Media Chapter 29 ; Rapat Evaluasi Alumni

82 13 3
                                    

'Terima kasih telah membersamai gue selama satu periode ini.
You are the best partner...'

-Amerta Kanakita-

***

Amerta menatap dirinya sendiri di rare-view mirror. Tidak ada yang berbeda kecuali raut wajah yang nampak sedikit tegang, tidak Amerta tidak takut dengan para alumni, meski jelas hari ini dia akan dibantai habis-habisan karena kesalahannya kemarin. Tapi disamping itu, dia berpikir apa yang akan mereka lakukan dengan Adhigana karena masalahnya ??

Tidak masalah jika alumni mengamuk padanya, tapi Adhigana ?? Mereka tidak harus menanggung seluruh masalah ini. Protesan beberapa anggota kemarin tidak salah, dia yang bermasalah. Lalu apakah semua anggota yang akan menanggungnya ?? Tidak adil, jelas. Jadi hari ini, bagaimana pun juga caranya, dia harus bisa meloloskan Adhigana dari masalahnya kemarin.

Kalau ada yang harus dihajar oleh alumni adalah dirinya dan bukan yang lainnya. Memejamkan kedua matanya erat sekali lagi dengan hembusan nafas kuat, Amerta meraih jaket himpunan nya, id card dan tas selempang miliknya. Keluar dari mobil dan menatap tegas gedung fakultasnya sebelum memasuki lift dan menekan angka 5.

"Lo hanya akan di hajar satu hari ini untuk beberapa jam, setelahnya lo akan demisioner..." jelas Amerta pada pantulan dirinya di lift besi itu.

Pintu lift terbuka. Nampak beberapa alumni telah tiba, disamping itu juga beberapa anggota Adhigana sudah mengobrol serius dengan Maraka dan Amerta melihat Akasa yang saat itu menatap kearahnya. Amerta menuju meja absensi sebelum bergabung dengan kabinet nya.

"Gue pikir lo nggak akan datang..." balas Akasa saat Amerta sudah berdiri disampingnya.

"Dan membuat kalian semua lebih kesulitan ?? Gue nggak sejahat itu. Lagi, seperti yang sudah gue katakan kemarin, gue akan bertanggung jawab penuh atas kesalahan kemarin. Kalian semua hanya perlu diam..." jelas Amerta tegas.

Maraka menepuk pelan bahu kanan Amerta.

"Kita lihat bagaimana situasinya nanti, kalau memang memungkinkan untuk di handle sendirian maka silahkan. Tapi kalau tidak, gue sama yang lainnya akan ikut membantu..." jelas Maraka.

Jevon mengangguk.

"Gue tahu lo bisa semuanya Ta, tapi nggak semuanya harus lo handle sendiri kan ?? Kita tim. Seperti yang kemarin Maraka bilang..." jelas Jevon.

Amerta tersenyum.

"Thanks, sorry karena gue membuat masalah yang menyulitkan kalian..." jelas Amerta.

"Minta maafnya nanti aja. Sekarang fokus sama argumen macam apa yang akan lo dan kalian semua siapkan untuk melawan alumni hari ini..." jelas Yara.

Suara mikrofon yang diketuk beberapa kali berhasil menyita perhatian seluruh orang yang ada di lantai itu, terutama Adhigana. Disana berdiri seorang pria dengan jaket himpunan periodenya. Demisioner pertama. Kabinet Laratungka Merdeka.

"Selamat pagi menjelang siang semuanya. Sudah kenal saya bukan ?? Saya Nicko, demisioner ketua himpunan mahasiswa jurusan hukum pertama. Tahun 2017..." ujarnya.

Semua orang nampak masih bergeming ditempatnya.

"Hari ini, kita akan melakukan evaluasi tahunan dengan kabinet yang menjabat saat ini, tentang kinerja mereka selama satu periode ini, menurun ataukah menjulang ??" intronya.

Amerta tidak bisa untuk tidak memutar kedua bola matanya jengah, kenapa harus diperlambat jika esensi dari pertemuannya sudah jelas.

"Silahkan seluruhnya saja, baik demisioner periode terbaru sampai yang paling lama untuk menempati posisi kalian masing-masing. Kita semua membumi ya, duduk di karpet yang telah disediakan, silahkan duduk sesuai dengan periodenya dan untuk yang akan dievaluasi, silahkan duduk berurutan sesuai dengan divisi kalian masing-masing..." jelas Nicko.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Divisi Media Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang