XXXII

2K 228 10
                                    

VOTE DAN COMMENT

Pria itu mengepalkan tangannya, menatap kedepan dengan raut wajah marah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pria itu mengepalkan tangannya, menatap kedepan dengan raut wajah marah. Uratnya di lehernya bahkan sampai menonjol. "TIDAK BERGUNA!"

"Mengapa kamu marah? Bukankah ini semua rencanamu? Menyatukan dua orang bodoh itu dalam suatu ikatan pernikahan? Sekarang siapa yang kamu sebut tidak berguna?"

"Diam! Lebih baik kerahkan semua orang mencari dua cecunguk itu, Lim!"

Pria itu benar Lim, orang kepercayaan Juan. Jadi bisa menebak siapa lawan bicaranya? Ayah Juan, tepat sekali. Pria yang menjadi lawan bicara Lim adalah ayah Juan. Si mantan kepala suku Abbhys.

"Dulu aku sudah memperingatkanmu tentang hal ini, Lindra. Tapi kamu tetap kekeh mengadakan pernikahan untuk mengikat mereka, memanfaatkan Juan yang lupa ingatan." Asap mengepul dari bibir Lim, pria itu tengah menikmati sebuah cerutu. "Tapi sekarang kamu tampak stress karena dua orang bodoh itu berhasil melarikan diri."

Tangan Lindra mengepal erat, "Berhenti bicara omong kosong, Lim, lebih baik kamu cari dua orang itu."

Lim mematikan cerutu yang ia hisap, lalu mengepulkan asal terakhirnya. "Seharusnya dari awal kamu tidak bermain-main dengan mereka, Lindra."

Lim mendekat ke arah Lindra, "Tujuan utama Jerremy dikirim ke sini bukan hanya disingkirkan tapi juga melenyapkannya, berbeda dengan Juanda yang memang harus dijauhkan dari dunia luar. Tapi, kamu dengan bodohnya malah mengadakan pernikahan abal-abal untuk mereka. Kamu lucu, Lindra."

Pria berusia 67 tahun itu mengepalkan tangannya melihat wajah mengejek Lim. Ia benar-benar ingin memukul wajah itu.

Kesempatan yang dinantikan justru hilang karena pria bodoh itu yang melarikan diri membawa istrinya. Setelah sekian lama ia akhirnya menemukan momentum untuk melenyapkan Jerremy melalui eksekusi besok, harus hilang karena Juan. Rencananya jelas gagal total.

Dan sekarang, orang di depannya ini terus berbicara untuk memancing emosinya.

"Hentikan saja omong kosongmu, Lim. Mereka tidak akan ditemukan jika kamu hanya berdiam diri di sini dan terus berbicara." Tatapan Lindra menajam menatap tepat ke arah bola mata Lim, "Temukan mereka sebelum dia marah besar."

Lim berdecih pelan, lalu berbalik pergi keluar meninggalkan Lindra yang terus menggeram kesal karena kegagalan rencananya.

***

"Juan, kamu tidak lelah?" tanya Jerry, karena Juan sudah menggendongnya sejak keluar dari wilayah suku itu. Dan jarak tempuh mereka sudah cukup jauh, namun pria itu tidak mengatakan apa-apa jadi Jerry berinisiatif bertanya.

"Tidak," jawab Juan singkat, ia juga membenahi posisi gendongan Jerry yang melorot. "Tubuhmu terlalu ringan untukku."

Jerry menepuk pelan bahu Juan, "Kamu bukan menggendongku saja, Juan, kamu tidak lihat karung goni yang aku bawa?"

✔[ TERBIT] DEEPERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang