Media Chapter 1 : Kadiv Wakadiv

459 33 7
                                    

'Long time no see,semoga lho nggak keberatan satu team sama gue...'
-Amerta Kanakita-

###

Pemilihan ketua dan wakil ketua himpunan sudah terlaksana di setiap jurusan. Saat-saat penting bagi pasangan ketum waketum untuk memilih siapa saja kandidat terbaik sebagai tim mereka,yakni pemimpin pemimpin dalam setiap divisi.

Sore itu diruang sekretariat hukum terdapat dua insan yang sama-sama sibuk mencoret-coret nama kandidat terbaik sebagai pemimpin masing-masing divisi.

"Media. Amerta Kanakita. Menurut lho gimana ?? Dia cocok kan jadi Kadiv media ??" Ujar pria berjaket denim hitam itu.

Maraka Leksmana. Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Jurusan Hukum yang ke 12. Dikenal sebagai Ketum paling kompeten karena ditunjuk oleh 10 Ketum lama dan dosen pembimbingnya.

"Akasa juga lumayan. Kemarin dia bikin video pendek buat coming soon sama pembukaan milad. Volunteer paling relevan menurut semua demisioner..." Jelas pria berkucir itu.

Jevon Galaska. Pria ramah yang dimanfaatkan oleh Maraka untuk dijadikan partner sebab dirinya bisa dengan mudah membaur dengan semua orang dibanding Maraka.

Mereka terdiam setelah sama-sama mengeluarkan satu nama kandidat yang menurut mereka relevan. Belum sempat mereka berdebat seorang pria masuk dengan almamater himpunan lama.

"Amerta aja. Dia akan sangat membantu kalau kalian minta dia jadi Kadiv. Pengalaman dia lebih banyak dari Akasa. Kalau dia maju jadi Kadiv kemungkinan besar periode kalian akan terkenal dan jauh mengangkat naik nama himpunan...." Jelas pria berjas itu__Arlan. Demisioner ketua umum himpunan mahasiswa jurusan hukum periode ke 11.

Jevon yang awalnya akan mendebat Maraka akhirnya mengangguk setelah mendapatkan wejangan panjang dari ketua demisioner mereka. Sebelum Maraka,Arlan juga sudah mumpuni membawa himpunan hingga ke detik ini. Banyak perubahan yang dengan sangat berani dia buat untuk membuat kemajuan di himpunan.

"Oke bang. Ada saran lainnya bang ??" Balas Maraka yang sudah menuliskan nama Amerta dengan Akasa sebagai kadiv wakadiv media.

"Gue cuma berani kasih kalian saran kalau kalian berdebat seperti tadi,kalau kalian mau gue pilih semua anggotanya ya sama aja bohong...." Jelas Arlan dengan tawa pelannya.

"Tapi pesan gue satu sih,Amerta tuh orangnya cekatan. Amerta bisa punya nama sampai begitu bagusnya itu karena dia memang membuktikan sama semua orang bahwa dia bisa dan dia mampu. Untuk sampai ke titik dia sekarang,kita para alumni sama demisioner tahu banget gimana dia memforsir dirinya sampai jadi seperti ini..." Jelas Arlan.

Maraka dan Jevon akhirnya memilih untuk menutup buku mereka dan sibuk mendengarkan kisah dibalik kesuksesan anak emas universitas juga kebanggaan jurusan hukum di universitas terkenal Jakarta.

***

"Jadi Kadiv media ?? Lho berdua nggak salah orang ??" Balas wanita bercepol asal itu.

Dia baru saja selesai membuat sebuah karya yang akan di tampilkan sebagai salah satu produk terbaik dan pilihan universitas. Membuat sinematic universitas.

Ruang operasional universitas. Pukul 3 sore.

"Nggak salah Ta. Kita mau lho jadi Kadiv media himpunan. Lho keberatan ??" Balas Maraka membuka ucapan.

Wanita bernama lengkap Amerta Kanakita. Wanita kelahiran Jakarta itu tampak memijit pelan pertengahan hidungnya. Dia menatap kedua pria didepannya dengan pandangan gamang. Antara ragu dan bingung.

"Sebenarnya gue nggak tahu apa motivasi lho berdua minta gue jadi Kadiv. Kayak kok bisa ?? Kok bisa lho berdua kepikiran sama gue,lho tahu kan gimana posisi gue ??" Jelas Amerta.

Divisi Media Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang