Media Chapter 11 : Sayap Tunggal

154 20 12
                                    

'Bukankah lelah,hidup dengan bayang-bayang oranglain ??'

-Untuk sosok yang terluka,dari sosok yang sudah berteman lama dengan luka-

###

Dingin yang menusuk tulang pria berkaos hitam yang saat ini sudah basah karena efek obat yang dia tenggak. Perlahan pria itu mengerjap dan memejamkan kedua matanya cepat kala mendapati sesuatu yang tidak seharusnya ada disana. Akasa. Berusaha menetralkan degup jantungnya yang bertalu entah karena dia terkejut atau karena alasan lain.

Menghela nafas pelan dan perlahan membuka kedua matanya lagi,memastikan bahwa dia tidak sedang halusinasi dan hal yang dia lihat barusan memang bukan halusinasi. Pantas saja Akasa merasa dua kali lipat lebih gerah dari biasanya,namun dibanding menyingkirkan pelukan itu dari tubuhnya,Akasa memilih menahan semua panas yang dia rasakan sekarang.

Toh sekarang angin bertiup sedikit sejuk,sedikit banyak membuatnya beberapa kali menggerakkan gigi. Mungkin karena keadaannya yang tidak benar-benar baik. Berbicara mengenai keadaannya hari ini,dia jadi terpikirkan apa saja yang sudah dia keluhkan pada wanita di pelukannya sekarang. Dia tidak begitu memalukan bukan ??

Akasa tersentak kala mendapati pergerakan dari seseorang yang berada dalam peluknya. Akasa gelagapan dan memilih untuk memejamkan kedua matanya lagi,meski hal itu sudah diketahui oleh lawannya. Wanita itu tak sengaja menampakkan senyumnya dan kembali mengulumnya.

"Gue tahu Lo udah bangun..." Ujarnya.

Akasa kikuk,jelas. Malu sekali. Tapi dia tidak mau keadaan mereka jadi awkard jika posisi mereka sekarang seperti ini. Perlahan Akasa membuka kedua matanya dan tersenyum kikuk pada wanita yang sudah melepaskan rangkulannya dari Akasa.

"Tubuh Lo panas banget,gue jadi gerah lagi padahal rencananya gue nggak mau mandi lagi malam ini..." Keluh wanita yang sekarang sedang membenarkan cepolan nya.

"Maaf kalau kesannya gue ngerepotin Lo banget Ta..." Ujar Akasa benar-benar tak enak.

Amerta beranjak dari kasur Akasa dan tergelak.

"Santai,kalau Lo ada diposisi gue,mungkin Lo juga akan melakukan hal yang sama. Btw Kas,gue mau mandi lagi aja soalnya kayaknya keringat Lo menempel ke gue karena tadi Lo......." Ucapan Amerta terhenti kala dia sadar bahwa seharusnya dia tidak membahas itu.

Akasa jelas bingung karena tidak ingat apa yang terjadi. Akasa ketika sakit sama tololnya dengan ketika pria itu mabuk. Jadi jelas,Akasa menatap Amerta dengan pandangan polos.

"Ah nggak papa. Pokoknya gue mau minjem sekali lagi kamar mandi dan kaos Lo buat bersih-bersih,setelahnya nanti gue balik. Lo,udah cukup sehat kan untuk gue tinggal sendiri ?? Nanti gue bilang sama Jovan buat jagain Lo juga..." Jelas Amerta dan setelah dia meraih sekali lagi kaos oblong milik Akasa,wanita itu melenggang ke dalam kamar mandi.

15 menit setelahnya,Amerta keluar dengan pakaian yang baru dan dia juga memakai celana miliknya yang entah kenapa Akasa merasa tidak nyaman. Akasa berjalan ke lemarinya dan mencari celana training yang mungkin masih sanggup bertengger di tubuh ramping Amerta.

"Ini training gue kelas 12 SMA dulu. Kayaknya ini cukup nyaman dibanding celana jens itu...." Balas Akasa kepada Amerta.

Amerta menatap Akasa yang nampak kikuk. Dengan tenang Amerta mengambil celana itu dari tangan Akasa.

"Mungkin agak kebesaran tapi..." Ucapan Akasa dipotong sepihak oleh Amerta.

"No problem,thanks ya. Gue ganti dulu..." Ujar Amerta dan kembali masuk ke kamar mandi. Sedangkan Akasa ?? Dia tidak bisa untuk menahan salting,sial kenapa Akasa jadi cupu begini ??

Divisi Media Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang