Media Chapter 15 : Media Partner-ship

159 18 6
                                    

'Orang ada-ada aja kalau ngasih nama sesuatu. Suka sama sahabatnya sendiri sebutannya friendzone relationship,hubungan suka berantem love-hate relationship,terus hubungan sebatas partner kerja apaan ?? Media partner-ship ??'

-Akasa Rajasa-

###

Dua hari terlewat selepas kejadian dimana Amerta menangis di pelukannya. Dua hari juga,Akasa sama sekali tidak menerima pesan atau bahkan status bahwa Amerta baik-baik saja. Jujur,tidak mendapatkan berita apapun mengenai wanita berambut panjang itu,Akasa merasa khawatir. Dia takut jika Amerta kenapa-kenapa.

"Telfon aja kali Kas,dibanding Lo galau-galau nggak jelas kek sekarang..." Ujar Jevon yang jengah karena sikap Akasa selama dua hari ini.

Akasa menghela nafas. Pria itu sekarang sedang berkumpul dengan teman-teman kost nya yang sedang main game dan memakan kacang sebagai camilan. Akasa yang saat itu merebah dengan posisi tengkurap membalik badannya menatap ke layar televisi.

"Gue takut ganggu dia. Gue tahu benar,Amerta pasti malu ketemu sama gue. Selama ini,dia nggak pernah kelihatan sedih,jangankan sedih dia bahkan nggak pernah mengijinkan siapapun tahu kalau dia capek. Meski sebenarnya dia capek banget,gue takut membuat dia nggak nyaman...." Jelas Akasa.

Jevon bertepuk tangan.

"Gentle banget deh sahabat gue satu ini. Tapi gue capek denger Lo ngoceh soal Amerta gimana ?? Dia kemana dan bla bla bla. Panas kuping gue..." Kesal Jevon.

Akasa mendengus.

"Susulin aja kali Kas. Siapa tahu aja nih ya,dia butuh bantuan. Tapi karena dia malu,dia memilih mengerjakan semuanya sendiri. Lo sendiri kan tahu gimana sifat Amerta. Susulin sana,samperin. Kesana buat ketenangan Lo,dibanding Lo uring-uringan kek begini..." Jelas Kamal.

Akasa masih menimang penjelasan Kamal.

"Bener tuh yang dibilang sama Kamal,samperin sana. Siapa tahu dapat jackpot..." Balas Yasa nyeleneh.

Jevon dengan kesal meraup wajah Yasa.

"Pikiran Lo mah isinya 21+ mulu. Tobat Yas,tobat! Ingat Lo udah makin tua,jangan-jangan Lo nggak lulus-lulus tuh karena Lo mesum..." Ujar Jevon.

Yasa menendang Jevon yang ada di samping nya dengan keras.

"Kita seperantara tolol!" Balas Yasa kesal.

Dimas menepuk paha Akasa.

"Udah sana..." Balasnya. Akhirnya Akasa bangkit dari duduknya selepas mendapatkan dorongan dari teman kost nya.

Karena Akasa sudah mandi,jadi pria itu memilih mengganti kaos partainya menjadi kaos putih polos yang dipadukan dengan jaket denim biru muda dan celana jens hitam. Menyemprotkan sedikit parfum ke badannya dan dengan segera meraih kunci motornya dan turun ke lantai bawah.

"Wuihhh,mentang-mentang mau ngapel aroma udah kayak kuburan baru aja. Wangi bener..." Ujar Jevon.

Akasa yang saat itu mengeluarkan motornya dari ruang tamu menyempatkan diri menendang Jevon pelan.

"Bang Yas,minjem helm ya. Siapa tahu dapat jackpot!" Teriak Akasa dari depan.

"Yoi!" Balas Yasa dengan teriak juga.

Selepas memastikan semuanya siap, Akasa memacu motornya ke kediaman Amerta.

***

"Gue nggak papa Mark,nggak perlu kesini. Gue cuma lagi mempersiapkan kebutuhan nyokap gue,makanya gue absen dua hari ini..." Ujar Amerta di telefon.

Divisi Media Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang