Media Chapter 8 : Apology

145 17 10
                                    

'Terkait kemarin,gue minta maaf ya...'
-Akasa Rajasa-

###

Terik matahari menyapa ruangan serba abu-abu itu dengan cahaya menyilaukan menghantam wajah tegas pria bertahi lalat ganda yang masih terlelap dengan nafas teratur,hingga membuatnya mengerut dan menaikkan selimut hingga menutupi wajahnya.

"Shit,gue baru aja bisa tidur kenapa cepet banget paginya !!" Gerutunya kesal.

Dengan kesal dia menendang selimut yang menutupi setengah badannya dan mengerjap pelan menatap langit-langit kamarnya. Memang benar,hidup dengan rasa bersalah itu tidak akan bisa tenang. Akasa. Semalaman dia sama sekali tidak bisa mengistirahatkan matanya karena kepalanya terus terputar kejadian dimana dia melakukan kelancangan.

Dengan rambut acak-acakan dan wajah setengah mengantuk,Akasa menendang dan meninju udara dihadapannya dengan kesal. Menyambar ponsel dan menatap nanar chat antara dirinya dengan wanita yang menjabat sebagai Kepala Divisi nya yang sampai sekarang masih belum ada pergerakan.

Akasa terdiam selama beberapa detik sebelum akhirnya dia menekan tombol dial untuk memanggil seseorang disana. Tersambung. Tapi tidak diangkat. Akasa berdehem beberapa kali melegakan tenggorokannya yang mendadak kering.

Akasa menelan ludahnya berat. Menatap nanar layar ponselnya yang menunjukkan panggilannya tidak terjawab. Beberapa menit kemudian sebuah pesan mendarat di pop up pesan online milik Akasa dengan Amerta sebagai sang pengirim pesan.

Ata_Kanakita
'Gue dirumah sakit,ada perlu apa ??'

Akasa menelan ludahnya lagi. Dia merasakan jari-jarinya kebas. Dia harus menjawab apa ?? Ingin meminta maaf soal kemarin melalui chat ?? Kalau kata Jevon,apa yang dia lakukan itu sangat amat tidak gentle dan dia tidak mau menjadi bahan ejekan satu tongkrongan karena itu.

Apalagi jika Maraka sampai tahu. Bisa kelar nama baiknya. Akasa menggeleng.

AkasaRaja
'Mau ngomong sesuatu penting. Keberatan kalau ketemu ??'

Akasa menunggu dengan harap-harap cemas.

Ata_Kanakita
'Boleh,gue dirumah sakit jiwa Arthamedika. Ketemu di taman sana aja...'

Akasa terkejut,jujur melihat balasan Ata,rumah sakit jiwa ?? Apa yang dilakukan Ata disana ?? Apakah kerabatnya ada yang sakit ataukah dirinya sendiri ??

AkasaRaja
'Oke ketemu jam 9 disana...'

Amerta hanya membaca chat terakhir yang dikirimkan Akasa kepadanya. Dengan buru-buru Akasa bangkit dari tempat tidurnya dan berlari menuju ke kamar mandinya,bahkan saking semangatnya Akasa sampai terpeleset selimut yang sempat dia tendang.

Akasa menatap wajahnya sendiri di cermin full body kamarnya dan mengedip pelan disana.

"Untung wajah gue nggak nyusruk dan berakhir bores. Bisa berkurang kegantengan gue ini..." Ujar Akasa narsis.

***

Akasa mendadak kikuk setelah bertemu muka dengan Amerta. Dia bingung harus mengatakan apa,padahal diperjalanan menuju rumah sakit Akasa sudah merangkai kata maaf yang akan dia ucapkan untuk Amerta. Tapi selepas melihat Amerta yang entah kenapa hari ini nampak sangat mengintimidasi mendadak semua kata-kata Akasa menghilang dari otaknya.

Dia tidak mendapatkan kosa kata satupun di kepalanya. Akhirnya dia hanya bisa berdiri mematung membuat Amerta menjentikkan jarinya didepan wajah Akasa. Wanita itu mengangkat sebelah alisnya seakan menanti ucapan Akasa.

"Gue mau minta maaf sama Lo,soal masalah kemarin. Gue beneran nggak bermaksud ikut campur urusan Lo sama Mark..." Jelas Akasa akhirnya bisa mengutarakan maksud dirinya mengajak Amerta bertemu.

Divisi Media Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang