Media Chapter 25 ; Clarify

122 18 2
                                    

'Gue mau egois kali ini...'

-Akasa Rajasa-

***

Selepas pembicaraan keduanya kemarin malam, pagi ini Akasa dan Amerta kembali dipertemukan di meja makan Keluarga Rajasa. Amerta tidak dapat menyembunyikan senyumannya kala Alexa menerimanya dengan sangat baik terlepas dari bagaimana keduanya terhubung.

"Kamu tidak perlu khawatir mengenai hubungan antara pasien dan dokter diantara kita Nona Amerta. Saya tidak akan pernah membahas permasalahan itu dengan Akasa..." jelas Alexa kala keduanya bertemu di meja makan.

Amerta tersenyum manis tepat ketika tatapannya bertemu dengan Akasa yang baru saja turun dari dalam kamarnya.

"Tidak menjadi masalah jika dokter mau membicarakan itu dengan Akasa..." ujar Amerta yang membuat Alexa menatapnya dan menggeleng tegas.

"Akasa sudah tahu perihal masalah saya. Hubungan saya dan papa saya, alasan mama saya di rumah sakit jiwa dan alasan saya konsultasi dengan Dokter Alexa. Akasa sudah tahu semuanya..." jelas Amerta.

Alexa nampak tidak enak.

"Apa Akasa yang memaksa Anda bercerita nona ??" balas Alexa khawatir.

Amerta menggeleng sembari menata piring untuk sarapan.

"Saya yang menceritakan sendiri. Akasa suka sama saya, dia mengatakan itu kemarin. Kemudian saya bilang bahwa saya takut, papa saya kasar dan itu membuat saya berpikir seluruh pria sama seperti beliau. Karena itu saya minta dia untuk kembali berpikir, saya terlalu berantakan untuk dia dokter...." jelas Amerta.

Alexa ikut menatap kearah tangga dimana Akasa masih berdiri disana dengan Alex yang nampaknya berbicara entah perihal apa, kemudian kembali fokus pada Amerta.

"Tidak ada yang terlalu berantakan untuk ditangani Amerta. Ketika seseorang menyukai kamu atau memilih untuk menjalin hubungan dengan kamu, se-berantakan apapun kamu tidak akan menjadi penghalang. Justru dengan kalian bersama dan kemudian kamu sembuh karena Akasa, itu akan menjadi jalan yang jauh lebih mulus diantara kalian berdua...." jelas Alexa.

Amerta nampak ragu dan Alexa sadar itu.

"Tidak papa jika nona masih tidak yakin, wajar. Asalkan kalian tidak saling melukai itu tidak perlu dipermasalahkan. Saya berharap yang terbaik saja untuk nona dan putra saya..." jelas Alexa dan dibalas senyuman tipis dari Amerta.

Sarapan telah siap.

"Apa yang kalian bicarakan di tangga itu ?? Segera turun dan kamu Akasa, Amerta ada kelas pagi, sudah menjadi tanggung jawab kamu untuk mengantarkan Amerta. Jangan lupa kalau kamu yang membawa Amerta kemari ya! Dasar anak nakal!" ujar Alexa pada Akasa yang turun bersama Alex.

Amerta menggeleng kala mereka sudah duduk berhadapan. Di kursi paling ujung di duduki oleh Alex selaku kepala keluarga, kemudian disisi sebelah kanan ada Alexa yang disampingnya ada Amerta. Lalu didepan Alexa ada Akasa.

"Saya bisa berangkat ke kampus sendiri dokter. Saya harus ke rumah dulu untuk berganti pakaian..." jelas Amerta.

"Gue anterin..." balas Akasa tegas.

Alex mengangkat sebelah alisnya kala mendengar ucapan sang putra.

"Wihh, tumben. Biasanya juga kamu kalau disuruh nganter mama atau papa males. Nganterin papa ke bandara waktu ada pertemuan dokter kepala pun kamu nggak mau. Sekarang kok cepet banget responnya ??" balas Alex membuat Akasa melotot pada sang papa.

"Papa..." panggil Alexa pada Alex dengan nada memperingati.

"Apa ?? Emang bener kok..." balas Alex enteng.

Divisi Media Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang