XVII

4.7K 401 33
                                        

Halllooo sudah lama kita tidak bertemu.

Karena aku ingin cerita ini cepat tamat, aku usahakan up. Karen cerita sebelah sudah siap untuk up.

Vote dan comment jangan lupa.

Setelah menyelesaikan kegiatannya menyuapi Jerry, Juan segera membereskan tempat makan yang digunakan tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah menyelesaikan kegiatannya menyuapi Jerry, Juan segera membereskan tempat makan yang digunakan tadi. Yah, setidaknya menyingkirkannya dulu dari ranjang.

Sedangkan Jerry, pria manis itu hanya duduk diam melihat Juan yang tengah sibuk. Ia ingin sekali berbicara, namun mengingat kejadian semalam membuat rasa takut timbul dalam diri Jerry.

Sosok halus dan lembut pada Juan seakan hilang karena kejadian semalam.

Rasa sakitnya masih terasa di bagian belakangnya, itu yang membuat Jerry terus mengingat hukuman Juan. Benar-benar masih terasa, seakan membekas dan sulit hilang.

Ditambah ia masih kesal dengan pertanyaan Juan tadi, seakan Lim satu-satunya orang yang bisa dipercaya. Padahal dilihat dari sisinya, perkataan Lim adalah bohong.

Walau tidak semuanya bohong, tetap saja Lim berbohong. Dia mengaku, ia memang mengendap-endap ke ruangan Juan. Tapi semua yang dituduhkan Lim tentang surat itupun benar-benar bohong.

Ia benar-benar menerima surat itu, tidak sekalipun menulisnya sendiri. Ia bahkan tidak bisa membaca isi suratnya, bagaiman bisa ia menulisnya?

Dengan tekad bulat, Jerry memberanikan diri memanggil Juan.

"Juan ..."

Memang Jerry yang memanggil walau berupa cicitan, namun tetap saja tubuhnya merespon dengan sentakan saat Juan menoleh ke arahnya.

"Kamu ingin apa lagi?"

Jerry ragu hanya untuk mengatakannya, ia takut Juan malah semakin tidak mempercayainya. Karena terlihat seperti membela diri. Ia sudah ketahuan melarikan diri, jika ia semakin mengelak dan membela diri. Ia takut Juan menganggapnya sebuah kebohongan.

Melihat keragu-raguan di wajah sang istri, membuat Juan kini berjalan mendekati Jerry setelah meletakkan sisa makanan tadi.

"Katakan jika kamu ingin berbicara, Jerry."

"Kamu ... masih mempercayaiku, kan?"

Ada keheningan setelah Jerry melemparkan pertanyaan pada Juan. Membuat pria manis yang masih duduk mendongak menatap Juan itu merasa kegelisahan.

Apa ... Juan sudah tidak mempercayai dirinya lagi?

"Juan ..."

Biasanya Jerry senang saat Juan mengabaikannya, tapi kali ini ia benar-benar takut jika Juan mengacuhkannya seperti ini.

Seperti sosok Juan yang selalu memperhatikannya hilang.

Jerry memilin jari-jarinya, ia gugup. Masih menatap harap Juan yang berdiri di depannya. Melihat pria dominan itu menghela nafas membuat jantungnya ikut terpacu.

✔[ TERBIT] DEEPERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang