Media Chapter 21 ; Makrab

140 16 6
                                    

'Ta. Gue suka sama lo, lebih dari partner media...'

-Akasa Rajasa-

###

Tidak terasa, satu Minggu berakhir begitu saja hingga waktu dimana pelaksanaan proker besar Adhigana. Malam Keakraban atau yang biasa disingkat Makrab. Makrab yang dilaksanakan dua hari bertempat di salah satu pantai ternama di Jakarta itu telah berdiri lebih dari 5 tenda, 3 diantaranya tenda besar dan 2 lainnya berukuran sedang.

Pria bertahi lalat ganda itu nampak mengobrak abrik tas hitam miliknya dengan wajah memerah.

"Nyari apa ??" ujar wanita dengan kemeja satin putih dengan rambut dicepol asal, kaca mata hitam menutupi kedua netra coklat indah miliknya dari hantaman cahaya matahari, dilengkapi celana pendek berbahan jeans yang dipadukan dengan sandal jepit rumahan namun tidak menghilangkan vibes mewah didalamnya.

"Kuciran. Tadi kayaknya udah gue masukin ke tas deh, selalu begitu, kalau pas dibutuhin selalu ilang..." gerutunya.

"Penyakit para cowok. Bilangnya aja udah dimasukin tapi sebenarnya dia nggak ingat udah beneran dimasukin apa belum. Iya kan ??" seloroh wanita bercepol itu tanpa tedeng aling-aling.

Kekehan pelan diberikan sebagai balasan omelan sang wanita.

"Makanya jadi istri gue Ta biar apa-apa lo yang nyiapin. Ntar gue tinggal bilang, "sayang kucir rambut aku di kamu ??" Gitu..." balas pria berambut panjang itu.

Mendengar celotehan sang pria, wanita bercepol itu tertawa sembari meminta sang pria menunduk. Akasa Rajasa menundukkan badannya dan membelakangi Amerta saat kedua tangan Amerta dengan lihai mulai menyatukan tiap helaian rambut milik Akasa dan mengikatnya dengan tali rambut berwarna hitam milik sang wanita.

"Ngomong doang, serius kagak. Udah selesai..." balas sang wanita sembari menepuk pelan bahu sang pria.

Amerta Kanakita mendengus kala Akasa berbalik dengan wajah sumringah.

"Jadi, mau di seriusin nih ?? Tapi gue masih belum punya penghasilan tetap. Malah masih lebih besar lo penghasilannya, nggak papa kalau pas gue nggak ada duit pake punya lo dulu ?? Terus gue juga belum punya rumah sendiri, nggak papa nih kalau nebeng tinggal di rumah mama papa ??" ujar Akasa dengan raut tengil.

Amerta menonjok perut keras Akasa dengan kepalan tangannya dan berlalu dengan wajah memerah kesal. Akasa memegang perutnya dengan tawa yang menggelegar, bahkan bergerak mengikuti kemanapun Amerta pergi untuk mengejeknya.

"Seneng banget deh kelihatannya~" seloroh Jerry sembari mengabadikan momen romantis Kadiv dan Wakadiv nya bersama Rizki.

"Kan makrab ini sekalian healing..." komentar Tama yang ikut bergabung dalam pembicaraan anggota media itu.

"Kas, ini timing yang tepat untuk lo sama Amerta dating..." ujar Jevon bergurau.

Beberapa anggota himpunan inti mulai bergabung dalam pembicaraan.

"Emang boleh se-partner ship ini ??" ujar Aksara dan dibalas tawa oleh petinggi himpunan.

Akasa tidak mampu menahan salah tingkah nya dan memberikan acungan jari tengah kepada semua orang yang menertawakan dirinya dan Amerta. Berbeda dengan Akasa, Amerta sangat baik dalam mengontrol raut wajahnya namun tidak dengan deguban jantungnya.

Keduanya berakhir di daratan yang lebih tinggi dari tenda yang mereka bangun. Menatap hiruk pikuk mahasiswa baru dan beberapa anggota himpunan yang berbicara, tertawa entah karena apa dan ada juga yang mengitari pantai untuk mendapatkan tempat bagus untuk foto estetik mereka.

Divisi Media Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang