Media Chapter 13 : Kabinet Justitia Merdeka

133 21 2
                                    

'Heran. Cowok kok awas banget sama yang cantik. Nggak bisa banget lihat yang mulus dikit...'

-Akasa Rajasa-

###

"Akasa! Akasa mana ?? Dia yang harusnya masak! Akasa!" Teriak pria berkaos hitam polos dilantai bawah. Dimas. Rekan kos Akasa.

Teriakan itu membuat pria yang masih bergelung didalam selimut hitam itu mengerut pelan dan memilih untuk menutupi wajahnya dengan selimut dan lengannya. Menghalau teriakan menggelegar milik Dimas.

Gedoran adalah hal selanjutnya yang di dengar oleh Akasa kala dia memutuskan untuk terus menutup matanya. Akasa terpaksa membuka kedua netranya kala selimut yang dia gunakan untuk menutupi wajahnya terbuka dengan tarikan keras.

"Bangun mumpung gue masih baik. Lo ada jatah masak hari ini. Cepet!" Balas Dimas kesal.

Akasa menghela nafas dan memilih untuk bangkit dari tidurnya. Masih dengan mata memejam,dia berjalan akan keluar dari kamar jika Dimas tidak menahannya dan membelokkannya ke kamar mandi.

"Cuci dulu muka Lo,beler banget bangsat! Jangan sampai sarapan pagi ini ada campuran iler Lo..." Balas Dimas dan menutup pintu kamar mandi dengan keras.

Akasa memutuskan untuk mandi sekalian. Jika Dimas bertitah dan memintanya bangun jelas ini masih pagi. Paling jam setengah 7,jika saja dia tidak punya bagian masak hari ini dia tidak akan dibangunkan. Jadi dibanding dia hanya mencuci muka, Akasa memilih sekalian mandi.

***

"Buset Lo cuci muka apa bangun tenda ?? Lama amat perasaan. Ini semua orang udah pada teler saking laparnya..." Cerocos Dimas sekali lagi.

Akasa mulai mengeluarkan bahan-bahan yang akan dia gunakan memasak sarapan pagi ini. Keputusannya jatuh pada tempe goreng dan ayam goreng.

Setelah sekitar 20 menit,menu sarapan telah tersaji. Akasa juga ikut duduk dan makan. Jam 9 nanti dia akan ada pertemuan dengan anak Humas dan Amerta selaku Kadiv nya. Kata Amerta kemarin,tugas baru.

"Lo kelihatan capek banget. Tidur jam berapa Lo kemarin ??" Balas Kamal. Si paling sabar diantara seluruh penghuni kos.

"Jam 3. Gue barusan selesai ngedit video kemarin dan sekarang udah ada tugas baru lagi. Padahal pagi ini baru bakalan di upload sama Amerta video nya di YouTube..." Balas Akasa.

Levin berdehem.

"Bang Akas kalau tahu sibuk kenapa setuju sih pas kemarin ditawarin sama Bang Maraka jadi Wakadiv ?? Mana media lagi. Kalau kata temen gue bang,media itu bagaikan kerja rodi...." Balas Levin. Si paling ingin tahu.

Akasa mengangguk.

"Jam berapa pertemuan Lo ??" Balas Dimas.

"Jam 9 nanti..." Balas Akasa.

Dimas mengangguk. Melemparkan sekotak rokok pada Akasa yang dibalas dua alis Akasa terangkat.

"Ada angin apaan Lo tiba-tiba ngasih gue rokok ?? Bukannya Lo nggak suka gue ngerokok ??" Balas Akasa.

Dimas menggedik.

"Kemarin gue dikasih sama temen gue,tapi Lo tahu kalau gue nggak nyebat. Yaudah buat Lo aja daripada gue jual..." Balas Dimas dan berlalu dengan beberapa piring kotor.

Akasa mengangkat kedua alisnya dan menatap teman kos lainnya.

"Terima aja,dia kayaknya ngerasa bersalah pas tahu Lo sibuk..." Balas Joni. Penghuni kos paling tua diantara semuanya.

Akasa mengangguk.

"Thanks Dim-Dim..." Balas Akasa dengan kedua tangan mengepal dan dia tempelkan di masing-masing pipinya.

Divisi Media Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang