Beban di hatinya, terasa begitu menyesakkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔[ TERBIT] DEEPER
FanficJerremy Augustine, seorang aktor yang tengah naik daun. Banyak tawaran film dan drama yang datang padanya. Namun dibalik kesuksesan seseorang pastinya ada saja orang iri. Jerremy dikirim ke hutan belantara dengan dalih adanya shooting bertemakan Jun...