Jerremy Augustine, seorang aktor yang tengah naik daun. Banyak tawaran film dan drama yang datang padanya. Namun dibalik kesuksesan seseorang pastinya ada saja orang iri.
Jerremy dikirim ke hutan belantara dengan dalih adanya shooting bertemakan Jun...
Maaf ya gak bisa up cerita ini lebih cepat, karena jujur banyak banget kesulitan di dalam cerita ini. Bisa dibilang ini cerita yang paling berat buat aku.
Jadi maafkan aku kalo ngaret mwehehehehe
Jangan lupa komen dan vote Udah aku bela-belain bergadang ini, harus selesai sekarang.
ALUR MAJU MUNDUR
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jerry menatap kepergian Almeris, lagi pula ia tidak bisa melakukan apapun selain berdiam diri di dalam sangkar ini.
Jerry kembali meringkuk, menenggelamkan wajahnya pada lipatan lututnya. Hari sudah malam, dan ia sangat kedinginan. Biasanya ada Juan yang memeluknya setiap malam, tapi kini ia hanya dapat memeluk tubuhnya sendiri.
Ia mencoba terlelap, mengabaikan hawa dingin juga nyamuk-nyamuk yang menggigitnya. Walaupun tidak nyenyak, Jerry tetap mencoba untuk tidur.
Belum ia masuk ke alam mimpi, suara bedebam mengganggunya, disusul suara pintu sangkar yang terbuka. Mata Jerry membulat saking tidak percaya, bahkan mata itu kini memerah siap menumpahkan air mata.
"Juan ..."
Jerry tidak ingin memejamkan mata, takut jika semua yang ada di depannya hanyalah ilusi karena ia yang merasa sangat merindukan Juan. Air mata menggenang di matanya yang siap jatuh saat ia mengedipkan mata.
Jerry bergerak menghampiri Juan dengan cara merangkak, kakinya sudah tidak kuat untuk berdiri kembali. Tangannya mencoba menggapai tangan Juan dengan mata yang tetap menatap pria itu.
Juan berjalan menjauhi pintu sangkar membuat Jerry semakin mempercepat langkahnya, apa ia akan ditinggal kembali?
Jerry mencoba berdiri untuk keluar dari sangkar, meskipun kakinya gemetar ia tetap melangkah menghampiri Juan. Namun, sesaat ia keluar dari sangkar, tubuhnya yang sudah tidak kuat akhirnya limbung. Tapi, Jerry tidak merasakan sakit karena jatuh, justru wajah tampan Juan kini tepat di hadapannya.
"Cutie pie ..."
Jerry menatap Juan yang lebih tinggi darinya, "Apa maksudmu?" Jerry bingung mengapa Juan memanggilnya seperti itu.
"Kita harus melarikan dulu dari sini, Sayang. Kamu kuat untuk berjalan?"
Jerry menggeleng pelan, kakinya bahkan sudah lemas untuk berdiri saja terasa bergetar. Ia benar-benar tidak kuat jika dipaksa untuk berjalan. Apalagi ini sudah larut, pandangannya juga terbatas.
"Pegangan."
Jerry merasakan tubuhnya melayang, Juan menggendong bridal dirinya. Jerry sontak mengalungkan tangannya ke leher Juan untuk berpegangan. Ia dibawa menjauh dari area penjara yang mengurungnya seharian. Dapat Jerry lihat, orang yang menjaganya kini telah terkapar di tanah. Mungkin Juan menghajarnya untuk membantu melepaskannya dari sana.